Thursday, June 24, 2010
Coffee House Page 2
Setelah mengatakan semuanya, Jin Soo membuat kopi dengan takaran-nya sendiri sementara Seung Yeon masih berpikir : Apa ini..bagaimana ia bisa tersenyum seperti itu..? Tiba2 telp Jin Soo berdering dan Jin Soo punya kebiasaan tidak pernah mengangkat telp-nya tapi menyambungkan ke speaker.
Terdengar suara Do Sang : Hyung, aku dalam perjalanan ke Jepang sekarang, Seung Yeon menelpon-ku dan berkata aneh karena kau tidak memberinya pekerjaan. Berikan padanya sesuatu untuk dilakukan. Apa kau terlalu malas bahkan untuk memerintah-nya? Kasihanilah dia..semua teman-nya sudah kerja dan hanya dia satu2nya yang menganggur. Dan, pacarnya selama 3 th ini baru saja putus dengan-nya. Mengerti? Perhatikan dia sedikit. Berikan dia sesuatu untuk dikerjakan.
Dan semua itu terdengar oleh Seung Yeon. Bisa dibayangkan perasaan Seung Yeon ?
Seung Yeon mengalihkan perhatian-nya dari telp Do Sang dan melihat Jin Soo membuat kopi dengan coffee maker yang mahal dan dengan takaran yang pas. Seung Yeon: Apa kau selalu membuatnya seperti itu? Apa kau pernah kerja sebagai barista sebelumnya? Atau keluargamu punya coffee shop?
Jin Soo : Bukan keduanya.
Seung Yeon : Lalu bagaimana kau bisa ahli membuat kopi?
Jin Soo : Aku tidak bisa menemukan coffee shop yang membuat kopi sesuai seleraku. Jadi kupikir akan jauh lebih cepat bagiku untuk mempelajarinya dan membuat-nya sendiri.
Seung Yeon pulang naik bis dan kata2 Do Sang terngiang di kepalanya. Seung Yeon mau menelp Do Sang tapi telp-nya tidak aktif, jadi Seung Yeon meninggalkan voice message dengan marah, Apa aku minta kau kasihani? Mengapa kau minta dia memberikan uangmu padaku? Kau akan membantu jika tidak muntah setelah minum2. Apakah 10 juta Won tidak ada artinya bagimu? Apa jumlah itu terlalu kecil karena kau sekarang kerja di TV? Apa aku pernah minta kau meminjamiku uang? Mengapa kau memperlakukanku seperti pengemis?
Eun Young sedang meeting dan setelah selesai, ia kembali ke kantor. Di jalan di luar kantornya, tiba2 satu demi satu pejalan kaki memberinya bunga mawar. Eun Young bingung, terima kasih, tapi mengapa..? Terima kasih..mengapa kau memberiku ini? Terus saja seperti itu sampai ia masuk ke dalam kantornya.
Eun Young bingung, siapa yang mengirimkan bunga padanya, Siapa dia, aku tidak tahu orangnya, tapi aku akan memberinya pelukan dan terima kasih. Stafnya heran, tapi ini bukan ulang tahunmu kan, mengapa mengirim bunga hari ini? apa ini hari istimewa?
Eun Young ingat, ia dapat postcard yang berisi pesan akan kembali bulan depan tanggal 18. Stafnya berkata ini tgl. 18. Eun Young berkata, 18? jadi dia akan kembali hari ini? Stafnya tanya, siapa? Eun Young, postcard itu dari Hong Kong, seseorang yang kukenal dari HK? Mungkin tapi tidak ..bukan.
Perasaan Eun Young jadi berubah, ah siapa lagi aku tahu orangnya. Tiba2 : Seo Eun Young! Halo lama tidak bertemu...
Eun Young menoleh dan tarra..si pengirim bunga muncul : Mi saeng! ups sorry bukan..dia Han Ji Won. Mantan tunangan Eun Young. Mereka membatalkan pernikahan karena Ji Won naksir teman wanita Eun Young. Eun Young terpana dan gusar. Ji Won dengan percaya diri berkata aku sekarang kerja di gedung sebelah gedungmu. Di Firma Konsultan Sae Mok Partners.
Ji won mengajak Eun Young makan siang. Eun Young sebal, mengapa aku harus pergi? Mengapa kau mengirim kartu pos dan bunga itu? Tidak ada yang perlu dirayakan.
Ji Won : tentu saja ada yang harus kita rayakan, aku baru bertemu lagi denganmu setelah 2 tahun. Aku rindu padamu Eun Young. (hahaha Mi Saeng..astaga harusnya Mi Shil juga muncul, cameo kek, trus ngejewer telinga Ji Won hahaha)
Eun Young melanjutkan kerja, ia harus menelpon Jin soo. Eun Young : Penulis Lee, ini aku. Tapi Jin soo menutup telp-nya.
Eun Young kesal, si brengsek itu. Jin soo membuang telpnya ke tempat sampah. Staf Eun Young berkata, President, penulis Lee sepertinya sibuk, anda bisa mengatakan pada saya..
Eun Young menanyakan kunci darurat.
Jin soo kaget, ah apa ini? mengapa kau selalu menggunakan kunci darurat?
Eun Young : Selain menjadi Mr. Nice Guy kepada orang asing, bisakah kau menjaga sikapmu dengan orang di sekitar, Tuan Penulis. Dan semua ini dari uang perusahaan, jadi kumohon jangan menghamburkan-nya.
Jin Soo : Kau bilang tidak penting.
Eun Young : Biarpun tidak penting, aku President perusahaan ini, dimana kau bekerjasama. Jika President ingin bicara, paling tidak kau pura2 mendengarnya. Apa kau tidak bisa pura2?
Jin Soo : Aku minta maaf Nona President, Ada masalah apa sampai kau menumpahkan kemarahanmu pada penulis malang ini yang kerja keras hari ini agar tidak kena tuntutan. Dosaku hanyalah mengeluarkan sedikit bakat yang kumiliki dan kerja keras, benar?
Eun Young : Apa kau tidak mau mendengarku kalau aku bukan Presiden? Apa kau kira itu tidak terlalu dingin, padahal kita saling kenal paling tidak 10 th?
Jin Soo : Apa hubungan kita? Ah A dan B dalam kontrak, Majikan dan bawahan? Musuh bebuyutan?
Eun Young : Kau menyebutnya dengan sangat jelas.
Jin Soo berkata baik lalu kenapa kau marah? Eun Young akhirnya mengendalikan dirinya dan berkata tidak ada apa2, dan minta maaf karena sudah mengganggu Jin soo. Jin Soo tanya, lalu bunga itu untuk apa? Baru Eun Young sadar kalau ia masih bawa setangkai mawar.
Do Sang kembali dari perjalanan-nya dan akhirnya ia mendengar telp Seung Yeon yang marah padanya. Do Sang menelp Jin Soo. Apa? Kang Seung Yeon tidak masuk kerja selama seminggu ini? Apa? Kau mengatakan semuanya padanya?
Jin Soo : Itu baik kan? Aku akan kirim sisa uangnya, jadi berikan no. account-mu.
Do Sang : astaga..aku sudah bilang jangan mengatakan padanya.
Jin Soo : dia terus saja tanya, dan ada apa denganmu? Kenapa kau tidak bisa mengaku (perasaan-mu) padanya?
Do Sang berkata waktu itu Seung Yeon punya pacar. Jin soo berkata sekarang tidak lagi, kau harus berterima kasih padaku. Tapi Do sang kesal, aku tidak berterima kasih, tidak sama sekali! Jin Soo tidak peduli, sudahlah berikan ac-mu dan berhenti mengeluh. Do Sang tidak mengerti kenapa Jin Soo egois sekali.
Jin soo akhirnya ke coffee shop milik keluarga Kang, dan ia melihat Seung Yeon ada di ujung anak tangga sambil membersihkan neon box cafenya. Jin Soo mendesah, ah anak ini..ia melihat kalau kata2 Coffee salah ejaan-nya dan jadi Caffee, dan bukannya diganti hurufnya dari A jadi O, justru diambil beberapa huruf sehingga jadi Cafe. Benar2 amatiran.
Tapi Seung Yeon punya alasan, karena mengganti huruf itu mahal, jadi lebih baik di ambil saja beberapa huruf. Jin soo berkata akan menunggu di dalam, maaf tapi apa aku bisa pinjam telp? Seung Yeon berkata boleh2..
Jin soo langsung menelepon dan tiba2..Pak! Pak! Tolong aku...oh..tidak! Pak!!! Tolong...!
Jin Soo : oh..oh..oh..tunggu!! dan...BRAK !! Seung Yeon kehilangan keseimbangan dan jatuh menimpa Jin Soo.
Seung Yeon : Apa aku masih hidup? Aku kira aku mendarat di atas sesuatu...Apa kau sakit? Apa punggungmu luka?
Jin Soo : Pergi...pergi aku tidak apa2 apa kau bisa minta bantuan? Jin soo masih memaksakan tersenyum sopan. Jin soo mendarat di atas neon huruf dan ia tidak bisa gerak.
Seung Yeon masuk dan berteriak memanggil ayahnya. Jin Soo berpikir, apa ada yang lebih buruk dari ini? dan tentu saja...hujan turun ...(hahaha kasihan ama ketawa)
Di kantor, Eun Young merasa sebal dan mengeluh panjang pendek dengan temannya di telp. Teman Eun Young berkata, kau cenderung bereaksi berlebihan hanya mendengar nama Han Ji Won. Eun Young membenarkan. Temannya menasihati, kau kalah jika seperti itu, sekarang tenang.
Eun Young menenangkan diri, Lakukan saja yang perlu dilakukan, tidak perlu takut dan Eun Young mendengarkan musik yang lembut, dan minum kopi, sampai melihat ke luar jendela memandang hujan dan ...coba lihat.....
siapa yang melambai dari jendela gedung sebelah..ba...Han Ji Won! Eun Young langsung bete!
Jin Soo benar2 harus berjuang dengan kesabaran-nya menghadapi keluarga Kang. Ayah Kang membuatkan kopi, Seung Yeon melarangnya, kau tidak perlu membuat kopi. Ayahnya heran, mengapa dia basah kena hujan, jadi sesuatu yang hangat kan bagus. Seung Yeon : Ini terlalu murahan untuk seleranya.
Ayah Kang : Mengapa ini murahan? Ini adalah biji kopi terbaik di toko kita.
Seung Yeon : Iya, yang terbaik di toko kita, tapi untuk orang yang mengerti kopi, itu bukan yang terbaik, Ayah.
Nenek Kang meminta Jin Soo memakai rompi pelangi hahaha.. ayo pakai, kalau tidak kau akan kena pilek, bajumu basah semua. Aku merajutnya sendiri dan sangat hangat.
Jin Soo : Aku tidak apa-apa, Nenek.
Nenek Kang : Kau ini benar2 keras kepala..sangat keras kepala.
Adik Seung Yeon : Apa aku bisa minta tanda tangan? Aku Kang Seung Chul. belum selesai dengan itu...nenek Kang datang lagi.
Nenek Kang memaksa Jin Soo dengan obat spray untuk menghilangkan rasa sakit. ini kiriman dari keponakanku di Amerika, ayo diam..dan si Nenek mulai menyemprot...
Akhirnya Seung Yeon dengan susah payah menyingkirkan semua anggota keluarganya dari Jin Soo dan duduk berhadapan. Seung Yeon : Kau tidak perlu memaksa dirimu minum kopi itu. Mengapa kau datang ?
Jin Soo : Do Sang mengeluh padaku, dan kau bahkan tidak masuk kerja. Apa yang harus kulakukan di tengah2? Jin Soo mengulurkan amplop, ini sisa uang yang jadi hutangku pada Do Sang. Aku berharap kalian berdua menyelesaikan ini. Siapapun yang mendapatkannya.
Seung Yeon : Mengapa aku yang menerimanya? Aku tidak akrab dengannya. Dia hanya mencampuri urusan orang lain.
Jin Soo : Lalu mengapa kau tidak terus kerja? Kerja dan ambil uang ini untuk keluargamu dan juga akan baik untuk Do Sang. Aku tidak harus menghadapi keluhan Do Sang. Ini yang terbaik untuk semua.
Seung Yeon : Membuat kopi yang tidak akan pernah kau minum dan meraut pinsil yang tidak berguna. Tidak, aku sudah cukup jadi orang tidak berguna. Aku tidak ingin pergi kesana dan menerima perlakuan yang sama.
Tiba2 ada telp, Seung Yeon mengangkatnya, ternyata ada yang pesan pizza. Jadi sebelum toko itu jadi coffee shop, itu adalah toko pizza. Jin Soo mengambil kesempatan ini untuk menemui Nenek, dan memberikan sesuatu. Nenek, aku harus pergi, taksinya sudah datang.
Seung Yeon selesai menerima telp dan kaget saat melihat amplop uang tidak lagi ada di meja. Seung Yeon mendengar Nenek kaget dan ia tahu kalau Jin Soo memberikan uang itu pada Nenek. Nenek terperangah, ada 9 Juta Won! wow...
Seung yeon langsung lari mengejar taksi, hei..hei..Pak! tunggu sebentar Pak!
Seung Yeon : Pak, apa kau bisa menjadikanku sekretarismu? Tidak bisakah kau memberiku uang setelah aku melakukan pekerjaan dengan baik? Jika aku tidak bisa kerja, kau tidak perlu membayarku. Guru, aku ingin menjadi profesional.
Jin Soo : Pro?
Seung Yeon : Ya, kau bilang aku amatir, jadi kumohon berikan aku kesempatan..hanya sekali saja. Aku bisa melakukannya, aku bisa menyesuaikan dengan standarmu, sekali saja. ya? Kumohon.
Jin Soo tetap menolaknya (OMG this guy is really...) jangan mencoba terlalu keras, susah menyesuaikan dengan standarku, jangan basah2an, dan pulanglah.
Seung Yeon tetap memohon, aku akan mencobanya. Jin Soo : Aku pikir kau tidak akan bisa.
Seung Yeon : Ya, aku bisa
Jin Soo : Tidak
Seung Yeon : Aku bisa
Jin Soo : Tidak
Akhirnya Jin soo berkata, kau akan jadi profesional sampai pada tahap aku memohon agar kau kerja padaku? Seung Yeon menyanggupinya. Jin Soo : hei sampai kapan kau akan seperti itu, masuklah.
Seung Yeon masuk ke dalam mobil. Jin soo tanya, apa kau tahu apa profesional itu? Seung yeon : apa?
Jin soo : Kau bilang mau jadi profesional?
SeunG yeon : Um..jadi pro adalah kebalikan dari amatir??
Keesokannya, Jin Soo dan Eun Young duduk di cafe di apartemen Eun Young. Ada apa dengan posturmu? kau seperti nenek2.
Jin Soo : Punggungku sakit.
Eun Young : Ayo ceritakan padaku aku ingin tahu..
Seung Yeon : selamat pagi. Eun Young heran melihat Seung yeon dan bertanya pada Jin Soo, mengapa dia datang? bukankah kau bilang dia berhenti?
Jin soo berkata kalau Seung Yeon ingin jadi sekretaris profesional. Eun Yong hanya berkata apa kau stress ya karena menulis buku lagi? Jadi kau perlu korban untuk pelampiasan?
Jin Soo menyangkal, tidak dia yang berkeras kerja. Eun Young : Kau benar jahat.
Tiba2 ada seseorang memanggil : Lee Jin Soo!!
Jin Soo : Sunbae! (Jin Soo melambai pada Ji Won)
Ji Won mengundang Jin Soo makan siang. Jin Soo menyanggupi, lalu Ji Won pergi sambil melambai dan berkedip.
Jin Soo sebal, gila mengapa dia berkedip? (karena Mi Saeng memutuskan untuk meniru Bi Dam hahaha...soalnya kata Bi dam, paman, kalau berkedip maka akan memberikan nuansa lain dalam scene..)
Jin soo tanya pada Eun Young, kau sudah bertemu dia? kapan? Eun Young mengatakan kemarin, aku menelponmu karena marah melihatnya tapi kau membuang telepon-mu ke tempat sampah!!
Jin Soo meniru tingkah Ji Won dan Eun Young jadi ketawa tapi itu sebelum Eun Young tanpa sengaja menumpahkan kopi ke wajah Jin soo.
Seung Yeon ternyata datang pagi untuk belajar membuat kopi pada barista di cafe milik Eun Young. Kau lihat buih yang muncul? Pertama, kau basahi biji kopi untuk menghangatkannya.
Seung yeon mencatat, rasanya paling enak kalau kau tidak menggoyangkan tanganmu. Juga bagus jika kau berhenti sejenak saat menuang air. Seung Yeon heran, apa itu akan mengubah rasanya? Terima kasih sudah mengijinkanku belajar.
Seung Yeon juga mengamati benar2 pinsil rautan Jin Soo, dalamnya 8 mm, panjangnya 3.3 cm Aku kira dia merautnya 12 kali. Jin soo mengamati pinsil hasil rautan Seung Yeon dan ternyata ada 2 yang lolos, sigh..paling tidak ada kemajuan.
Tapi saat minum kopi buatan Seung yeon, apa kau ingin aku mati setelah minum ini?
Seung Yeon : Aku mencoba membuatnya lebih ringan, aku akan membuatnya lagi.
Jin soo : sudahlah, saat aku mendapatkan kopi pagiku, itu sudah waktunya makan siang, jadi lupakan.
Ada pengirim gas datang dan Jin Soo meminta Seung Yeon duduk. Jin Soo : Pegang ini, aku menulis beberapa kalimat, dan aku ingin kau membacanya setelah kau menghirupnya.
Seung yeon heran, kau mau aku menghirupnya?
Jin Soo : tenang saja. Itu gas helium dan bukan Carbon Monoksida. Kau harus menghirupnya dengan cukup banyak karena dialognya panjang.
Dan saat Seung Yeon membaca dialognya, yang keluar adalah suara Mickey Mouse kebayang dong..! Jin Soo ketawa geli (jadi Eun Young benar, Seung Yeon hanya untuk pelepas stress)
Seung Yeon kesal dan marah, tapi Jin Soo justru berkata suara marahmu benar2 lucu. Jin Soo ngakak.
Kemudian, Jin Soo menyuruh Seung Yeon main hulahop. Kau membuatku melakukan ini agar kau bisa menertawaiku, iya kan?
Jin Soo : Apa kau tidak tahu tugas paling penting dari sekretaris penulis? Untuk membantu menghilangkan stress dari pekerjaan-nya (hahaha makes sense sih..) Aku kira kau ingin jadi profesional.
Seung Yeon : Tapi bukankah ini penyiksaan secara mental? Bagaimana kau bisa menjadikan sekretarismu pelampiasan stress-mu? Jin Soo beralasan itu tugas sekretaris.
Seung Yeon : Jadi jika kau merasa stressmu berkurang dengan pelecehan seksual, maka aku harus melakukannya juga?
Jin Soo : Apa maksudmu? Aku tidak melepaskan stress melalui pelecehan seksual.
Sorenya Seung Yeon menonton TV bersama adiknya dan merenung, bagaimana dia bisa normal kalau semua novelnya eksentrik? Apa ia punya banyak kepribadian? Atau psikopat? Mereka menonton The Shining.
Seung Yeon berkomentar, lihat itu..penulisnya mulai gila. Seung Chul berkata, apa kau pernah lihat film dengan penulis yang tidak gila? Bagaimana bisa penulis yang waras membuat film seperti ini? Dia bukannya akan menembak orang kan, dia hanya gila setelah stress karena tidak bisa meneruskan menulis.
Seung Chul mengomentari film, tidakkah ia akan menjadi psikopat seperti itu? Lihat, dia mencoba membunuh isterinya! Kerja saja yang baik jika kau tidak ingin ditikam punggungmu. Seung Yeon pusing, sekretaris apa yang harus khawatir akan ditikam punggungnya? Dan itu sama sekali tidak menghibur Seung Yeon.
Eun Young melihat Ji Won dan ia menghindarinya dengan pergi cepat2. Ji Won tanya, bukankah tadi Eun Young yang barusan pergi? Jin Soo membenarkan. Ji Won heran, apa dia melarikan diri dariku? Yah kalau begitu kita makan siang berdua saja ya, ayo pergi. Ji Won benar2 cuek dengan sikap Jin Soo dan EUn Young yang jelas2 tidak nyaman berada di dekatnya. Memang tebal muka.
Han Ji Won bahkan berkata pada Jin Soo : Jujur saja, ini benar2 berat untukku. luka yang kudapat dari Eun Young sangat besar.
Jin Soo : Bukannya luka yang kau berikan pada Eun Young?
Ji Won : Tapi waktu menyelesaikan segalanya. Aku kembali karena aku merasa aku bisa memaafkannya.
Jin soo : Bukankah seharusnya, kau merasa Eun Young yang sekarang bisa memaafkanmu?
Ji Won : Kau pintar bercanda! Jin soo..aku kembali karena aku ingin mulai lagi dengan Eun Young.
Jin Soo pesimis, apa Eun Young ingin kembali pada Ji Won? Ji Won tahu itu, jadi kau perlu membantu agar kami bisa bersama lagi.
Jin Soo : Aku kira tidak ada yang bisa kulakukan.
Ji Won : Aku tidak akan seperti dirimu. Kau pasti sangat menyesalinya sekarang. Ini telpnya, hey telp Eun Young.
Seung Chul : Kakak..cepat cepat, disana, disana..
Seung Yeon : Dimana?
Kedua kakak beradik Kang itu berusaha menangkap kucing liar, sepertinya itu tugas aneh dari Jin Soo lagi, keduanya gagal.
Ayah Kang datang dengan kucing. Seung yeon heran, darimana ayah mendapatkannya? Ayahnya menjawab, aku beli seharga 30 ribu WOn, apa ini cukup bagus? Seung Yeon melihat kucing itu cukup bagus, tapi bossnya pasti akan tahu kalau itu kucing rumahan biasa.
Untuk menunjukkan bahwa itu kucing liar, mereka mencukur bulu kucing itu di beberapa tempat. (oh tidak jangan menyakiti hewan)
Saat menemui Boss Jin Soo, Seung Yeon berkata, aku kesulitan menangkap kucing ini di tempat sampah. Tapi Jin soo langsung tahu, itu bukan kucing liar, mengapa kau bawa kucing rumahan?
Seung yeon : Tapi ini benar2 kucing liar, aku menangkapnya di tempat pembuangan sampah bersama adikku. Benar.
Jin Soo tidak bilang apa-apa, dan memberikan cat food, buku tentang kucing, aku tahu kucing lebih banyak darimu. Seung Yeon berkeras, tapi kalau kucing rumahan meninggalkan rumah maka akan jadi kucing liar kan? Bukan hewan yang lain, kucing liar mirip dengan kucing rumahan kan.
Jin Soo : Apa kau tahu mengapa aku tidak menggunakan pensil yang kau raut meskipun itu mirip? Karena itu mirip.
Seung Yeon : Maaf?
Jin Soo : Harus sama, bukan mirip. Kau mau jadi pro, jika kau ingin bohong, kau harus bohong dengan sempurna.
Jin Soo : Menyamarkan kucing rumahan sebagai kucing liar...dan tidak mendapat satu goresan pun? Berapa harganya?
Seung Yeon : 30 ribu Won.
Jin Soo : Kembalikan!
Eun Young sedang kerja dan tiba2 telp-nya bunyi, Eun Young : Seo Eun Young disini, wow..apa ini, Penulis Lee meneleponku?
Jin Soo : Ini aneh kan?
Eun Young : Kenapa kau telp?
Jin Soo : Ayo makan malam bersama.
Eun Young : Mengapa tiba2 makan malam?
Jin Soo : Ini bukan seperti aku kan? Mengapa aku bertingkah aneh seperti ini?
Eun Young : Apa ini? Ini Kuis? Ah masa bodoh aku lapar, aku akan turun.
Eun Young tidak menyadari petunjuk Jin soo yang sebenarnya ingin menekankan, kalau ini BUKAN dirinya, Jin Soo bahkan memberi tanda dengan lambaian dan kedipan mata, tapi Eun Young tidak ngeh juga.
Eun Young masuk mobil dan baru sadar kalau ada Ji Won juga.
Eun Young : Apa ini? Ini penculikan.
Ji Won : Kita bertiga akan makan malam bersama, Jin Soo yang mengusulkan.
Eun Young : Penghianat, apa yang kau lakukan?
JIn soo : Kau seharusnya memperhatikan aku sudah memberimu petunjuk.
Ji Won : Aku menggunakan Jin soo sebagai umpan. Aku kira umpannya bagus, karena kau langsung memakannya dengan cepat.
Ji Won : Apa kalian sedemikian dekat? Aku pikir kalian musuh yang selalu berkelahi jika aku tidak ada.
Jin soo : Musuh dalam selimut akan kerja sama jika ada musuh dari luar.
Ji Won : Apa? Siapa Musuh dari Luar? Oh Korea Utara? (bukan..Baekje!)
Jin soo berbisik, bagaimana kau bisa kenal orang itu?
Eun Young : Aku masih polos waktu itu, lagipula kau yang mengenalkannya padaku.
Jin soo : Aku pasti juga masih polos.
Mobil berhenti di lampu merah, Jin soo melihat kesempatan dan berkata Presiden Seo nikmati makan malam-mu, dan ia membuka pintu mobil lalu..lari...!!
Eun Young : hei..hei! Hei kebiasaan itu muncul lagi. kau pasti akan mati. Mati kau!
Ji Won : Wow..aku tidak minta dia melakukan ini.
Jin Soo pulang ke rumah dan menemukan dompet Seung Yeon, anak itu..apa dia pulang ke rumah tanpa membawa dompet? Tiba2 pintunya di gedor, Pak..! ini aku.
Jin soo membuka pintu dan ternyata Seung Yeon datang dengan kucing liar dan wajahnya penuh cakaran. Jin Soo berkata itu juga bukan kucing liar.
Seung Yeon sangat yakin, bahkan dia berkata, aku akan membuka bajuku dan menari untukmu jika itu bukan kucing liar.
Jin Soo : apa kau mau menari telanjang?
Keduanya pergi ke dokter hewan untuk mencari pembuktian. Dokter itu kaget, bagaimana Seung Yeon bisa menangkap ini? Jin soo pikir itu benar2 kucing liar, tapi dokter meneruskan, ini seekor lynx (bukan hanya kucing liar, tapi benar2 hewan liar, lebih tepatnya kucing hutan, mirip harimau kecil). Dokter hewan kagum, ini benar2 hewan langka. Aku harus menelepon pusat hewan besok pagi.
Seung yeon ada di rumah dan mengobati lukanya. Sambil ngomel karena Jin Soo menggodanya itu bukan kucing liar, apa kau siap menari telanjang? Memang bukan "hanya" liar, tapi buas hahaha dasar.
Paginya Seung yeon muncul di apartemen. Jin soo menegurnya, kau terlambat hari ini. Seung Yeon berusaha bersikap biasa dan menawarkan kopi. Melihat Jin soo yang kalem, ia pikir ia lolos.
Tapi kemudian Jin Soo berkata : Aku menunggu sepanjang malam dan berpikir kau akan menari telanjang seperti janjimu. Dengan memasang musik NKOTB (New Kids On The Block? astaga...musik jaman jadul, hehe jadi inget teman2ku yg bolos gara2 mau nonton konser NKOTB di Jkt waktu SMA haha, trus guru sejarah geleng2 lihat kelas yang seperempat kosong, trus wali kelas yang bilang yang pergi ke konser hari itu akan berhadapan ama guru BP hahaha astaga ...)
Sementara itu Eun Young murka dengan Jin Soo : Kau benar2 mati Lee Jin Soo, bagaimana kau bisa menghianati aku seperti itu? Eun Young menuju apartemen Jin Soo.
Di dalam apartemen, Seung Yeon menari berkeliling mengikuti musik dan Jin Soo duduk di kursinya, bersandar, dan menikmati performance.
Sementara Eun Young naik ke atas dan kaget mendengar musik yang keras sekali. Apa itu ribut2?
Jin Soo berkata, ngomong2 bukankah kau bilang kau mau menari telanjang? Jin soo sebenarnya tidak berniat benar2 minta Seung Yeon menari telanjang, hanya untuk menggodanya saja.
Seung yeon pelan-pelan mengangkat bajunya ke atas dan akan mulai membukanya, Jin soo panik dan berteriak, TTTungggu..!!!
Page 1
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.