Saturday, April 14, 2012

Rooftop Prince episode 5


Nenek terkejut mendengar pengakuan Yi Gak. Tae Mu marah, apa yang kau katakan? kau ini apa? Apa kau memang merencanakan ini sejak awal?
Nenek : Cukup! Hentikan semuanya. Kalian semua keluar.

Nenek minta Tae Mu, Se Na dan Park Ha keluar. Setelah itu Nenek tanya lagi, apa kau baru saja berkata kalau kau adalah Tae Yong? Kau adalah cucuku Tae Yong, ya kan?
Yi Gak membenarkan. Benar, Nenek.

Nenek menangis sambil memeluk Yi Gak, benar! Bagaimana mungkin aku tidak mengenal cucuku. Bagaimana mungkin aku tidak mengenalmu, Nak?
Tae Yong! Tae Yong! Cucuku..

Se Na mengajak Park Ha keluar untuk bicara. Sementara Tae Mu duduk dengan syok, ia ingat saat memukul Tae Yong sampai terjatuh dari yacht ke laut. Ia juga memikirkan bagaimana hal yang sama juga terjadi pada Yi Gak.

Se Na kesal, Park Ha, katakan padaku. Kau mau kembali ke Amerika atau tidak? Park Ha merasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah ini.
Se Na : Apa yang sebenarnya terjadi?
Park Ha menjelaskan, ia menerima telp dan Yi Gak koma, makanya ia langsung lari kesini.

Se Na berkata bukan itu masalahnya. Pihak RS menelepon wali Yi Gak dan ternyata orang itu adalah kau, Park Ha! Kenapa kau dan aku selalu dikaitkan bersama? Kenapa kau selalu muncul di depanku?
(Curiga...jangan2 Se Na dan Park Ha benar2 reinkarnasinya Hwa Yong dan Bu Yong, sepanjang masa selalu bersama meskipun tidak menginginkannya hahaha)

Park Ha : Apa kau merasa sangat kesal kalau aku muncul di depanmu?

Se Na terus terang : Seperti yang kau ketahui, aku berkencan dengan orang itu yang kau lihat di belakang sana. Aku sudah berbohong padanya. Aku juga berbohong pada Presdir. Aku mengarang latar belakang keluargaku. Ibuku bukanlah penjual ikan di pasar.
Aku juga tidak punya adik dengan nama keluarga yang berbeda. Ibuku, adalah Profesor di sebuah universitas di Inggris. Aku lahir dari keluarga kaya dan tumbuh besar seperti seorang putri.
Aku pasti akan menikah dengannya. Kau mengerti? Jadi aku memohon agar kau tidak muncul di depanku lagi. (Yah..another Ripley here..)

Park Ha : Jadi itu sebabnya kau ingin aku kembali ke Amerika?
Se na : Kau menerima uang dariku dengan syarat itu, ya kan? Atau kau tidak membutuhkan uang itu lagi?
Park Ha : Aku membutuhkannya.
Se Na : Kalau begitu cepat dan pergilah. Ingat janjimu.

Se Na jalan pergi dan bertemu Tae Mu, ia terperanjat melihatnya. Tae Mu heran kenapa kau kaget sekali?
Se Na : Oh, tidak apa-apa, kenapa kau keluar?

Tae Mu berkata kalau Nenek mencari wali Yi Gak. Sena menjawab Park Ha sudah pergi, ia harus pergi mengambil sesuatu. Kenapa?
Tae Mu : Nenek ingin membawa orang itu pulang, itu sebabnya.
Se Na : Aku akan mengatakan hal itu padanya (Park Ha)

Se Na menarik Tae Mu pergi. Sebenarnya Park Ha masih disana dan menunggu di sudut.
Park Ha pulang ke apartemen atapnya.

Di dalam apartemen, Man Bo dkk sedang sibuk mengurus rambut mereka. Mereka mengeringkan rambut dengan tangan.
Chi San memuji rambut Man Bo. Sarjana Song, rambut anda semakin halus dan berkilau. Saya merasa iri.

Man Bo : Benda yang disebut sampo itu...setiap kali aku menggunakannya, busanya membersihkan rambutku dan membuatnya bersinar.

Chi San : Saya mengerti, Sarjana Song menggambarkannya dengan sangat bagus, anda sangat pintar.
Chi San menawarkan diri membantu mengurus rambut Woo Yong Seol. Yong Seol menolaknya, tidak perlu. Chi San cemberut.

Park Ha masuk ke dalam sendirian. Man Bo heran dan tanya kemana PM Yi Gak. Park Ha berkata kalau Yi Gak sekarang adalah putra keluarga kaya, jadi pikirkan saja diri kalian sendiri.
Park Ha kesal melihat tiga pria itu mengurus rambut mereka, orang di bawah mengeluh karena saluran air tersumbat gara2 rambut mereka.

Park Ha minta mereka memotong rambutnya. Tentu saja Joseon 3 menolak mentah2, lebih baik mati daripada memotong rambut. Ha!

Yi Gak pulang ke kediaman keluarga Yong. Pembantu mendekati Nenek dan lapor kalau ia sudah menyiapkan semuanya agar Tuan Muda bisa istirahat.
Nenek tanya apa piyama, baju ganti dan kamar mandinya sudah siap. Pembantu mengiyakan. Nenek mengerti dan menyuruh pembantunya istirahat.

Nenek : Tae Yong, kita akan bicara tentang semuanya besok pagi. Sekarang, kau tidur saja dengan nyenyak. Naiklah ke kamarmu dan istirahatlah. Ayo.
Yi Gak : Ya, Nenek.

Yi Gak masuk lagi ke kamar Tae Yong. Ia mengamati foto Tae Yong. Yong Tae Yong, kau jelas adalah reinkarnasiku. Tapi kenapa kau menghilang? Mengapa aku datang kesini dari Joseon?

Apa kau sudah meninggal? apa kau yang memanggilku ke dalam dunia ini?

Paginya, Yi Gak minta Nenek membeli apartemen atap itu. Nenek heran. Yi Gak berkata ia pasti akan membayar kembali uang Nenek.
Nenek berkata ini kerugian besar untuknya. Yi Gak tanya apa harganya terlalu mahal.

Membeli apartemen itu sama sekali bukan masalah untuk Presdir Yeo, tapi rencana Yi Gak yang ingin tinggal disana sampai ingatannya pulih, itu yang ditentangnya.
Yi Gak janji akan membayar kembali kebaikan Nenek.

Nenek : Baik, aku mengerti kalau kau mau tinggal di apartemen atap itu. Aku akan membeli apartemen itu dengan satu syarat. Kau..semua rambutmu itu...harus dipotong.

Yi Gak panik, saya tidak bisa memotong rambut saya! Tidak ada potong rambut, Nenek!
Nenek : Kalau kau sudah potong rambut, baru aku akan membeli apartemen itu.

Pemilik Apartemen atap menemui Park Ha, ia mengatakan kondisinya dan tanya kapan Park Ha bisa pindah. Park Ha berkata besok pagi ia bisa pindah.

Yi Gak datang. Park Ha masuk ke rumah. Joseon 3 langsung menyambut Yi Gak, Yang Mulia..ada masalah. Park Ha ingin meninggalkan rumah atap ini. Kita harus tidur di jalanan.
Yong Seol : Ini adalah kediaman Yang Mulia, saya akan mempertaruhkan nyawa saya untuk melindunginya.

Yi Gak dll masuk ke dalam rumah, Chi San memanggil Park Ha keluar karena Yi Gak harus bicara sesuatu pada Park Ha.

Park Ha keluar dan memberikan semua baju tradisional milik mereka. Semuanya sudah di dry-clean.

Man Bo heran kenapa mereka mendapatkan baju mereka padahal belum lunas membayar hutang pada Park Ha.
Park Ha : Lupakan saja,aku hanya mengembalikan baju2 ini padamu.

Park Ha juga mengembalikan pedang Woo Yong Seol dan pesan agar Yong Seol tidak membawa pedang ini keluar karena berbahaya.
Yi Gak menyuruh ketiganya keluar dulu, mereka membungkuk dan keluar.

Yi Gak minta maaf, semua kata2nya yang ia katakan waktu itu, dikatakan tanpa tahu situasi sebenarnya.
Park Ha berkata Yi Gak pasti senang bisnisnya hancur. Yi Gak menyuruh Park Ha berkata ke pemilik rumah kalau ia tidak akan pindah dari apartemen atap ini.

Park Ha : Lupakan, apa kau benar2 cucu Presdir?
Yi Gak : Benar.
Park Ha : Aku akan gila, kenapa aku percaya pada orang dengan begitu mudah. Apa kau benar2 dia?
Yi Gak : Ya, itu yang sebenarnya.
Park Ha : Kau adalah dia atau bukan terserah, panggil teman2mu dan minta mereka berkemas, karena aku juga akan berkemas.

Park Ha memberikan sapu tangan bersulam pada Yi Gak, paman pemilik laundry menemukan sapu tangan ini di lengan baju kostum Pangeran.
Yi Gak terkejut dan segera mengambilnya, jadi ternyata disana. Aku mencarinya selama ini.

Yi Gak membentangkan sapu tangan sulam karya Bu Yong yang dikira buatan Hwa Yong, ia terkejut karena kupu2 kuning itu masih ada di sana.
Apa yang terjadi, kupu2nya menghilang tapi sekarang sudah kembali.

Park Ha sedikit heran, kupu-kupu? Yi Gak menangis karena ingat saat Putri Mahkota meninggal dan kupu2 itu hidup karena tetesan air matanya.

Park Ha masuk ke kamarnya dan merenung, ia mengambil kaleng biskuitnya dan mengeluarkan lukisan dirinya di balik post card, dengan kupu2 kuning itu.

Park Ha ingat saat2 bahagia di New York. Park Ha sepertinya tidak tahu kalau Tae Yong yang melukisnya.

(Kupu-kupu kuning dalam kebudayaan Korea bisa berarti Raja, Putra Mahkota atau keberuntungan. Melihat kupu2 kuning berarti mendapat keberuntungan. Kalau kupu2 putih artinya kematian.)

Mimi dan Becky menyerbu masuk ke apartemen Park Ha, melewati Yi Gak di ruang tengah dan langsung masuk ke kamar Park Ha.

Mimi terlalu emosional dan menjatuhkan kaleng biskuit Park Ha, membuat isinya jatuh berantakan. Kedua gadis itu merasa marah dan sedih karena Park Ha eonni harus pindah, apa yang akan kami lakukan tanpamu?

Yi Gak yang mendengar pembicaraan mereka jalan keluar. Joseon 3 berlutut di depannya dan berkata mereka tidak bisa melakukan keinginan Yi Gak.
Yi Gak ingin mereka potong rambut, tapi ketiganya menolak. Yong Seol bahkan minta PM Yi Gak memenggalnya saja daripada potong rambut.

Yi Gak berkata mereka punya dua masalah, satu, menyesuaikan diri dengan dunia ini dan dua, melindungi apartemen atap itu sebagai jalan kembali ke Joseon. Solusinya adalah potong rambut.

Man Bo dan Chi San memeluk kaki Yi Gak. Man Bo minta Yang Mulia berpikir dengan jernih. Chi San berkata jika mereka kembali ke Joseon dan rambut mereka pendek, maka mereka akan dilempari batu sampai mati.

Yong Seol berkata daripada potong rambut lebih baik semua mati disini saja. Ia berdiri dan pergi untuk mengambil pedang.

Man Bo dan Chi San menghentikan tangisnya dan menoleh ke Yong Seol, mereka segera mencegah Yong Seol. Siapa yang mau mati?

Bahkan Yi Gak juga berusaha menghentikan Yong Seol, tapi tekad Yong Seol sudah bulat, bahkan Putra Mahkota juga tidak bisa menghalanginya. Chi San menaiki punggung Yong Seol berusaha mencegahnya, tapi dengan mudah Yong Seol melepaskannya.

Mimi dan Becky mengamati tingkah polah mereka sambil geleng kepala, para oppa itu pasti sudah mendengar kalau Park Ha akan meninggalkan apartemen atap dan mereka pasti merasa sangat kesal. Mereka terlalu berlebihan.

Komputer Mimi ternyata menggunakan screen saver gambar komik Yi Gak dan Joseon 3. Cute. Jadi Mimi critanya yang menggambar mereka haha..

Mimi masuk dan menyalakan ponselnya, ia terkejut karena di dalamnya ada foto Tae Yong dengan Nenek.

Mimi mengeluh, ponselku tertukar rupanya. Lalu ia komen kalau Yi Gak oppa ternyata keren jika rambutnya pendek.

Direktur Yong terkejut saat mendengar kalau Yi Gak menginap di rumah Nenek semalam. Apa orang itu benar2 Tae Yong?
Tae Mu kesal dan berkata jelas bukan, si brengsek itu bukan Tae Yong. Ayahnya ingin lapor polisi.

Tae Mu terkejut dan mencegahnya, ia beralasan tidak baik membuat orang luar tahu masalah keluarga mereka. Tae Mu juga takut jika polisi mulai memeriksa sana-sini, seperti kalau Yi Gak bukan Tae Yong lalu dimana Tae Yong dll.

Tae Mu usul untuk mengadakan pertemuan keluarga saja malam ini.

Nenek dll berkumpul di ruang keluarga mereka. Ayah Tae Mu mengusulkan tes DNA. Nenek menghela nafas. Direktur Yong membujuknya agar melakukan tes ini karena ini demi kebaikan semua orang, agar tidak bertanya-tanya terus sepanjang hidup.
Nenek ingin tahu berapa lama bisa di dapat hasil tesnya. Tae Mu berkata bisa dalam waktu sehari.

Nenek setuju. Tae Mu meminta dokter melakukannya. Dokter berkata akan mengambil sampel dari cucu dulu baru kemudian dari Nenek.

Dokter jalan mendekati Yi Gak dan meminta sampel dari mulutnya dengan cotton bud steril. Yi Gak terkejut melihat cotton bud itu dan menolaknya, ia tampak ketakutan.

Tae Mu menyeringai tipis, ia menahan Yi Gak dan pura2 membujuk kalau ini cuma sebentar. Yi Gak meronta2.

Yi Gak menjatuhkan ponsel Tae Yong dari sakunya. Bibi Seol Hee menghentikan mereka, tahan!

Bibi memungut ponsel itu dan menghidupkannya. Ia terkejut karena melihat foto Nenek dan Tae Yong sebagai wallpapernya.
Bibi menunjukkan foto itu pada semuanya, lihat! Ini Eonni dan Tae Yong! Bibi memberikan ponsel itu pada Nenek.
Nenek mengambil ponsel itu dan melihatnya, oh Tuhan. Ya ini sudah pasti benar! Ponselnya dimatikan sebelumnya, oh Tuhan.

Tae Mu syok, ia ingat sudah melempar ponsel itu ke laut, bagaimana bisa sampai disini.

Nenek menyuruh Tae Mu menelepon ke ponsel Tae Yong, cepat! Tae Mu dengan gemetaran mencoba menelepon ponsel itu.

Tae Mu ingat saat ia dan Tae Yong foto2 bersama di NY. Semua menunggu telp dari Tae Mu dengan tegang. Tiba2 ponsel Tae Yong bunyi. Ada nama Tae Mu sebagai pemanggilnya.

Tae Mu syok. Nenek senang sekali dan Bibi Seol Hee langsung merangkul Yi Gak. Ini benar2 kau..Tae Yong. Kemana saja kau selama ini?

Nenek dan semuanya pindah ke meja makan. Nenek minum tehnya dengan perasaan senang. Ayah Tae Mu berkata kalau 2 tahun lalu, Tae Mu ke NY mencari Tae Yong, andaikan waktu itu Tae Mu bisa menemukan Tae Yong, Tae Mu pasti akan membawa Tae Yong pulang.
Tae Yong, kau pasti sudah menderita 2 th ini. Tae Mu juga pasti merasa lega sekarang.

Tae Mu mengiyakan. Nenek berkata tidak punya alasan untuk merasa ada kesalahan atau curiga. Nenek berkata ke Tae Mu+ Yi Gak, sekarang hanya tinggal kalian berdua, kalian harus bersahabat seperti dulu lagi.
Tae Mu dan Yi Gak mengiyakan.

Direktur Yong tanya apa Tae Yong ingat dirinya, aku ini pamanmu. Yi Gak menggeleng, ia tidak ingat.

Bibi Seol Hee tiba2 punya ide. Tae Yong hilang selama 2 th dan ponselnya tidak pernah diganti. Jadi, kalau mereka membuka isi ponselnya, pasti akan ketahuan apa yang terjadi pada Tae Yong selama 2 th ini. Mereka bisa mengecek foto dan pesan di ponsel ini untuk melihat bagaimana Tae Yong hidup.

Tangan Tae Mu gemetaran dan ia minum teh untuk menutupi rasa gugupnya. Nenek merasa itu ide cemerlang dan menyerahkan ponsel ke Se Na, biar anak muda saja yang melakukannya.
Se Na menerima ponsel Tae Yong dan mencoba membuka file-nya. Tapi ternyata dikunci dengan password. Se Na tidak tahu passwordnya.

Direktur Yong tanya ke Yi Gak apa ingat passwordnya. Yi Gak berkata tidak ingat. Se Na berkata mereka bisa membawanya ke pusat service dan membongkar passwordnya.
Nenek setuju, ia minta Tae Mu mengambil identitas Tae yong di kamar dan mengantar Tae Yong ke pusat service ponsel. Agar semua bisa tahu apa yang terjadi pada Tae Yong selama ini di NY.

Tae Mu mau tidak mau harus mengantar Yi Gak ke pusat service. Keduanya duduk diam sambil saling melirik. Yi Gak mengantungi ponsel itu di sakunya bersama saputangan sulamnya. Yi Gak mengambil saputangan itu dan tanpa sengaja menjatuhkan ponsel.
Tae Mu melihat itu, tapi ia diam saja.

Tae Mu menurunkan Yi Gak ke parkiran dan minta Yi Gak menunggu, ia akan memarkir mobil dulu.
Tae Mu mengambil ponsel Tae Yong, ia mematikannya dan menyimpan ponsel di sakunya. Tae Mu tersenyum puas.

Tae Mu mengantar Tae Yong ke kantor service ponsel dan minta mereka membongkar passwordnya. Petugas bersedia melakukannya, ia hanya membutuhkan ID pemilik dan ponsel.
Yi Gak memberikan ID Tae Yong, tapi panik saat tidak menemukan ponsel itu. Tae Mu tersenyum tipis, tapi pura2 cemas, ada apa? kau kehilangan ponselnya?

Se Na menerima telp dari ibunya. Ibu sekarang ada di depan apartemen Se Na, ada yang harus ia bicarakan. Se Na terkejut, darimana ibu tahu alamat apartemennya.
Ibu : Darimana lagi? tentu dari Park Ha.

Se Na tampak kesal, tapi membiarkan ibunya masuk. Ia memberikan minum pada ibunya. Ibu tampak kagum dengan apartemen Se Na.

Ibu berkata ia ingin membantu Park Ha mengumpulkan uang 40 juta won. Ia ingin mencari pinjaman 20 juta dan ia minta Se Na menutup sisanya.
Se Na sebal, kenapa aku harus melakukan itu.

Ibu meyakinkan Se Na kalau Park Ha bisa membayar kembali uang itu, ia hanya merasa kasihan pada Park Ha yang sudah berusaha keras selama 2 th untuk memulai bisnisnya, sekarang justru harus kembali ke Amerika.
Se Na dengan dingin berkata kalau mereka sama sekali tidak ada hubungannya.

Ibu kesal, bagaimanapun dia itu adalah adikmu.
Se Na marah, adik? Adik apa? Aku tidak pernah mengakuinya sebelumnya. Jadi, ibu jangan berkata seperti itu!

Ponsel Se Na bunyi, Tae Mu telp. Ia tanya apa Se Na ada di apartemen. Se Na bohong dan berkata ia masih diluar.
Tae Mu ingin ke apartemen Se Na. Ia berkata pasti akan sampai lebih dulu.

Se Na tampak panik, ia langsung mengantar ibu keluar. Masih ada yang harus ia kerjakan dan ibu harus segera pergi.
Ibu kebingungan dan meninggalkan tasnya di apartemen Se Na. Se Na mengantar ibunya keluar.

Tae Mu masuk ke apartemen Se Na. Ia mengamati ponsel Tae Yong, lalu berniat menghancurkannya. Tae Mu cari sesuatu yang bisa untuk merusak ponsel.
Tae Mu menemukan batu apung, ia mengambil batu dan mencoba memecahkan ponsel. Hanya kena kaca dan sedikit retak. Se Na datang.

Tae Mu cepat2 duduk di sofa. Se Na menyapa Tae Mu dan minum. Tae Mu memasukkan ponsel itu ke tas yang ditinggalkan oleh ibu.
Se Na : Kudengar sepupumu kehilangan ponselnya. Apa Presdir kecewa?
Tae Mu mengiyakan, ya mungkin saja.

Se Na menyadari tas ibu, ia tampak gugup dengan tas itu. Tae Mu juga. Keduanya gugup melihat tas itu dengan alasan berbeda.
Tae Mu berkata ia merasa lapar dan Se Na langsung mengajak Tae Mu makan mie diluar. Se na dan Tae Mu keluar dari apartemen.

Saat mereka diluar, Se Na melihat ibunya jalan kembali ke apartemen. Se na tiba2 berkata ia melupakan sesuatu dan harus kembali ke dalam.
Se na keluar mobil dan minta Tae Mu pesan mie duluan.

Se Na kembali ke apartemen dan ibunya langsung mengambil tasnya. Ibu kesal, ini karena kau membuatku terburu-buru, aku jadi melupakan ini. Aku pergi sekarang.
Se Na minta Ibu tidak mengatakan apapun tentang uang pada Park Ha.

Ibu : Ya aku tahu, dasar gadis jahat.
Se Na mengeluarkan dua lembar 50 ribuan dan memberikan ke ibu untuk ongkos taksi, lain kali ia minta ibu telp dulu kalau mau datang, jangan tiba2 mampir.

Ibu mengambil uang Se Na dengan kesal lalu jalan pergi. Diluar, ia bertemu Tae Mu. Tae Mu seperti ingat, tapi lupa dimana ia pernah melihat Ibu. Tae Mu masuk lift dan pergi ke apartemen Se Na.

Se na tanya apa Tae Mu lapar, makan mie di rumah saja kalau begitu. Tae Mu bingung mencari tas ibu.
Se Na heran, apa kau mencari sesuatu?

Tae Mu tanya, bukankah tadi ada tas kertas disini? Se Na berkata sudah membuangnya di tong sampah, kenapa kau mencarinya?
Tae Mu : Tadi..kukira aku menjatuhkan kartu nama didalamnya.

Se Na tanya apa perlu mencari tas itu di tong sampah. Tae Mu berkata tidak perlu. Ia bisa mendapatkan nomornya di kantor besok pagi.
Se Na masak spaghetti dan minta Tae Mu mengambil anggurnya. Keduanya tampak lega karena berhasil mengatasi masalah mereka masing2.

Park Ha sudah mengosongkan apartemennya, barang2nya baru saja diangkut. Ia ingat boneka lobaknya. Park Ha langsung lari menyusul truk angkutan itu.
Park Ha minta waktu sebentar untuk mencari barang yang penting. Park Ha mengaduk2 kotak2 di jok truk.

Ia lega karena berhasil menemukan boneka lobak kesayangannya. Park Ha membelai lobak itu dengan penuh kasih sayang.

Nenek mengajak Bibi, Yi Gak, Man Bo, Chi San dan Yong Seol untuk makan malam bersama. Nenek tampat tertegun melihat penampilan teman2 "cucunya".
Sebaliknya Joseon 3 memandang makanan di depannya dengan bingung. Hidangan malam itu beef steak dengan salad. Haha..

Bibi Seol Hee tanya apa teman Tae yong juga artis/pelukis seperti Tae Yong, sejak kapan kalian memanjangkan rambut kalian?
Man Bo berkata sejak mereka lahir. Bibi mengerutkan wajahnya, itu jorok sekali.

Nenek berkata ia sengaja menyediakan steak, makanan kesukaan Tae Yong, apa kalian menyukainya?

Joseon 3 melihat ke arah PM Yi Gak dan Yi Gak memberi kode untuk mengiyakan. Chi San dkk menjawab dengan sopan, kalau mereka menyukainya.

Nenek : Kalau begitu ayo kita makan.
Chi San, Man Bo dan Yong Seol memegang pisau-garpu mereka dengan canggung, bagaimana cara memakannya. Chi San berkata Yong Seol ahli dalam soal pisau.

Yong Seol minta ijin apa boleh menggunakan pisaunya. Nenek mengiyakan, tentu saja. Bibi juga berkata kalian memang harus menggunakan pisau jika mau makan steak.

Yong seol membungkuk dan mengambil "pisaunya". Pisau Yong Seol adalah pedang kebesarannya hahaha..ia menghunus pedang berkilauan itu, membuat Nenek dan Bibi seperti akan jantungan.

Chi San dan Man Bo mengangkat piring2 mereka dan Yong Seol beraksi, memotong daging, kentang, dan sayuran dengan cepat dan rapi. Lalu membuat potongan2 itu jatuh ke piring dengan sempurna.

Yi Gak tampak bangga dengan kemampuan Yong seol, tapi ia melihat Nenek dan Bibi syok. Ia mencoba memberi kode pada Yong Seol untuk berhenti, tapi Yong seol terlalu asyik memainkan pedangnya.

Yi Gak mengajak tiga stafnya ke dalam kamar Tae Yong. Chi San dkk melihat foto Tae Yong dan takjub, bukankah itu anda, Yang Mulia? Man Bo tanya, siapa orang itu Yang Mulia?

Yi Gak : Kalian semua dengarkan apa yang akan kukatakan. Mulai sekarang, jangan panggil aku Yang Mulia. Aku bukan lagi Putra Mahkota.
Ketiganya protes, kenapa Yi Gak berkata seperti itu. Yi Gak dengan tegas minta mereka jangan memanggilnya Yang Mulia.

Yong Seol : Kami hanya bisa patuh jika anda memberikan alasannya.

Yi Gak menjelaskan, ia bukan lagi Putra Mahkota, melainkan Tae Yong. Tidak lama lagi kau akan melihat Putri Mahkota juga.

Man Bo : Apa itu artinya dia sudah bereinkarnasi?
Yi Gak mengangguk.

Man Bo : Apa anda tahu kalau Putri Mahkota sudah reinkarnasi dan ada disini?
Yi Gak mengiyakan, itu sebabnya ia harus menjadi Tae Yong sekarang. Man bo menebak, kalau begitu Tae Yong adalah reinkarnasi anda? Yi Gak mengangguk lagi.
Man Bo langsung berdoa : Oh Penguasa Langit dan Bumi..

Yi Gak mengira Tae Yong mungkin sudah meninggal di satu tempat atau kalau tidak aku tidak akan datang ke sini dari Joseon.

Man Bo : Yang Mulia anda sungguh pintar. Jadi maksud anda, dua tubuh yang identik sama tidak akan bisa berada di ruang dan waktu yang sama.

Yi Gak : Tepat, seperti itu kesimpulanku. Kenapa Tae Yong menghilang dan bagaimana itu bisa berhubungan dengan pembunuhan Putri Mahkota? Aku akan mencari tahu kebenarannya. Saat kita tahu yang sebenarnya, kita akan bisa kembali ke Joseon.
Aku bukan Putra Mahkota, melainkan Tae Yong. Kalian harus ingat itu.

Joseon 3 mengiyakan, kami akan mengingatnya.

Park Ha berdiri di apartemen rooftopnya, ia memandangi kota Seoul. Park Ha mengeluarkan mainan sepasang pria-wanita batu itu dari sakunya. Tanpa sengaja ia menjatuhkan mainan itu dan tersangkut di kabel listrik.
Park Ha mengeluh dan berusaha meraih mainan itu, tapi tangannya kurang panjang, sehingga Park Ha harus benar2 merentangkan badannya. Ini sebenarnya bahaya, Park Ha bisa kehilangan keseimbangan dan jatuh ke bawah.

Yi Gak muncul dan terkejut melihat posisi tubuh Park Ha yang seperti itu. Yi Gak salah paham dan mengira Park Ha ingin bunuh diri.
Yi Gak lari dan langsung memeluknya dari belakang. Yi Gak menarik Park Ha menjauh dari tepi tembok, ia memeluk Park Ha terlalu keras, sampai Park Ha tercekik haha.

Yi Gak : Kau tidak boleh mati! Kau harus hidup!
Park Ha berusaha melepaskan diri karena tercekik, tapi Yi Gak tetap memeluknya dengan erat, janji dulu kau tidak akan lompat!
Park Ha tidak bisa bernafas, dan berseru, Ya!

Yi Gak melepasnya. Park Ha bisa bernafas lega, ia kesal, kau kenapa? Siapa yang mau lompat?
Yi Gak heran, kalau tidak lalu kenapa seperti itu? Park ha menunjukkan mainan batunya yang terjatuh.

Yi Gak mengambilkan mainan itu untuk Park Ha, tingkah lakumu seburuk biasanya.

Park ha tanya kenapa Yi Gak datang kesini. Yi Gak mengeluarkan soju dan whipped cream, ia ingin membayar hutang karena Park Ha sudah menjaganya waktu itu.
Park Ha tersenyum, ia tampak geli.

Man Bo, Chi San dan Yong Seol berganti baju dengan baju resmi mereka. Ini hari peringatan kematian ibu Man Bo. Chi San dan Yong Seol akan menyiapkan sajiannya. Man Bo yang mengurus prosesi doanya.
Man Bo berterima kasih, ibuku yang di surga pasti akan bahagia, ayo kita buat peringatan sederhana tengah malam ini.

Park Ha dan Yi Gak minum soju di dalam. Yi Gak makan creamnya. Ia suka rasa manis cream ini. Park Ha minum soju dan menolak cream dari Yi Gak, tidak.

Jika aku makan makanan manis hari ini, akan berbahaya. Lebih baik mencari kebahagiaan dalam kepahitan.
Yi Gak heran, apa maksudmu?
Park Ha : Kau tidak perlu tahu.

Yi Gak mencibir. Ia tanya kenapa Park Ha bicara seperti itu padanya, kenapa kau tidak menyapaku dengan sopan?

Park Ha : Katanya kau cucu seorang Nenek yang kaya? Itu artinya kau tidak lebih tua 300 th dariku, aku memperlakukanmu dengan sopan sebelumnya karena kupikir kau itu kakek usia 300 th.
sekarang kita cari tahu, kau yang oppa atau aku yang noona. Berapa usiamu tahun ini?

Yi Gak : Aku tidak ingat.
Yi Gak menawarkan soju lagi, ayo minum. Park Ha menghela nafas dan berkata ia juga tidak ingat. Keduanya berpandangan.

Chi San turun ke dapur tengah malam, ia membuka kulkas dan mencari sesuatu. Ia menemukan saus tomat, Chi San senang. Oh ini bukankah ini yang ditaruh diatas omurice?

Nenek terbangun dan minum air. Ia heran kenapa pintu kulkasnya terbuka. Chi San mendengar suara Nenek dan gelisah. Nenek menutup pintu kulkas dan melihat Chi San dengan baju Joseon plus mulut belepotan saus tomat.

Nenek syok, ia pikir sudah melihat vampir. Nenek langsung pingsan. Kasihan..Nenek jadi kaget. Chi San kebingungan, tapi masih sempat menjilati saus di mulutnya.

Park Ha cerita, ia mengalami kecelakaan mobil dan terluka. Ia tidak ingat apa yang terjadi. Aku datang ke dunia karena orang tuaku, tapi setelah usia 9 th aku sendirian.
Park Ha tidak punya kenangan indah masa kecil. Kapanpun aku merasa lelah karena kerja cari uang, aku akan membayangkan aku bersantai di bawah pohon palem.

Park Ha menunjukkan foto pantai yang menjadi wallpaper ponselnya. Seperti ini. Park Ha belum pernah ke pantai seperti itu, tapi hanya membayangkannya saja ia merasa lebih baik.

Tiba-tiba ada pohon palem dan matahari virtual di apartemen mereka haha..

Park Ha menunjukkan boneka mainan yang tadi jatuh, ini..ini dibuat dari biji palem. Jika kau mengikat tangan dibelakangnya, mereka akan membantuku mencari uang. Kalau kaki dan tangan mereka dikaitkan berarti aku akan mendapatkan cinta. Jika kau mengaitkan tangan mereka satu sama lain, artinya kau berharap untuk kesehatan.

Yi Gak : Tapi kenapa kau masih seperti ini, kenapa kau tidak mencoba membuat harapan?
Park Ha kesal, ia melotot ke Yi Gak. Lalu memberikan boneka itu dan memintanya mengucapkan harapan.
Yi Gak : Tunggu dan lihat saja.

Bibi juga terbangun (ada apa dengan mereka, kok bisa tiba2 bangun tengah malam semua.) dan Yong seol muncul, ia tanya dimana Bibi menyimpan minuman keras. Yong Seol mengajaknya pergi bersama. Maksudnya mengambil minuman itu bersama.
Tapi Bibi salah sangka, ia pikir ini penjaga akhirat yang akan menjemputnya. Tidak! Aku belum siap untuk pergi. Aku tidak bisa pergi.

Bibi sangat ketakutan, ini bukan waktuku. Aku tidak akan mati, tidak. Ia memukul Yong Seol.
Yong Seol bingung, apa yang kau lakukan? Bibi pingsan.

Yi Gak melepaskan tirai apartemen dan menyelimuti Park Ha, apa kau akan ke Amerika besok pagi?
Park Ha mengiyakan, ia sudah beli tiket pesawat dan sudah menemukan rumah.

Yi Gak : Kalau kau bisa tinggal di rumah ini, apa kau masih harus pergi?
Park Ha : Semua sudah selesai, aku harus pergi.
Yi Gak : Tinggal saja di rumah ini.

Man Bo, Chi San, Yong Seol mengadakan upacara peringatan kematian ibu Man Bo. Mereka berdoa dan memberi hormat di depan altar.
Tiba2 sesosok wanita muncul. Ia berdiri di depan Joseon 3.

Man Bo syok, Eomeoni! Mereka pikir itu arwah ibu Man Bo. Sekarang giliran Joseon 3 yang pingsan.

Sebenarnya itu pembantu wanita keluarga Yong yang mengenakan masker di wajahnya.

Ia justru bingung, omo! omo! apa yang terjadi? anak muda! anak muda!

Yi Gak dan Park Ha mulai mengantuk, kepala mereka saling terantuk..sweet dream.

Paginya, Park Ha terbangun dan Yi Gak sudah tidak ada.

Yi Gak mengajak Chi San, Man Bo dan Yong Seol pergi ke satu tempat. Ia menyuruh mereka duduk di belakang. Sopir masuk dan terkejut, Tuan Muda. Mana mereka?

Yi Gak dan sopirnya turun, mereka bingung karena Joseon 3 tidak kelihatan. Yi Gak curiga dan meminta sopir membuka bagasi. Tarra...disanalah mereka berada. Oh...three cute little puppies.
Sopir menahan ketawanya.

Yi Gak mengajak ketiganya ke kantor home shopping. Ini sebenarnya kantor SBS ya..City Hunter juga disini.
Yi Gak menunjuk Se Na, disana, itu dia. Apa kalian melihatnya? Jaket biru, bawahan pink.
Man Bo : Orang yang baru saja berhenti jalan.
Yi Gak membenarkan, ya wanita itu. Dia adalah Putri Mahkota.

Man Bo dkk : Bin Gung Mama..
Yi Gak tanya siapa yang mau masuk duluan. Chi San sebagai Kasim merasa itu adalah tugasnya, Yang Mulia, saya akan masuk mencari Bin Gung Mama dan mengajaknya keluar.

Tidak lama, petugas keamanan menggotong Chi San dan melemparkannya keluar. Orang dengan rambut panjang, kecuali wanita dilarang masuk!

Man Bo mencoba masuk, dengan gaya pejabatnya ia tanya Siapa yang bertanggung jawab disini? Aku ingin negosiasi dengannya, kirim dia keluar.
Penjaga membentaknya, kau pria dengan rambut panjang, cepat pergi!
Man Bo langsung balik kanan dan menghadap Yi Gak dengan kepala tertunduk, Yang Mulia..dia bilang saya tidak bisa masuk.

Sekarang giliran Yong Seol. Ia maju dengan full power. Dua petugas itu terkejut dan pasang kuda2. Tapi mereka bukan tandingan Yong Seol.

Masalahnya, ada di pintu. Pintu utama kantor adalah pintu putar.

Yong Seol jalan masuk dan ikut putaran pintu. Ia justru sampai di luar lagi, ketemu dengan dua penjaga tadi.
Yong Seol menghajar mereka kembali. Dua orang itu langsung KO.

Yong Seol masuk dan menghadapi masalah yang sama, ini kaya Shanghai Noon aja. Yong Seol sampai diluar lagi, setelah beberapa kali terus seperti ini, Yong Seol jadi pusing.

YI Gak mengumpulkan tiga stafnya, ini kenyataan. Kita tidak bisa masuk ke dalam dengan kondisi kita sekarang. Yi Gak berkata mereka tidak bisa terus seperti ini.

Karena kita hidup di dunia ini, maka kita harus mengikuti aturan dan tata-cara mereka. Hanya ada satu cara.
Tiga stafnya masih belum siap : Yang Mulia!
Yi Gak : Rambut panjang kita akan tumbuh kembali.

Park Ha bicara pada boneka lobaknya, pergi atau jangan pergi. Kalau jatuh ke depan berarti pergi, kalau kebelakang berarti tidak pergi.
Park Ha mencobanya dan boneka itu jatuh ke depan dua kali dan kebelakang sekali.
Park Ha berkata jika Yi Gak berusaha menahannya, apa aku tetap disini saja? Dia dengar suara langkah kaki orang. Park Ha tersenyum dan membuka pintu.

Park Ha keluar dan melihat Joseon 4, ada apa? Ini akan segera jadi rumah orang lain.
Yi Gak : Kudengar ada benda yang disebut foto peringatan. Kami kesini untuk mengambil foto peringatan.
Park Ha : Foto peringatan?

Yi Gak membenarkan, cepat dan bawa keluar mesin fotonya. Yi Gak menyuruh anak buah memindahkan meja, siap2 foto.

Park Ha menyiapkan kameranya. Joseon 4 berpose. Yi Gak duduk di tengah, tiga stafnya duduk di belakangnya. Park Ha minta mereka diam dulu dan ia memberi instruksi pada masing2 orang.
Yong Seol, apa kau sedang kesal? Coba senyum sedikit. Yi Gak juga mengikuti perintah itu. Chi San harus menurunkan dagunya sedikit. Song Man Bo jangan menyilangkan tangan. Rileks saja.

Park Ha : Bagus, semuanya tetap diam. Yi Gak-ssi, apa kau mau foto sendiri? Kau harus menyediakan tempat untukku.
Yi Gak bergeser. Wow..Yoo chun bisa geser duduknya tanpa mengangkat pantat lo. keren..

Park Ha tersenyum melihat kamera, ia langsung memasang timer dan segera duduk di samping Yi Gak.
Mereka berlima foto bersama dengan macam2 gaya yang aneh.

Waktunya potong rambut. Ke-empatnya sudah duduk di salon, tapi tidak juga bersedia rambut mereka dipotong.
Empat penata rambut saling memandang dengan bingung.

Yi Gak selesai meditasi, ia membuka matanya dan berkata : Mulai.
Man Bo, Chi San, dan Yong Seol syok. Ketiganya menoleh dengan panik.

Do Chi San panik, ia berdiri dan ingin melarikan diri, saya tidak bisa melakukannya, tidak bisa. Yong Seol berdiri dan memanggilnya, asiten Do kembali.
Man Bo membujuk Yi Gak , masih belum terlambat bagi kita untuk tidak memotong rambut. Lepaskan saja apartemen rooftop itu.

Yi Gak : Potong rambutku lebih dulu.
Penata rambut maju dan mulai memotong rambut Yi Gak. Rambut itu jatuh ke lantai dengan slow motion.
Joseon 3 teriak : Yang Mulia!! Yang Mulia, jangan memotongnya!
Yi Gak menutup mata dan air matanya mulai keluar.

Man Bo juga harus merelakan rambutnya, ia menangis, Oh Tuhan..

Chi San tidak sanggup lagi menahan stressnya. Ia pingsan.

Woo Yong Seol, menangis dalam diam.
Bua hahaha..aku tidak mengira masalah rambut bisa sebesar ini. Di Jaman Joseon, rambut melambangkan bakti pada orang tua, kehormatan dan harga diri. Itu sebabnya mereka mati2an menjaganya.

Yi Gak kembali ke apartemen rooftop dengan rambut baru, Park Ha! Park Ha! Tapi apartemen itu sudah kosong.
Park Ha mengemasi barangnya dan naik bis tujuan Incheon. Ia duduk sambil memeluk boneka lobaknya.

Yi Gak melihat bis itu, ia lari-lari mengejarnya. Tapi bis itu sudah keburu pergi.

Yi Gak lari menyeberangi jalan dan hampir tertabrak truk. Untung, truk itu remnya hebat. Truk itu berhenti hanya beberapa cm dari Yi Gak.

Yi Gak syok, ia terjatuh. Sopir truk keluar dan berseru lega, untunglah! Hei, kau harus lihat2 sebelum menyeberang jalan. Kau tidak apa-apa? Apa kau terluka? Kau bisa jalan? Ayo kita ke RS dulu.
Pria itu membantu Yi Gak berdiri dan ingin mengajaknya ke RS. Yi Gak berkata ia tidak apa-apa dan ingin mengejar bis tadi. Sopir truk berkeras ingin mengantar Yi Gak ke RS.

Yi Gak justru melihat papan reklame besar dengan gambar pemandangan pantai di jok belakang truk. Yi Gak menunjuknya, itu..jual gambar itu padaku. Aku bisa membayarmu dua kali lipat.
Pria itu menolak, ini pesanan orang. Aku sudah janji akan mengirimnya. Yi Gak mengeluarkan credit card hitamnya dan pria itu terkejut, apa ini credit card yang tanpa limit itu?

Park Ha masih di bis dan ia mulai mengantuk. Park ha melihat papan reklame pantai itu di sebelah bisnya. Ia menoleh dan memandangi "pantai" itu.
Truk itu jalan sejajar bis dan Yi Gak berusaha mencari Park Ha. Yi Gak teriak2,menunjuk Park Ha dan minta bis untuk berhenti.
Park Ha syok melihatnya.

Bis akhirnya berhenti. Yi Gak naik ke atas dan lari ke tempat duduk Park Ha. Park Ha menutupi mukanya dengan boneka lobak itu.

Yi Gak marah, kau mau kemana tanpa ijinku? Park Ha menjawab, bukankah kita sudah mengambil foto peringatan? Bukankah itu artinya kau mengucapkan selamat tinggal?

Yi Gak : Kenapa kau naif sekali? Kita akan potong rambut, bukankah itu harus difoto dulu sebelumnya?
Aku menemukan pantai tropis untukmu, kau tidak perlu pergi jauh lagi untuk merasa lebih baik.

Yi Gak menarik tangan Park Ha dan membawa tasnya, ayo pergi. Semua penumpang bis justru tepuk tangan, karena mengira ini adegan cinta antara sepasang kekasih yang baikan lagi. Hahaha..

Yi Gak dan Park Ha berdiri di pingging jalan. Yi Gak menggenggam pergelangan tangan Park Ha. Keduanya tampak canggung.

Yi Gak melepaskan tangan Park Ha. Park Ha menyadari rambut baru Yi Gak dan menunjuknya. Yi Gak tersenyum bangga.

Park Ha juga tersenyum. Tidak ada yang tahu betapa sulitnya membujuk Joseon 4 memotong rambut kecuali Park Ha.

Keduanya duduk di pinggir jok truk sambil memandangi reklame pantai tropis itu.
Yi Gak berkata ke Park ha, mulai sekarang, hanya akan ada kenangan indah. Mata Park Ha berkaca-kaca.

Tiba2 terdengar suara klakson keras sekali. Park Ha terkejut dan hampir jatuh dari truk.
Yi Gak reflek meraihnya dan memeluk Park Ha.

Park Ha terkejut. Yi Gak juga

Keduanya melepaskan pelukan mereka dan saling memandang.

RP [1], [2], [3], [4]

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.