Monday, May 14, 2012

Rooftop Prince episode 13

Yi Gak mengakui perasaan-nya. Park Ha marah dan berkata Yi Gak selalu semaunya sendiri. Park Ha berbalik dan akan pergi. Yi Gak menarik lengan Park Ha dan menciumnya.

Di dalam, diperlihatkan foto mereka saat pertama kali foto di depan apartemen lama dengan rambut masih panjang. Dan tiba2 ke-4 pria itu akan menghilang, tinggal Park Ha saja. Wow ini menakutkan. Lalu muncul lagi.

Joseon 3 ada di kantor. Chi San akan mengambil mugnya, tapi tangannya justru menembus mug itu. Chi San ketakutan. Man Bo juga. Keduanya teriak. Yong Seol yang tertidur jadi terkejut, ada apa?
Chi San : Apa kau lihat? tanganku menembus cangkir itu, sepertinya tubuhku transparan, bisa ditembus.

Yong Seol mengira Chi San mimpi. Man Bo menggeleng, ia berkata waktunya sudah semakin dekat.

Yong Seol masih bingung, waktu apa. Man Bo berkata tentang pertunangan Yang Mulia dan Sekretaris Hong yang semakin dekat, maka mereka akan segera tahu kenapa mereka datang ke jaman ini lalu bisa kembali ke Joseon.
Alasannya pasti akan segera terungkap.

Yong Seol mencemaskan Park Ha (walah...nanti kalau di Joseon jangan2 naksir Bu Yong haha), apa yang akan terjadi padanya kalau kita semua kembali?
Chi San berkata mereka hanya bisa merasa menyesal untuk Park ha, karena sudah mengalami banyak hal.

Man Bo : Kenapa dia harus menyukai Yang Mulia?
(Astaga Man Bo, itulah jawabannya. Yi Gak memang seharusnya dengan Bu Yong. Jadi di jaman ini, Se Na sebenarnya hanya dimanfaatkan saja oleh Yi Gak.)

Yi Gak dan Park Ha duduk bersama. Park Ha berkata ia lapar. Yi Gak ingin makan omurice lagi. Park Ha heran, apa tidak bosan, makan omurice terus.

Yi Gak : omurice buatanmu semakin aku memakannya, semakin aku memikirkannya.
Park Ha : Sampai kau merasa muak dengannya, aku akan memastikan kau makan omurice sesering mungkin.

Park Ha berkata pasti menyenangkan kalau Yi Gak tidak perlu kembali dan hidup bersama disini. Pasti menyenangkan kalau kita hidup di masa yang sama. Berapa lama lagi kau akan tetap disini.
Yi Gak hanya diam saja.

Tae Mu dapat telp dari seseorang dan tampak syok, kau melihat Tae Yong? dimana dia sekarang? Chicago? Kau yakin itu benar Tae Yong?

Tae Mu minta dikirim gambar, dan ia benar2 terkejut saat melihatnya. Tae Yong terbaring di sebuah ranjang.

Tae Mu keluar dari mobil, totally shock. Lalu ia pergi. Manager Pyo ada di dekat situ.

Park Ha dan Yi Gak jalan pulang. Park Ha berkata ingin menghentikan semuanya. Yi Gak tidak mengerti maksudnya.

Park Ha : Kita berdua tahu tujuanmu datang kesini untuk bertemu Putri Mahkota dan melakukan hal yang penting, kau juga harus kembali ke Joseon. Pikirkan saja kalau aku tiba2 mengganggu di tengah2nya dan kau berbalik untuk sementara waktu. Sekarang kau kembali ke jalan yang semula kau tempuh.
Apa yang harus kau lakukan dengan Chi San, Yong Seol dan Man Bo. Kepalamu pasti sakit dan pundakmu pasti terasa berat tapi ini adalah takdir. Kau harus bertunangan. Itu adalah yang terbaik yang harus dilakukan.

Park Ha berbalik dan menangis sambil jalan masuk ke rumah.

Park Ha juga memutuskan untuk tinggal di apartemen Mimi sementara ini. Yi Gak tidak mengerti, apa maksudmu.

Park Ha bermaksud tinggal di tempat Mimi sampai menemukan tempat tinggal baru. Yi Gak marah, ia teriak, apa Park Ha tidak bisa tinggal sementara saja disini.
Tapi Park Ha tetap ingin pergi, karena akan terlihat aneh kalau ia tetap tinggal di apartemen atap ini.

Yi Gak murka, ia minta Park ha pergi jauh2 saja, agar ia tidak bisa melihatnya.
Park Ha kesal, kalau tahu seperti ini seharusnya dulu Yi Gak tidak menghalanginya kembali ke AS. Yi Gak berkata ia juga menyesalinya.

Yi Gak : Aku seharusnya membiarkanmu pergi ke AS, jadi kepalaku tidak sakit seperti ini dan semuanya akan jadi lebih baik.
Park Ha : Oh, jadi kepalamu sakit karena aku.
Yi Gak : Ya, kepalaku sakit karena dirimu!

Park Ha berkata kalau begitu, jika ia pergi maka semua akan jadi lebih baik. Yi Gak kesal dan mengiyakan, ya pasti akan jadi lebih baik kalau kau ke AS, jadi aku tidak perlu melihatmu dan merasa tersiksa.

Park Ha : Kau benar2 tidak bisa mengubah kebiasaan melakukan segala sesuatu sesukamu, ya kan?
Park Ha pergi. Yi Gak teriak, memangnya siapa yang berbuat semaunya?!

Park Ha merenung sambil memandangi bunga lotusnya, kenapa aku harus berakhir seperti ini?

Yi Gak mencarikan apartemen untuk Park Ha. Ia berkata ke agen rumah akan segera menyelesaikan kontraknya saat ini.

Yi Gak telp Park Ha dan memintanya bertemu. Park Ha menolak karena sibuk, tapi Yi Gak memaksanya, aku sudah memikirkannya dan sepertinya ini jalan terbaik untuk menyelesaikan masalahmu. Tentang kepindahanmu dari apartemen atap. Kita harus bertemu karena ini penting.

Park Ha berkata ia masih ada urusan tapi akhirnya setuju bertemu nanti.

Park Ha mengikuti interview dan tampaknya Park Ha akan langsung diterima karena memiliki kemampuan bahasa Inggris, bersedia ditempatkan diluar Seoul dan bersedia segera berangkat kalau diterima.

Tae Mu menyuruh Se Na mengirim Park Ha ke New York dengan uang dan ancaman. Ia ingin Se Na melakukan apa saja untuk menyingkirkan Park Ha.
Tae Mu akan mengurus Tae Yong.

Se Na heran kenapa Tae Mu terburu-buru. Tae Mu ingin menyingkirkan Park Ha sebelum Presdir Jang datang lagi ke Korea. Apa kau ingin semua harta Jang jatuh ke tangan Park Ha?
Se Na cemas, bagaimana kalau Presdir Jang menemukan Park Ha lebih dulu.

Tae Mu yakin, kalau Park ha tidak di Korea maka Jang juga tidak bisa menemukannya, apapun yang terjadi kau harus mengirimnya ke AS.
Se Na berkata ia belum setuju melakukan perintah Tae Mu, kenapa kau menunjukkan semua kartumu kepadaku?

Tae Mu tahu karakter Se Na, paling tidak aku tidak memanfaatkanmu, ini demi kebaikanmu sendiri, jadi percayalah padaku.

Home Shopping punya produk baru, facial-mask. Dan penjualan-nya terlihat sangat bagus. Sebentar saja sudah terjual habis.
Yong Seol, Chi San dan Man Bo tos, mereka gembira sekali karena proyeknya sukses.

Tae Mu dan asisten Hwang melihat dengan kesal, Hwang heran bagaimana mereka melakukannya, telp yang masuk jumlahnya tidak main2, padahal ia sudah menghalangi semua produk mereka.
Hwang tidak menyangka kalau mereka akan kembali ke produk semula.

Se Na menemui Yi Gak dan mengucapkan selamat. Yi Gak berterima kasih, itu semua berkat bantuan Se Na.

Se Na minta hadiah, yaitu waktu Yi Gak sehari ini, karena kau sakit waktu itu dan kita tidak bisa pergi memilih cincin pertunangan, jadi kita pergi saja sekarang.
Se Na akan memilih desainnya dengan Nenek dan Yi gak hanya perlu diukur jarinya saja. Tapi Yi Gak minta maaf, Se Na pasti bisa melakukannya sendiri.

Se Na : Tapi itu cincin pertunangan kita.
Yi Gak : Apa saja tidak masalah bagiku.

Se Na jalan pergi dengan marah, ia tersinggung. Apa maksudnya apa saja tidak masalah? Ini cincin pertunangan, apa dia tidak keterlaluan.

Se Na balik dan ingin menemui Yi Gak lagi, justru melihat Yi Gak memberikan amplop pada Chi San.

Yi Gak minta Chi San memberikan amplop itu pada Park Ha. Yi Gak sibuk sekarang, ia minta Chi San tidak terlambat dan berikan itu langsung padanya.
Se Na melihat semuanya dengan perasaan kesal.

Se Na menunggu Chi San dan mengajaknya minum kopi. Chi San tidak curiga dan bersedia ikut dengan Se Na. Se Na basa basi dan menanyakan kondisi kesehatan Chi San, lalu janji untuk mengadakan acara BBQ lagi untuk menebus yang gagal waktu itu. Chi San setuju.

Chi San harus ke counter untuk mengambil kopi. Ia meninggalkan dokumen dari Yi Gak di meja.
Se Na melihat dokumen itu dan ternyata itu kontrak apartemen baru untuk Park ha.

Chi San bertemu Park ha dan memberikan amplop dari Yi Gak. Yi Gak tidak bisa memberikannya sendiri karena ada urusan penting.
Chi San minta maaf karena membuat Park Ha mengalami kesulitan, kami merasa menyesal. Chi San pergi.

Park Ha membuka amplop itu dan terkejut, karena isinya adalah tiket pesawat ke New York atas nama Pak Ha.

Park Ha terlihat terluka dan menahan tangisnya. Park Ha mengira Yi Gak mengusirnya pergi dari Korea.
Se Na menukar isi amplopnya dengan tiket pesawat.

Sementara Yi Gak ada di apartemen baru itu, ia berlatih mengucapkan kata2 yang ingin ia katakan pada Park Ha.

Mulai sekarang...mulai sekarang, ini adalah rumahmu. Apa kau menyukai..mulai sekarang, ini adalah rumahmu. Yi Gak terus mengulang-ulang kalimat yang dianggapnya pas haha..

Park Ha jalan pulang dan ingat perkataan Yi Gak kalau ia menyesal telah menahan Park Ha. Seharusnya ia membiarkan Park Ha pergi saja ke AS.
Lalu saat Yi Gak telp dan berkata sudah memutuskan mengenai masalah Park Ha. Park Ha salah paham, ia mengira Yi Gak memutuskan mengusirnya pergi.

Sementara Yi Gak mondar mandir di apartemen baru Park Ha dan bingung karena Park Ha tidak mengangkat telp-nya.

Tae Mu bergegas ke Chicago. Ia ke sebuah RS dan diantar ke satu kamar. Tae Mu membuka pintu kamar dengan tangan gemetar.

Tae Mu melihat ke dalam dan syok, ada Tae Yong. Benar2 Tae Yong di atas bed, tapi pandangannya kosong.

Man Bo tanpa sengaja bertabrakan dengan Mimi saat turun dari apartemen. Man Bo melihat sebuah alamat, ia berkesimpulan itu adalah lokasi pekerjaan Park Ha yang baru. Tapi Mimi tidak mau mengatakannya.
Man Bo segera menghafal alamat itu.

Park Ha benar-benar pergi. Yi Gak tersinggung dan tidak ingin mendengar nama Park ha disebut2. Chi San cemas, tapi ini sudah beberapa hari. Dia bukan orang yang akan pergi tanpa pamit, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya.

Yi Gak kesal, kenapa harus mencemaskan orang yang pergi atas kemauan sendiri? Nanti jangan pernah menyebut nama Park Ha lagi di depanku.

Yong Seol masuk dengan permen mint, Yang Mulia..Park Ha (permen mint)..
Tapi Yi Gak langsung murka, awas jika kau menyebut nama Park Ha lagi. Jika kau menyebut nama itu sekali lagi, aku akan menjahit mulutmu!

Manager Pyo menyukai ide baru mereka tentang paket liburan. Ide yang lumayan. Pyo minta mereka mencari perjalanan yang bisa dinikmati setiap orang, mau keluarga, pasangan, sahabat mereka bisa pergi bersama.

Chi San menyebut nama2 lokasi yang biasa menjadi tujuan wisata, Jejudo, Nam Hae, Gangneung, Jinan.
Man bo langsung berseru, Jinan! Karena Jinan itu tempat Park Ha.

Yi Gak tidak setuju. Jejudo adalah the ultimate destination di Korea ini dengan pantai2nya.
Man bo tetap berkeras harus ke Jinan, karena ini merupakan lokasi terbaik untuk menikmati bunga ceri yang sedang mekar.

Manager Pyo setuju, di Jinan adalah tempat dimana kau bisa menikmati bunga ceri terakhir sebelum bunga2 itu berguguran. Ia minta Yi Gak pergi ke sana sendiri.
Yi Gak akhirnya setuju dan Man Bo tampak puas.

Yi Gak pergi ke Jinan, ia menunggu pemandu wisata. Yi Gak justru melihat Park Ha yang bekerja sebagai pemandu wisata. Yi Gak langsung senang dan lega melihatnya.
Park ha diperintah mengantar seorang klien VIP dari Seoul dan nama baik perusahaan travel ini tergantung pada Park ha hari ini. Park Ha mengerti dan janji akan melakukan yang terbaik.

Park Ha mendekati tamu VIP itu dan mengenalkan diri dengan ramah. Yi Gak memunggungi Park Ha. Yi Gak berbalik dan berkata, aku dari home shopping, Ketua Tim Yong Tae Yong.

Park ha terkejut, tapi ia bisa mengendalikan diri. Ya, Ketua tim Yong Tae Yong, mohon bimbingan anda.
Keduanya debat, siapa yang lebih berhak mohon bimbingan. Yi Gak akhirnya setuju dan menunggu Park Ha membukakan pintu untuknya.

Park Ha dan Yi Gak berdiri memandang gunung. Park Ha menjelaskan, itu gunung Mai-san, dijuluki pasangan suami istri. Sisi Sebelah Barat, tigginya sekitar 658m dinamakan Anmai-bong. Sebelah Timur tingginya 678m namanya Sunmai-bong.

Yi Gak tidak memperhatikan. Park Ha hanya menahan kesal.

Park ha menjelaskan tentang Kuil Air Perak, kuil ini dinamakan air perak karena saat Raja pertama dinasti Joseon Yi Seong minum dari mata air itu, Raja berkata kalau airnya sebersih dan semurni perak. Lalu tempat ini menjadi terkenal.
Park Ha berkata itu cuma legenda dan ia tidak tahu yang sebenarnya.

Yi Gak : Lalu apa yang kau ketahui?

Park Ha bercerita tentang pohon yang ditanam Raja Yi Seong. Yi Gak ingin tahu kenapa Yi Seong menanam pohon2 itu. Park ha diam saja, ia tidak tahu jawabannya.

Yi Gak mengeluh, bagaimana ia bisa mengambil jasa travel ini dan menawarkannya ke orang lain kalau pemandunya sebodoh ini.
Park Ha kesal, bagaimana aku tahu karena pohon2 itu ditanam ratusan tahun lalu sebelum aku lahir.

Yi gak telp boss Park Ha dan mengeluh. Park Ha kena marah boss, membuatnya terpaksa minta maaf pada Yi Gak. Yi Gak senang.

Park Ha jalan menuruni anak tangga, tapi Yi Gak memanggilnya kembali. Ia menggerakkan jarinya minta Park Ha ke atas lagi. Yi Gak menanyakan hal2 yang tidak masuk akal, seperti berapa jumlah batu yang ada di menara peringatan dsb.

Park Ha menahan marah, bagaimana ia bisa tahu hal seperti itu. Yi Gak mengeluh lagi, pemandunya payah. Park Ha menggerutu dan menyebut Yi Gak brengsek.

Yi Gak tidak dengar, kau bilang apa barusan? Park Ha berkata bukan apa-apa.
Yi Gak meminta Park Ha naik dan mengambilkan beberapa foto untuknya. Park ha tidak tahan lagi, ia mengepalkan tangan.

Park ha bersikap seolah akan melakukan perintah Yi Gak, tapi ia pura2 terkilir dan telp ke kantor untuk minta pengganti. Yi Gak tahu Park ha hanya pura2 untuk menghindarinya.

Malamnya, Park Ha dan Yi Gak harus makan bersama manager perusahaan travel. Manager minta maaf untuk Park ha yang terkilir kakinya, jadi tidak bisa menyelesaikan tugasnya sebagai pemandu wisata.
Manager memberi kode agar Park Ha menuangkan soju untuk Yi Gak. Yi Gak merasa kikuk dan mencoba mencari alasan untuk pergi, tapi pihak perusahaan menahannya dan memaksanya ikut makan.

Park ha mau tidak mau harus menuang soju untuk Yi Gak, apalagi ia adalah karyawan paling baru di perusahaan itu. Yi gak menerima soju dari Park Ha. Park ha juga menuang soju untuk dirinya sendiri.

Kemana lagi mereka setelah makan dan minum soju? Karaoke pastinya. Park Ha sudah mabuk dan menyanyi gila2an. Park Ha bahkan mengikat Yi Gak dengan dasi, sambil menyanyi ...ikat erat dengan tali, ikat dia dengan erat, sehingga cintaku tidak akan bisa pergi haha ..astaga.



Rombongan perusahaan travel itu akhirnya pergi dan meninggalkan Park Ha beserta Yi Gak sendirian. Yi Gak menyanyikan lirik lagu yang tadi dinyanyikan Park Ha.

Park ha mabuk dan memanggil Yi Gak, hei Chon Ha, apa kau puas?
Yi Gak : Apa?
Park Ha : Kau yang memegang kendali, apa kau bahagia karena kau mendapatkan apapun yang kau inginkan?

Yi Gak berkata ia lelah, Yi Gak jalan pergi sambil menyanyi lagu tentang tali itu lagi. Park Ha memanggilnya, ada yang ingin kutunjukkan padamu. Ikut aku.
Park Ha mengajak Yi Gak ke kontrakannya. Ada yang harus kau lihat sendiri.

Park Ha pulang dan bertemu Nenek pemilik rumah bersama cucu lelakinya. Park Ha mengenalkan Yi Gak ke Nenek, sebagai mantan rekan kerjanya.
Yi Gak memberi salam pada Nenek, sementara anak lelaki itu, namanya Se Jun. Yi Gak berkata anak itu lucu sekali, tapi Se Jun cemberut melihat Yi Gak. Park Ha mengajak Yi Gak masuk kamarnya.

Park Ha (untungnya) menunjukkan amplop berisi tiket pesawat pada Yi Gak. Yi Gak tidak mengerti, apa ini.
Park Ha kesal, apa kau pura2 tidak tahu? Yi Gak berkata Park Ha mabuk dan akan pergi.

Park Ha : Apa maksudmu kau tidak tahu apa yang kau berikan padaku? Padahal ada buktinya seperti ini.

Yi Gak : Kau bilang ada sesuatu yang harus kau tunjukkan padaku, aku ingin tahu apa itu, jadi mengapa kau menunjukkan sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya? Aku salah sudah percaya pada klata-kata wanita mabuk.

Yi Gak mau pergi lagi. Park Ha minta Yi Gak mengaku saja, maka aku akan mengerti. Ini tiket pesawat yang kau berikan padaku untuk pergi ke AS.
Yi Gak bingung dan menyangkalnya, ia tidak pernah memberikan tiket pesawat untuk Park Ha. Park Ha marah, jelas2 Yi Gak memberinya tiket. Keduanya saling menyangkal dan tidak mau disalahkan.

Se Jun mendengar pertengkaran keduanya dari luar kamar. Ia tampak kesal dan menaruh poop anjing ke sepatu ked Yi Gak. Buahaha..kebayang baunya.

Keduanya akhirnya bingung, jadi benar Yi Gak tidak pernah memberikan tiket pesawat untuk Park Ha. Yi Gak sungguh2 berkata ia tidak memberikan tiket itu, ia tidak tahu bagaimana lagi harus mengatakannya pada Park Ha.
Yi Gak berpikir sejenak, tunggu.

Park Ha : Bukankah kau menyuruh Chi San memberikan ini padaku?
Yi Gak membenarkan, tapi isinya bukan tiket pesawat, entah bagaimana isinya tertukar.
Park Ha : Tertukar?

Yi Gak : Untuk apa aku mengirimmu ke AS? Kau masih tidak tahu itu? Apa ini alasan-nya kenapa kau menghilang? Kau tidak bisa mempercayaiku dan menyembunyikan dirimu?
Park Ha kesal, apa setelah melihat tiket itu, kau pikir aku bisa berpikir jernih. Yi Gak kesal, dasar bodoh.

Park ha : Siapa yang lebih bodoh?
Lalu ia terjatuh di pangkuan Yi Gak dan tertidur. Pinter milih bantalnya.

Yi Gak keluar, ia menghela nafas dan memakai sepatunya. Baru Yi Gak sadar, ada sesuatu yang lembek di dalam sana yek..Yi gak syok.

Se Jun muncul dan teriak, jangan marah2 pada Park Ha-noonaku.

Nenek keluar, ia marah, apa Se Jun menaruh poop anjing lagi ke sepatu orang.
Yi Gak semakin terkejut, poop anjing?

Se Jun lari dan berkata jika ada orang yang menyakiti Park Ha noona, ia akan melindunginya. Oh so cute.
Yi Gak : Kenapa?
Se Jun : Karena aku menyukainya.

Yi Gak bicara sendiri, aku belajar dari anak kecil seperti dirimu.
Nenek memarahi Se Jun, kalau tidak minta maaf Se Jun tidak boleh ikut acara lomba di sekolahnya besok. Se Jun berkata ia tidak akan ikut acara itu karena dia tidak punya ayah dan ibu.
Nenek kesal : Dasar bandel.

Yi Gak pulang dan membangunkan Chi San. Chi San heran, Yang Mulia..ada hal penting apa, pagi-pagi begini?
Yi Gak menyuruh Chi San duduk dan menunjukkan amplop milik Park Ha, apa kau ingat ini. Amplop yang kuminta kau memberikannya pada Park Ha.

Chi San mengiyakan, kenapa dengannya?
Yi Gak berkata kalau isinya berbeda. Chi San terkejut, apa maksud anda, saya tidak membukanya sama sekali setelah mendapatkannya dari Yang Mulia, dan langsung memberikannya pada Park Ha.

Yi Gak : Itulah mengapa aku tanya padamu sekarang. Di satu tempat pasti amplop ini tertukar, jadi apa kau ingat sesuatu?
Chi San mengingat lagi dan berkata, saat akan pergi menemui Park Ha hari itu dengan membawa amplop ini, saya bertemu Sekretaris Hong.
Yi Gak : Sekretaris Hong?

Yi Gak bertemu Se Na dan menunjukkan amplop itu. Se Na pura2 tanya tentang amplop itu. Yi Gak mengingatkan Se Na, kudengar beberapa waktu lalu kau minum kopi dengan Do chi San.
Se Na membenarkan, tapi cuma sebentar.

Yi Gak : Ini amplop yang dibawa Chi San, apa kau tidak ingat sesuatu?
Se Na pura2 baru sadar, omo, jadi waktu itu amplopnya tertukar! Yi Gak heran, amplopnya tertukar?

Se Na : Aku heran apa yang terjadi, karena amplopnya tertukar. Tiket pesawat yang seharusnya di dalam, tidak ada.
Yi Gak : Jadi, itu yang terjadi. Isi amplopmu, adalah kontrak sebuah apartemen, ya kan?
Se Na : Ya, benar.
Yi Gak : Aku mengerti, jadi itu yang terjadi. Sekarang aku tahu.

Se Na berpikir sudah lolos dari kecurigaan Yi Gak. Tapi tiket pesawat itu kan ada nama Pak Ha. Aneh juga kenapa Yi Gak tidak curiga. Atau dia belum menyadarinya.

Tae Mu tiba di Incheon.

Yi Gak kembali ke Jinan. Ia kebetulan mendengar Park Ha telp dengan Ibu. Park Ha berkata, jangan menyinggung pertunangan eonni lagi.

Setelah itu Yi Gak jalan mendekat, ia memberikan es krim untuk Park Ha dan tanya apa Park Ha punya kakak perempuan.
Park Ha tidak menanggapi. Yi Gak mengajak Park Ha menaiki sesuatu yang menyenangkan.

Park Ha mengajak Yi Gak naik kereta gantung. Yi Gak pucat pasi saat melihatnya, ia marah. Kau ingin aku naik kotak besi yang digantung dengan tali seperti itu?
Aku tidak bisa menaikinya, bagaimanapun juga aku tidak bisa menaikinya. Yi Gak jalan pergi.

Park Ha membujuknya, apa kau mau minum sesuatu yang manis sambil menunggu?
Yi Gak berhenti, ia tampak berpikir, lalu jalan balik ke arah Park Ha yang tersenyum geli. Hahaha..gampang banget dibujuk.

Park Ha membelikan susu buah untuk Yi Gak, keduanya minum sambil menunggu giliran naik kereta gantung. Yi Gak tanya apa kakak perempuan Park Ha juga akan bertunangan.
Park ha mengiyakan. Yi Gak heran, kenapa selama ini Park Ha tidak pernah menyinggung tentang kakak perempuannya.

Park Ha hanya berkata, hanya karena kau keluarga, bukan berarti kau dekat. Yi Gak memandang Park Ha. Park Ha berkata sekarang sudah waktunya naik kereta.

Yi Gak ketakutan setengah mati di atas kereta gantung, ia pegangan lengan baju Park Ha, tangan lain memegang erat pegangan besi. Yi Gak menutup matanya.

Park Ha geli, kau takut ya? Kau benar2 ketakutan, jangan seperti ini dan lihatlah pemandangannya. Kau akan menyesal nanti.

Yi Gak kesal karena Park Ha memperlakukannya seperti anak kecil, ia membuka mata dan melotot kesal, tapi tertegun saat melihat pemandangan dari atas kereta gantung.
Yi Gak langsung terpesona, dan melihat ke sekeliling. Park Ha tertawa geli.

Park Ha tanya kemana Yi Gak semalam, sepertinya kau membawa amplop itu. Yi Gak pergi untuk bertanya pada Chi San, kejadian yang sebenarnya.
Park Ha tanya apa hasilnya.

Yi gak menceritakan kalau Chi San bertemu Hong Se Na sebelum memberikan amplop itu pada Park Ha.
Park Ha tertegun, Hong Se Na?
Yi Gak heran melihat ekspresi Park Ha. Yi Gak berkata ia juga tidak tahu kenapa ada tiket pesawat di amplop itu.

Park Ha tiba2 tanya, apa Yi Gak yakin kalau Putri Mahkota dan Hong Se Na benar2 orang yang sama.
Yi gak yakin, bagaimana aku tidak mengenalinya.

Park Ha : Tidak, bukan penampilan luarnya tapi siapa dia di dalamnya, di dalam hatinya. Kepribadiannya yang sesungguhnya.
Yi Gak tertegun, seperti mendapat pewahyuan baru. Selama ini ia tidak pernah memikirkan itu.

Yi Gak dan Park Ha pergi ke sekolah Se Jun. Mereka menjadi orang tua Se Jun untuk satu hari. Karena mereka tidak ingin Se Jun tidak bisa mengikuti acara ini hanya karena tidak memiliki orang tua.

Mereka bertekad memenangkan lomba karena hadiah pertama adalah sepeda. Park Ha memberi semangat pada Se Jun untuk lari cepat, ia juga meminta Yi Gak ikut memberi semangat. Tapi Se Jun kalah dan Park ha memukul Yi Gak karena tidak memberi semangat dengan sungguh2.
Adegan ini sepertinya sekaligus untuk merayakan Hari Anak di Korea Selatan.

Park Ha : Kenapa kau datang padahal anak itu tidak menyukaimu.
Yi Gak : Untuk membayar pelajaran yang sudah kudapatkan.
Park Ha : Kemanapun kau pergi, kau tidak menerima cinta.

Tantangan berikutnya, adalah lari dengan tiga kaki. Jadi kaki kiri Yi Gak dan kaki kanan Park Ha diikat jadi satu dan mereka harus lari secepat mungkin.
Keduanya bertekad menang, semangat!

Mereka adalah pasangan yang paling muda dan dengan setengah curang mereka menang haha...Keduanya dapat stempel untuk pemenang pertama.

Yi Gak dan Park ha otomatis mentransfer stempel mereka ke tangan Se Jun. Se Jun langsung senang, aku juara satu! Aku mau hadiahku.
Park Ha teriak, Se Jun, tunggu! Itu palsu, kau tidak akan dapat hadiah dengan itu!

Se Jun heran, benarkah? meskipun disini ada tulisan Juara 1?
Yi Gak tertegun dan percakapan sederhana itu memicu sesuatu dalam sel kelabu otaknya.

Yi Gak bertemu Se Na sekali lagi dan menunjukkan amplop itu lagi. Se Na heran, bukankah ini amplop yang kemarin?
Yi Gak ingin Se Na jujur, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi pada amplop ini?

Se Na berkeras berkata ia tidak tahu dan ini sudah mulai menjengkelkanku.
Yi Gak berkata ia tanya baik-baik dan ingin tahu yang sebenarnya.

Se Na : Tentang apa? Kenapa kau seperti ini?

Yi Gak cerita tentang lomba yang ia ikuti di SD. Juara satu akan mendapatkan stempel di tangannya dan anak laki-laki yang kukenal, larinya sangat lambat jadi dia tidak pernah mendapatkan stempel.
Anak itu lalu mengopi stempel juara satu ke tangannya sendiri.

Se Na tidak sabar, sebenarnya apa yang ingin kau katakan?
Yi Gak mengulang perkataan Se Na kalau amplop Se Na tertukar dengan amplop yang dibawa Chi San.

Se Na mengiyakan. Yi Gak menegaskan, jadi menurut perkataanmu, amplop ini sebenarnya milikmu?
Se Na : Ya, itulah mengapa amplopnya tertukar.

Yi Gak tampak terpukul, lalu berkata amplop yang dibawa Chi San isinya perjanjian kontrak sebuah apartemen. Kontrak itu baru saja di tandatangani dan stempelku juga belum kering.
Yi Gak membuka amplop itu dan menunjukkan bagian dalamnya, ada stempel merah yang menempel di amplop itu.

Yi Gak : Apa kau melihat stempel Yong Tae Yong disini? Sejak awal hanya ada satu amplop dan isinya telah ditukar. Kau bukan orang seperti ini.
Kenapa kau berbohong padaku?
Se Na terkejut, ia tidak mengira kebohongannya diketahui.

RP [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12]

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.