Sunday, June 5, 2011

Lovers Vanished part 2

Mia teringat saat Jin Ho meninggal dan saat Sang Byun merebut senapan di tangan Mia lalu pergi. Mia menangisi Jin ho.

Paginya, Su In terbangun dan bersiap ke cafe. Tapi Le Luth tutup. Su In menunggu di luar cafe. Lama sekali.

Su In kembali ke motel dan mencari Mia. Ia masuk ke kamar Mia dan tanya pada Min Jung kemana Mia pergi. Min Jung juga tidak tahu.

Mia sedang mendapat perawatan. Mia sakit parah.

Dokter menemui Mia dan berkata kalau saja semua pasien-nya seperti Mia. Selalu ceria dan positif melalui semua kesukaran.
Tapi Dokter heran, apa Mia minum obatnya secara teratur?

Mia mengiyakan. Dokter heran, kalau demikian kenapa kondisimu turun sekali? Apa kau sudah mengatakan ini pada Chef-mu?
Mia : Dia tidak tahu.
Dokter tanya apa mereka berhubungan seksual. Tidak, kata Mia.

Dokter : Aku tahu ini berat, tapi katakan padaku apa yang mengganggumu.
Mia : Kenyataan ...kalau aku mengidap AIDS.

Mia menemui Sang Byun di penjara. Sang Byun merasa sebaiknya mereka tidak bertemu lagi.
Sang Byun : Jadi dia sampai disana. Maksudnya Su In.

Mia berkata dia ingin tahu kenapa Sang Byun melakukan ini padanya. Ia benar2 ingin tahu. Tapi mengherankan, saat bertemu Sang Byun, Mia sama sekali tidak ingin tahu lagi.

Sang Byun : Apa kau baik-baik saja?
Mia tidak menjawab. Dia hanya menahan tangis dan pulang.

Mia kembali ke cafe. Cafe malam itu lumayan ramai. Su In kerja sendirian. Su In memasak, melayani tamu. Su In melihat Mia sekilas, lalu kerja lagi.

Su In juga menjadi kasir. Mia tetap berdiri diam.

Saat Su In mencuci piring dan lainnya, Mia tetap berdiri di sana.

Cafe sudah mulai sepi. Su In keluar membuang sampah. Mia masih berdiri di tempat yang sama.

Mia akhirnya keluar dari pintu lain dan teriak memanggil Su In. Su In..apa baik-baik saja? kau perlu bantuan?

Su In melepaskan gerobak sampahnya. Ia mengangkat kedua lengannya, tanda kuat.

Gerobak sampah Su In jatuh dan kantung sampahnya berserakan. Mia akhirnya tertawa.

Mia kembali ke cafe dan ada dua polisi yang menunggunya. Nona, kami minta teh herbal.
Polisi itu tanya, apa dia melihat kami lalu pergi ya? Ah apa yang harus kita laporkan pada Kapten ya?

Mia diam saja. Ia jalan perlahan ke arah pengeras suara.
Mia mengirim tanda : Lari...lari

Polisi tanya mengenai Chef pada Mia. Mia berkata dia keluar. Polisi tanya dimana tempat tinggalnya.
Mia : Aku tidak tahu.
Polisi : Nona, jika kau menyembunyikan-nya, kau bisa dituduh kerja sama.

Mia tidak menjawab dan jalan pergi karena suara telp. Salah satu polisi mengikutinya. Ia mengangkat telp dan minta Mia menjawabnya.

Ternyata Min Jung. Min Jung ingin tahu apa Mia sibuk.
Polisi itu pergi, katakan saja kalau kita melihat orang yang salah.

Sebenarnya memang Su In yang telp, tapi dia minta bantuan Min Jung.

Su In : Mia, dengar saja. Aku akan liburan.
Mia : Aku minta maaf karena sudah memanfaatkanmu, padahal kau sakit.
Su In : Kalau kau tahu dari dulu, itu juga tidak mengubah apapun. jaga dirimu, ok?
Mia : Telp aku kalau bisa.

Mia menutup telp. Su In juga menyerahkan telp ke Min Jung.
Min Jung : Nenek berkata kalau kau adalah orang baik. Cepat pergi.

Su In mencari Ki Yeon. Ki yeon minta Su In menyerahkan diri saja daripada sekarat seperti ini.
Su in : Apa aku membunuh Pastur itu? pikirkan lagi.

Ki Yeon menurunkan Su In di jalan dan Su In berniat bunuh diri, tapi tidak jadi.

Mia menggunting-gunting kertas lagi, untuk trik sulapnya. Kemudian membuang semuanya karena marah.

11 bulan kemudian..
Mia masuk ke cafenya dan kaget karena kuncinya sudah terbuka.

Mia menemukan kunci cafenya di atas meja.

Su In duduk di sudut, ia tanya apa Mia membutuhkan Chef. Su In minta maaf karena pergi berlibur terlalu lama. Dia tidak perlu gaji, hanya makan dan tempat tinggal saja.

Mia berkata kalau polisi sering mencari Su In disini, apa Su in tidak takut disini?

Su in tidak mau menyerahkan diri, dan dia juga tidak mau jadi pelarian. Su In masih sempat memuji Mia : Mia, kau lebih cantik jika tidak mengenakan make-up.

Su in dan Mia duduk di cafe, satu di teras luar. Satu di dalam. Menikmati matahari. Su In mengetuk kaca, kita ke pasar yuk. Mia tidak mau. Dia ingin di cafe saja.

Mia minta Su In memperhatikan-nya. Ia mengajari Su In satu trik sulap. Jangan berkedip. Su In selalu berkedip, dia selalu kehilangan momen saat Mia menunjukkan trik.
Mia : Aku bilang jangan berkedip.

Giliran Su in mengajari Mia membersihkan dan memasak udang. Bersihkan punggungnya dan iris bagian itu, iris lebih dalam lagi, seperti ini. Mengerti?

Mia : Sekarang lihat baik-baik. Jangan berkedip!

Su In : Masak seperti ini, masukkan lada hitam dan lemon juice. Kau bisa melakukan-nya?

Kali ini, Su In sama sekali tidak berkedip. Su In melotot terus dan melihat trik Mia.

Su in selesai menambahkan garnish dan saus untuk udangnya. Udang panggang ala Santa Barbara, selesai.

Waktu pribadi mereka yang damai terganggu dengan kedatangan Cho, penjual mainan dan senapan dari kota. Mia, apa aku bisa bertemu Chef?

Su In keluar dan Mia menahan emosi. Mia tiba-tiba gemetaran lalu meraih gelas dan melemparkannya ke Cho.

Gelas air itu pecah di dekat Cho duduk.

Su in kaget, Mia! Cho tanya Su in, apa aman makan makanan buatanmu? Su In tertegun.

Cho mendekati Su In. Ia menunjukkan lembaran dari polisi. Kau pelarian yang diinginkan Polisi. Kenapa kau kembali? Apa kalian punya hubungan khusus?
Cho : Tapi kau tidak akan bisa karena kau menderita AIDS.

Mia kesal, ia melempar Cho lagi. Tapi justru kena kepala Su In. Cho ingin tahu apa keduanya saling mencintai. Mia menangis dan terduduk di lantai.

Cho menarik baju Su In, sialan, aku pikir kita akan cocok. Dasar sialan. Cho melempar Su In ke lantai.
Cho jalan keluar sambil berkata kalau dia akan lapor polisi.

Malamnya, Su in minum2 di cafe. Mia masuk, lalu duduk di depannya.

Mia mengambil botol bir dan ikut minum bersama Su in.
Mia : Kapan kau akan pergi?
Su In : Apa aku harus pergi?

Mia : Akan lebih baik kalau kau tertangkap. Setidaknya kau bisa hidup.
Su in : Ya, kurasa begitu.
Mia : Aku melihatmu di berita. Kuharap kau tertangkap. Atau menyerahkan diri.
Su In : Benarkah?

Su In : Aku bisa saja menyerahkan diri atau terus melarikan diri. Tapi jika seperti itu, aku tidak bisa lagi melihatmu. Apa itu akan menyelesaikan segalanya? Apa itu yang kau inginkan?

Mia terisak : Tapi itu akan mengorbankan nyawamu.

Keduanya pulang dan tidur di kamarnya masing-masing. Tangan Mia siap di pesawat telp, jika Min Jung memberinya peringatan.

Min Jung dan nenek tampak senang karena Su In kembali.
Nenek : Kau tahu, awan dan hujan itu berjodoh.

Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan polisi. Polisi memeriksa kamar Su In, Su in tidak ada disitu.
Polisi minta Mia membuka pintunya. Mereka mencari Su In, tapi tidak ketemu.

Lalu mereka melihat kotak sulap Mia. Apa ini? Polisi mencoba memasukkan pedang ke kotak itu dan tidak ada reaksi apapun.

Mia teringat saat ia menemui Cho dan minta agar Cho tidak mempedulikan Su In, karena hidupnya tidak lama lagi.
Cho berkata dia melakukan ini karena kasihan pada Mia. Cho juga tahu siapa pembunuh sebenarnya.

Mia marah : Aku juga tahu sesuatu. Aku tahu siapa yang memperkosaku.
Cho tampak kaget, ia tampak bersalah. Mia murka dan memukuli Cho, apa kau tahu? Lihat ke mataku!

Mia : Ada kegagalan diri sendiri, anugrah Tuhan dan hukuman keadilan. Yang ketiga adalah yang paling cocok untuk orang seperti kita.
Mia memukuli Cho, aku membencimu setengah mati. Tapi sekarang aku sudah lega.

Polisi minta Mia membuka kotak sulapnya. Mia membukanya. Tapi tidak ada apa-apa.

Polisi sampai memeriksa bagian bawah kotak, benar2 kosong. Mereka berkata kalau sebenarnya mereka tahu semuanya, tapi Su In harus menyerahkan diri dan minta agar Mia tidak melindungi Su In.

Setelah polisi pergi. Mia mencabut pedang dan membuka kotak lagi. Su In keluar dari dalam kotak.
Su in memegang lengannya yang terasa sakit, jadi seperti ini rasanya.

Mia mengirim surat ke Sang Byun. Kau pernah tanya mana yang lebih kusuka, hidup selamanya tanpa melihat laut, atau menghentikan hidupmu dan melihatnya sekali saja. Kukira aku sudah membuat keputusan.
Sang Byun lega ia merasa Mia baik2 saja, kalau Mia baik2 saja, maka dia juga akan baik-baik saja.

Paginya, Mia mengamati Su In yang mulai olah raga untuk daya tahan tubuhnya. Min Jung juga melihat dari jauh sambil menjemur baju.
(Eh, intermezzo sedikit, lokasi motel Min Jung ini mirip The Dragon Inn, kaya the Dragon Inn versi modern)

Tiba-tiba Su In terjatuh dan pingsan. Mia kaget, lalu lari menyusul Su in. Min Jung juga lari ke arah mereka.

Min Jung sampai di dekat Su In, tapi Mia juga terjatuh. Min jung bingung, siapa yang harus ditolongnya.

Min jung memutuskan lari meninggalkan Su in dan menolong Mia.

Su in dan Mia duduk berjemur. Mereka menjemur semua alat makan cafe.

Mia memandangi Su In. Su In menoleh dan berkata aku baik-baik saja. Mia tersenyum, kau terlihat baik-baik saja.

Malamnya mereka makan bersama. Mia sangat menikmati masakan Su In. Makanan seenak ini seharusnya dibagi dengan orang lain.
Mia : Aku akan menutup tempat ini. Ini makan malam terakhir.
Su in : Jadi begini caranya kau memecatku?

Mia tidak menjawab, ia terus saja makan. Mencicipi semua masakan Su In, ini enak..ini sangat lezat.

Tiba-tiba Su in mimisan. Mia berdiri dan membantunya. Su In sempat menolak tapi Mia mengambil serbet dan mengangkat kepala Su in, angkat seperti ini.
Mia tetap menahan kepala Su In di pelukannya.

Keduanya jalan pulang ke motel. Su in dan Mia berdiri di depan pintu kamar masing2. Keduanya seperti enggan berpisah.

Tiba-tiba Mia memanggil Su In. Su in menoleh. Mia langsung lari ke pelukan Su In dan keduanya berciuman.
Su In menarik Mia ke kamarnya dan keduanya tidur bersama.

Paginya, Mia memandangi laut. Ia menoleh ke arah Su In yang jalan mendekat. Cuacanya sangat indah, iya kan?
Su in tersenyum : Ya benar.

Mia minta Su in berhenti. Berdirilah disana! Ada satu trik sulap yang belum pernah kuperlihatkan padamu. Berdirilah disana dan tutup matamu semenit.

Su In : Kau bilang aku tidak boleh menutup mataku.
Mia : Terlalu lama ya? kalau begitu 30 detik saja.

Su in tersenyum, lalu menutup matanya. Dalam hati menghitung sampai 30 detik.

Su In membuka matanya, ia tertegun saat melihat serpihan-serpihan kertas beterbangan di tepi pantai.
Awalnya Su In tersenyum. Lalu ia sadar apa yang terjadi.

Su in jalan ke arah laut.

TAMAT

Notes :
Aku sebel kalau akhirnya seperti ini, kutunggu sampai film habis, tapi benar2 jalan ke laut sampai credit title-nya muncul.
Yah, mereka merasa tidak ada jalan lain dan itu keputusannya. Sayang sekali.

Btw, akhirnya aku selesai juga nonton Lovers Vanished ini. Sudah bertahun2 tersimpan di kompiku tanpa tersentuh wkkk..

Oya, lokasi film ini mirip Dragon Inn (Lung Men Khe Zhan) ya? Atau karena kesan sepinya itu.
Harusnya KNG main film kaya gitu, jadi meskipun mati kesannya keren :)

Part 1

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.