Suyang dan sekutunya puas setelah melihat kepala Kim Jong Seo. Kim Jong Seo si macan tua, akhirnya mati. Semua setuju, Kim Jong Seo benar2 tangguh.
Shin Suk Joo berkata kalau Anpyeong Dae Gun juga menerima perintah Raja untuk menghadap, tapi tidak datang.
P. Onyeong mendengus, si rubah tua itu! Dia pasti bisa merasa ada yang tidak beres.
Kwon Ram berkata, Sun Gokong juga tidak bisa lari dari genggaman Budha, semua sudut kota sudah diperiksa, ia pasti akan segera tertangkap. Han Myung Hoe bersorak, sekarang adalah era Suyang Dae Gun.
Shin Suk Joo : Saat matahari terbit, masyarakat akan diberitahu kalau Kim Jong Seo dan sekutunya dibunuh karena merencanakan pemberontakan.
Lalu Seung Yoo yang mulai sadar, teriak karena ingat kematian ayahnya.
Suyang menghadap Raja dan berkata sudah membunuh Kim Jong seo dan sekutunya, lalu memenggal kepala mereka. Semua anggota keluarga para penghianat akan ditangkap dan dibunuh.
(Sejarah mencatat, dalam pemberontakan ini, Suyang sudah membunuh sekitar 70 pria bangsawan, beberapa masih keluarganya sendiri. Istri dan anak2 mereka dipaksa menjadi budak atau masuk ke prostitusi.)
Suyang minta Raja Danjong segera kembali ke istana. P. Kyung Hye tidak setuju, dan kalau memang harus kembali ke istana, ia juga harus ikut.
Suyang melarangnya. Putri, sekarang anda sudah menikah. Sekarang anda adalah orang luar, jangan mencampuri masalah ini lagi.
Putri menahan marahnya, ia gemetaran dan melarang adiknya, tidak. Anda tidak bisa pergi, Yang Mulia.
Paginya, Danjong akhirnya kembali ke istana. Ia jalan diantar P. Kyung Hye dan Jung Jong. Suyang dan sekutunya melihat rombongan Raja dengan tersenyum puas.
Danjong menenangkan kakaknya, jangan khawatirkan aku. Aku tidak akan melakukan hal yang mengecewakanmu.
Danjong ke Jung Jong: Cha-hyung, tolong jaga kakakku.
Jung Jong berkata, mereka pasti akan menjenguk Raja dan minta Raja tetap makan teratur dan istirahat dengan baik.
Danjong mengangguk, ia janji. Lalu melepaskan tangan kakaknya dan naik ke tandu.
P. Kyung Hye teriak memanggil adiknya, Yang Mulia, Yang Mulia! Tapi Danjong harus tetap kembali ke istana.
P. Kyung Hye menangis putus asa. Jung jong menahan punggung istrinya yang hampir terjatuh.
Se Ryung masih terbaring dan memikirkan kata2 Putri. Ibunya memerintah Yeo Ri untuk memaksa Se Ryung keluar menyambut ayahnya.
Suyang berkata sebagian besar dari Menteri Enam Kementrian dan Tiga Penasehat Negara telah dibunuh. Ia minta Danjong segera mengangkat penggantinya.
Danjong berkata akan memikirkan lebih dulu.
Suyang menekan Raja, tidak perlu pertimbangan lagi. Kwon Ram dan P. Onyeong juga mendesak Raja untuk menyerahkan stabilitas negara dibawah P. Suyang.
Danjong tidak bisa melawan mereka, lakukan saja seperti itu.
Suyang keluar bersama sekutunya dengan penuh kemenangan. Shin suk Joo menemuinya, ia lapor kalau persiapan kepulangan Suyang telah selesai.
Shin Suk Joo : Penampilan di depan publik hari ini adalah untuk mengabarkan pada masyarakat kalau anda sudah melakukan keadilan kemarin malam. Dan juga untuk menunjukkan pada mereka keagungan Pangeran.
P. Onyeong : Akhirnya, calon pemilik negeri ini akan segera diketahui. Bukankah itu keinginanmu?
Suyang tersenyum dan berkata ia heran dengan ketangkasan Shin Suk Joo. Lalu segera bersiap pulang ke rumah.
Seung Yoo jalan di tengah pasar dan mendengar tentang kepala ayah dan para menteri yang dipajang. Ia pergi melihat dan terpukul. Setelah mendengar kalau Suyang akan lewat sekitar situ, Seung Yoo pergi ke kediaman Suyang.
Seung Yoo meninggalkan lokasi itu dengan mata membara karena dendam.
Seung Yoo sudah sampai di depan kediaman Suyang, tidak mempedulikan pengawal yang mengusirnya. Seung Yoo berhasil mendapatkan pedang dan bersiap menyerang Suyang.
Suyang tiba di depan kediaman-nya dengan wajah penuh kemenangan.
Sementara Se Ryung sama sekali tidak menunjukkan ekspresi. Karena mengira Seung Yoo sudah meninggal.
Saat akan menyerang, pandangan matanya tertuju pada Se Ryung. Seung Yoo syok.
Apalagi saat mendengar percakapan orang2 sekitarnya, tentang putra putri Suyang Dae Gun yang segera akan menjadi Pangeran dan Putri. Mereka menunjuk Se Ryung, bukankah dia putri tertua Pangeran Suyang? Katanya Pangeran paling menyayanginya.
Seung Yoo tidak percaya mendengar ini, ingatan saat bersama Se Ryung terbayang, saat Se Ryung dengan gembira mengendarai kudanya, Guru! sepertinya dunia datang ke arahku! Guru! Guru!
Seung Yoo gemetaran, menahan marah dan sakit hati.
Seung Yoo akhirnya tidak tahan lagi dan teriak, ia lari menyerang ke arah Suyang Dae Gun.
Semua orang kaget. Shin Myun reflek menangkis serangan Seung Yoo. Seung Yoo terjatuh.
Shin Myun tertegun melihat Seung Yoo. Shin Myun tidak mengira Seung Yoo bisa muncul disini.
Se Ryung kaget melihatnya, karena ia mengira Seung Yoo sudah mati. Suyang juga syok.
Seung Yoo bangkit dan akan menyerang kembali. Tapi kali ini Ja Beon dan anak buahnya berhasil mengalahkannya. Mereka mengarahkan pedang ke leher Seung Yoo, siap menebasnya.
Mata Seung Yoo tidak lepas dari Se Ryung. Penuh kemarahan dan sakit hati. Mata yang penuh tuduhan. Se Ryung hanya bisa membalas pandangannya dengan penuh rasa bersalah.
(Dua orang ini aktingnya hebat, tanpa banyak bicara, hanya ekspresi saja tapi mengungkapkan banyak emosi.)
Suyang Dae Gun memberi isyarat pada Ja Beon. Ja Beon memukul tengkuk Seung Yoo, membuatnya pingsan.
Se Ryung syok dan meronta lepas dari Yeo Ri, tapi berhasil ditahan Im Woon.
Se Ryung teriak2 histeris sambil menangis, Guru! Guru! tidak...tidak..Guru!
Im Woon menariknya masuk ke rumah. Suyang dan Lady Yoon tampak syok dengan tingkah laku Se Ryung.
Im Woon memasukkan Se Ryung dalam kamarnya. Se Ryung ingin keluar lagi dan dihalangi Yeo Ri.
Lady Yoon masuk dan menghentikan Se Ryung. Ia mengangkat tangan-nya, siap menampar putrinya.
Se Ryung tidak mempedulikan-nya, ia terus memohon pada Lady Yoon. Tolong ibu, kumohon tolong saya..
Tangan Lady Yoon gemetaran. Ia melihat wajah Se Ryung yang pucat dan tubuhnya yang semakin lemah, tiba-tiba Lady Yoon memeluk Se Ryung.
Lady Yoon putus asa, bagaimana kau bisa...bagaimana kau bisa memiliki rasa cinta sepahit itu dalam hatimu? Dia sudah tahu kalau kau adalah putri Suyang Dae Gun. Bagaimana kau bisa mencul di depannya?
Bagi Kim Seung Yoo, kau hanya putri dari musuh yang membunuh ayahnya.
Lady Yoon berusaha menyadarkan Se Ryung, kejamlah pada dirimu sendiri, lupakanlah dia. Kau bisa kan, Se Ryung?
Se Ryung menangis sedih. Ia benar2 tidak tahu lagi apa yang akan dilakukannya. Yeo Ri juga ikut menangis.
Suyang tidak percaya Shin Myun telah melepaskan Seung Yoo. Kenapa dia masih hidup?
Shin Myun minta maaf. Suyang berkata ia tahu tidak mudah memenggal kepala teman dekatnya, tapi jika perasaan remeh itu membuatmu mengacaukan semuanya maka kau tidak berhak berdiri di sisiku.
Suyang : Ayahmu dan aku sudah menumpahkan banyak darah untuk apa yang ingin kami raih. Jangan pernah lupakan itu.
Shin Myun menunduk, saya akan mengingat itu.
Suyang : Anak Kim Jong Seo, Kim Seung Yoo akan dipenggal kepalanya di depan masyarakat sebagai contoh.
Shin Myun : Ya.
Seung Yoo dilempar ke dalam sel. Ia masih pingsan. Ada beberapa orang dalam sel, mereka heran dari keluarga mana pria ini, kacau sekali. Apa dia masih bernafas?
Beberapa orang ingin menyadarkan Seung Yoo. Tapi seorang tahanan melarangnya, apa gunanya ia sadar. Besok, kita semua akan dipenggal. Tidak ada gunanya ia sadar sekarang.
Shin Myun berdiri di depan kamar Se Ryung. Ia ingat saat Se Ryung teriak2 histeris. Shin Myun menghela nafas dan jalan pergi.
Se Ryung duduk dengan pandangan blank, ia terus saja berkeringat dingin. Yeo Ri berusaha menghentikan-nya.
Se Ryung ingat saat Seung Yoo dengan manis tanya siapa namanya, lalu saat Seung Yoo dengan kalap menyerang ayahnya.
Saat Seung yoo menemuinya di kuil, dan saat Seung Yoo tanya apa kau punya alasan mengapa tidak bisa mengatakan-nya padaku?
Se Ryung menyesal, kalau saja aku mengatakan yang sebenarnya lebih awal pada Seung Yoo. Paling tidak, ia tidak akan sampai di titik ini.
Se Ryung bertekad menyelamatkan Seung Yoo dan pergi dari kamar.
Se Ryung pergi mencari ayahnya. Ia minta agar ayahnya tidak membunuh Kim Seung Yoo. Ini adalah terakhir kalinya saya memohon pada ayah. Selama Ayah tidak membunuhnya, saya akan mematuhi ayah selama hidup.
Suyang marah, dia yang lari ingin membunuhku, jika aku melepaskannya, maka sampai dia mati, dia akan mencoba membunuhku lagi dan lagi. Meskipun aku merasa menyesal dengan cintamu, tapi aku benar2 tidak bisa melakukan apa-apa.
Se Ryung : Apa ayah masih tidak puas? Apa benar ada pemberontakan yang dipimpin Tuan Kim Jong Seo?
Dia bersalah atau tidak, setelah mengambil nyawa banyak orang, apa ayah masih ingin darah lagi?
Suyang kesal : Semakin kau seperti ini, semakin cepat Kim Seung Yoo akan dieksekusi.
Suyang jalan pergi, Se Ryung pucat. Yeo Ri mencemaskan-nya. Se Ryung berpikir keras, apa yang bisa ia lakukan untuk menyelamatkan Seung Yoo.
P. Kyung Hye mondar-mandir gelisah. Jung Jong mencoba menenangkannya. Putri tidak bisa tenang karena sekarang Suyang Dae Gun sudah menjadi Penasehat, ini jelas bukan keinginan Yang Mulia.
P. Kyung Hye ingin segera pergi ke istana.
Jung Jong berkata itu sia-sia saja, bahkan Perdana Menteri Kim Jong Seo juga sudah dituduh merencanakan pemberontakan.
Eun Geum datang menemui mereka. Putri heran ada apa. Eun Geum berkata kalau Kim Seung Yoo sudah tertangkap.
Jung Jong dan Putri tidak percaya mendengarnya, semua orang yang memihak Raja terbunuh atau ditangkap dalam semalam. Lalu Eun Geum memberikan surat, ternyata itu dari Anpyeong Dae Gun.
P. Kyung Hye membacanya dan senang sekali, ini harapan mereka. Paman Anpyeong selamat dan ia sembunyi. Jung Jong dan P. Kyung Hye akan pergi ke lokasi persembunyian P. Anpyeong.
Anpyeong Dae Gun gelisah menunggu Putri. Pelayan-nya datang, Tuan, Tuan..
P. Anpyeong kelihatan senang, apa Tuan Putri sudah datang?
Yang datang bukan Tuan Putri, tapi Shin Myun bersama pasukannya.
Wajah Anpyeong Dae Gun langsung pucat, apa Suyang hyungnim mengirim kalian?
Shin Myun hanya menjawab kalau ia akan mengawal Pangeran Anpyeong.
Jung Jong dan P. Kyung Hye dalam perjalanan menuju kediaman P. Anpyeong. Jung Jong melihat pasukan dari jauh dan segera menarik Putri untuk sembunyi.
Pasangan kerajaan itu melihat P. Anpyeong ditangkap oleh Shin Myun. P. Kyung Hye gemetaran.
Suyang menghadap Raja Danjong dan berkata kalau semua anggota keluarga yang ikut serta dalam pemberontakan ini sudah ditangkap.
Danjong tanya apa rencana Suyang dengan mereka.
Suyang ingin semua dihukum mati. Tidak lama, Shin Suk Joo menghadap Raja.
Shin Suk Joo lapor kalau pemberontak Anpyeong juga sudah tertangkap.
Danjong kaget, paman!
Suyang minta Danjong tidak terbawa perasaan, dia (Anpyeong) harus diperlakukan seperti pemberontak yang lain.
P. Kyung Hye gelisah, ia benar2 putus asa. Tiba-tiba seorang pria setengah baya datang, Yang Mulia..Geum Sung disini.
Pangeran Geum Sung tiba. Dia adalah putra ke-6 mendiang Raja Besar Sejong, salah satu adik kandung Suyang.
P. Kyung Hye bergegas menyongsongnya. P. Geumsung memegang tangan Putri. Yang Mulia, bagaimana sesuatu yang mengerikan seperti itu bisa terjadi dalam semalam? Mendiang kakak-ku pasti sangat sedih.
P. Geumsung menjelaskan kalau P. Anpyeong sangat mencemaskan Yang Mulia dan Putri, makanya ia segera datang setelah menerima pesan dari P. Anpyeong.
P. Kyung Hye merasa cemas karena Paman Anpyeong yang selalu mendukung mereka akan kehilangan nyawanya juga.
P. Geumsung berkata mereka harus mencari orang dengan kekuatan, orang yang tidak lupa kalau pemilik tunggal Joseon bukanlah P. Suyang melainkan Raja Danjong. Geumsung bersumpah, ia bersedia mati demi Raja.
P. Kyung Hye merasa lega, ia menangis, jika P. Geumsung tidak ada, mereka akan kehilangan harapan terakhir untuk menyelamatkan Raja. P. Kyung Hye mencemaskan adiknya.
Prof Lee janjian dengan Jung Jong untuk menjenguk Seung Yoo di penjara. Prof Lee tampak sedih melihat para tahanan.
Keduanya dilarang masuk oleh penjaga, tapi Jung Jong marah dan berkata kalau Prof adalah guru Petugas Shin. Akhirnya mereka diijinkan masuk. Prof ragu untuk masuk, ia tidak tega melihat Seung Yoo. Pasti anak itu luka sangat parah.
Di dalam penjara, Seung Yoo akhirnya membuka matanya, ia masih teringat Se Ryung. Salah satu tahanan berkata kalau dunia ini benar2 susah dipercaya. Hidup dan mati sama saja.
Seung Yoo stres, pikirannya kacau. Ia ingat kata2 orang sekitarnya kalau Se Ryung adalah putri tertua Suyang, putri kesayangan-nya lagi.
Shin Myun memberi perintah, kalau semua penghianat termasuk Kim Seung Yoo akan dieksekusi waktu O Si, sekitar jam 11 s/d 13 siang.
Jung Jong dan Prof masuk. Mereka mendengar perintah Shin Myun. Jung Jong marah, ia mencengkeram baju Shin Myun dan akan memukulnya, Kau ingin Kim Seung Yoo dipenggal? Apa ini harus keluar dari mulutmu, Myun? Dasar brengsek!
Ja Beon akan menahan Jung Jong, tapi Shin Myun melarangnya.
Jung Jong gemetar menahan marah, apa kau gila?
Prof minta Jung Jong menarik tangannya. Shin Myun mengangguk sekilas pada Prof dan pergi. Jung Jong teriak2, kau mau kemana? Katakan padaku bagaimana cara membebaskan Seung Yoo!
Lalu terdengar kegaduhan dari satu sel, beberapa tahanan teriak minta tolong pada penjaga. Ternyata Seung Yoo ngamuk. Ia membentur-benturkan tubuhnya ke sel tahanan sambil teriak histeris.
Seung Yoo benar2 marah, sakit hati, dendam campur aduk jadi satu.
Jung Jong dan Prof lari ke arah sel, Jung Jong panik, ia menangis, Seung Yoo, Seung Yoo, kau kenapa? Jangan seperti itu, hentikan, Seung Yoo..Ini aku Jong! Kau tidak mengenaliku?
Beberapa tahanan berhasil menenangkan Seung Yoo, tapi pandangan mata Seung Yoo masih beringas. Prof menghela nafas dan jalan keluar.
Prof mencari Shin Myun. Prof berkata masalah ini juga pasti berat bagi Shin Myun.
Shin Myun menyangkalnya, tidak. Demi ayah dan keluarga saya, saya sudah memilih jalan ini.
Prof : Justru karena kewajibanmu pada keluarga, ini pasti lebih sulit.
Menggunakan kewajiban sebagai alasan pembenaran untuk membunuh temanmu, apa kau tidak pernah mempertanyakan dirimu sendiri?
Shin Myun : Saya tidak akan menyesali jalan yang sudah saya pilih. Anda sebaiknya kembali.
Prof : Myun-ah, ini kesempatan terakhirmu untuk berhenti. Sebelum jalan yang keliru ini menghancurkanmu, kumohon kembalilah menjadi dirimu sendiri.
Shin Myun diam saja dan Prof pergi. Lalu Shin Myun merasa kesal, ia teriak, Ja Beon!
Ja Beon : Ya, Tuan
Shin Myun : Tidak boleh ada kesalahan selama eksekusi Kim Seung Yoo besok pagi.
Tidak boleh ada kesalahan sama sekali.
Ja Beon : Ya.
Jung Jong resah, besok adalah eksekusi Seung Yoo, apa yang harus kita lakukan, Guru?
Jung Jong sedih, karena Seung Yoo sekarang juga tidak seperti manusia.
Prof berkata akan mencari cara untuk menyelamatkan Seung Yoo. Keduanya jalan pergi.
Se Ryung dan Yeo Ri juga ada di depan kantor Hanseong, mereka mendengar percakapan Jung Jong dan Prof.
Se Ryung bertekad masuk ke dalam. Penjaga melarangnya, ini bukan tempat untuk wanita.
Ja Beon melihat Se Ryung dan memberi ijin masuk. Se Ryung berdiri ragu di depan tahanan Seung yoo, ia ingat kata2 ibunya, bagi Kim Seung Yoo, kau hanya putri musuh yang sudah membunuh ayahnya.
Shin Myun mendekat dan berkata kalau penjara ini tempat penjahat berbahaya. Shin Myun minta Se Ryung pulang.
Se Ryung marah, bagaimana Shin Myun bisa menyebut Seung Yoo penjahat. Se Ryung memohon, agar Shin Myun menyelamatkan Seung Yoo.
Shin Myun marah dan cemburu, aku adalah calon suamimu, jangan menyebut Kim Seung Yoo didepanku lagi selamanya.
Se Ryung menangis, apa kau benar2 seseorang yang bisa melihat temanmu sendiri mati di depanmu dan tetap tidak merasakan apapun?
Shin Myun berkata hanya melakukan yang seharusnya ia lakukan.
Se Ryung : Kim Seung Yoo berkata kalau kau adalah teman yang bisa ia percaya, tapi sepertinya kesetiaan-mu padanya hanya sampai disini.
Se Ryung pulang, tapi masih mondar mandir di depan rumah. Yeo Ri mengajaknya masuk, Se Ryung kesal karena ia tidak bisa menemukan cara untuk menyelamatkan Seung Yoo.
Se Ryung merenung di kamarnya, ia berpikir. Lalu keluar kamar dan masuk ke ruang penyimpanan senjata.
Se Ryung mengambil sebuah pedang.
Seung Yoo duduk diam di tahanan. Anggota tahanan lain gelisah, setelah malam ini, lalu apa? Mereka ingin sekali menikam Suyang sebelum mati.
Seung Yoo teringat ayahnya, lalu berkata dalam hati, putramu akan segera bergabung denganmu, Ayah. Ayah..
Paginya, P. Suyang bersiap ke istana. Lady Yoon membantunya berpakaian. Tiba-tiba terdengar teriakan, Pangeran, tolong segera keluar dan lihat ini.
Suyang dan Lady Yoon keluar, mereka kaget.
Se Ryung duduk di tanah, pedang di sampingnya. P. Suyang marah, lelucon macam apa ini?
Se Ryung memohon, Tolong selamatkan dia.
P. Suyang memperingatkan, kalau Se Ryung ikut campur lagi, ia akan segera memenggal Kim Seung Yoo.
Se Ryung : Jika ayah ingin membunuhnya, maka tolong bunuh saya dulu.
P. Suyang murka, kau sudah dibutakan oleh cinta. Jangan bilang kau ingin mengakhiri hidupmu di depan ayahmu?
Se Ryung berkata kalau dia tidak dibutakan oleh cinta, dia hanya mencegah ayahnya mengambil nyawa orang yang tidak bersalah.
Suyang : Kau menggunakan nyawamu, untuk mengancam ayahmu?
Se Ryung : Kali ini, saya tidak akan berkompromi lagi.
Suyang : Apa kau pikir menggunakan nyawamu sebagai ancaman, bisa menghentikan keinginan ayahmu?
P. Suyang mulai jalan pergi. Se Ryung langsung menghunus pedang dan mengarahkannya ke leher! Whoa..Lady Yoon, Sung, Se Jeong, pelayan lain syok. P. Suyang juga kaget.
P. Suyang memberi isyarat Im Woon untuk mengambil pedang. Tapi Se Ryung teriak, maju satu langkah lagi, saya akan segera menggunakan pedang ini dan memotong leher saya.
P. Suyang marah : Se Ryung-ah! kau benar-benar...
Se Ryung : Kalau ayah memenggal kepalanya, saya tidak akan ragu untuk pergi bersamanya selamanya.
Se Ryung benar2 serius. Ia menekan pedang ke lehernya, membuat darah mulai mengucur. Seluruh keluarga Suyang syok.
Panggung untuk memenggal kepala para "pemberontak" sudah disiapkan. Dua algojo bersiap-siap sambil minum makguli.
Ja Beon memeriksa lokasi eksekusi, ia melihat langit yang mulai ditutup awan gelap, seperti akan turun hujan.
Ja Beon memerintah tahanan untuk diarak keluar. Termasuk Kim Seung Yoo. Seung Yoo keluar dan melihat Shin Myun. Ia memandang Shin Myun dengan tajam.
Shin Myun memalingkan wajah, ia tidak membalas tatapan Seung Yoo.
Suyang duduk di ruang kerjanya, ia ingat ancaman Se Ryung, saat ayah memenggal kepalanya, saya tidak akan ragu pergi bersamanya selamanya.
Ia menghela nafas. P. Onyeong, Kwon Ram, Shin Suk Joo masuk dan berkata kalau sekarang waktunya semua sisa sekutu Kim Jong Seo dipenggal.
Suyang keluar bersama rombongan. P. Onyeong puas, karena Kim Seung Yoo akhirnya akan dipenggal. Shin Suk Joo tidak tenang karena Raja belum mengeluarkan perintah.
P. Onyeong kesal, lalu kenapa kalau kita belum dapat perintah.
Kwon Ram : Katakan saja padanya (Raja) untuk melakukan ini dan ia akan melakukannya. Perintah itu dan dia akan mengikutinya.
Lalu ia ketawa geli.
Rombongan mereka tiba di Daejeon dan Raja keluar. Suyang basa-basi menanyakan kondisi Raja, apa Yang Mulia tidur nyenyak semalam?
Danjong : Paman. Banyak orang sudah kehilangan nyawa mereka. Apa perlu mengeksekusi anggota keluarganya juga?
Suyang menekankan kalau semua adalah penjahat yang mengancam Keluarga Raja.
Danjong tampak tidak berdaya dan akhirnya ikut pergi bersama Suyang.
Semua tahanan berjalan ke arah lapangan eksekusi.
Para tahanan menunggu giliran dipenggal. Orang pertama yang dipanggil adalah Petugas Lee Ju Hak.
Petugas membacakan dakwaan-nya, Lee Ju Hak, berkonspirasi dengan Kim Jong Seo dan memulai pemberontakan. Semua hartanya akan disita. Istrinya akan dijadikan budak. Penjahat Lee Ju Hak akan dieksekusi dengan dipenggal. Eksekusi mulai.
Petugas memukul gendang. Algojo mulai bersiap mengayunkan pedangnya, dan !!! kepala Lee Ju Hak dipenggal. Semua orang yang menyaksikan ini menjerit ngeri dan menutup matanya. Tubuh Lee Ju Hak roboh diatas panggung.
Se Ryung tetap menahan pedang di lehernya. Padahal tangannya gemetaran. Semua keluarganya tidak percaya dengan aksi nekad Se Ryung.
Sementara itu di istana, P. Geum Sung tiba. Danjong terlihat senang melihat P. Geum Sung.
Sebaliknya, wajah Suyang tampak kesal, Geum Sung, apa yang kau lakukan disini?
P. Geum Sung datang bersama P. Kyung Hye, Jung Jong, Prof Lee, dan rombongan Jikgang dari Sungkyunkwan.
P. Geum Sung tidak menggubris Suyang, ia membungkuk pada Raja, Yang Mulia. Diluar istana, banyak nyawa tidak bersalah terus saja diambil. Saya mohon Yang Mulia menghentikan ini sekarang. Juga, mohon nyatakan ketidak bersalahan Anpyeong.
Suyang tidak terima, Tidak bersalah?
P. Geum Sung kesal, apa bukti konspirasi mereka, hyungnim?
Suyang : Kau seharusnya menanyakan ini pada Kim Jong Seo yang sudah mati. Bukankah Kim Jong Seo mengambil kesempatan dari kemurahan mendiang Raja dan menguasai Yang Mulia.
Geum Sung : Jika seseorang tertangkap mencoba melakukan pemberontakan, mereka harus diadili dibawah hukum negeri ini untuk mencari kebenaran-nya. Apa kau tidak tahu ini?
Suyang mengancam : Yang Mulia sudah tahu ini, jangan ikut campur.
Geum Sung : Anpyeong hyungnim juga ditahan dengan alasan penghianatan. Apa kau berniat mengeksekusinya juga?
Suyang : Beraninya kau...
Danjong : Perdana Menteri. Karena keraguanku, banyak orang sudah mati. Tolong tahan eksekusinya segera.
Suyang panik, Yang Mulia. Bagaimana anda bisa mengampuni keturunan pemberontak?
Danjong : Kata-kata Paman Geum Sung masuk akal. Prosedur yang benar harus dilakukan dibawah hukum nasional. Sebelum menghukum mereka atas kejahatan-nya.
Suyang marah, prosedur yang pantas apa?
Danjong menjawab dengan tegas, Sekarang, aku tidak sedang membahas masalah ini denganmu, Paman. Aku memberimu perintah.
Suyang terkejut, tapi tidak bisa apa-apa, ia terpaksa mengiyakan.
Tubuh Lee Ju Hak sudah diseret turun dari panggung. Meninggalkan bekas darah yang panjang.
Seung Yoo dipanggil. Juru Tulis Sekretarian Kerajaan, Kim Seung Yoo, mendukung ayahnya Kim Jong Seo dan ikut melakukan pemberontakan.
Dia akan dihukum penggal.
Seung Yoo tidak terlalu peduli, ia sudah pasrah. Seung Yoo menutup matanya dan teringat keluarganya, saat-sata bahagia bersama keluarganya. Ah Kang, Kakak iparnya, Kakaknya, dan Ayahnya.
Algojo siap mengayunkan pedang ketika tiba-tiba petugas menghentikannya. Tahan! segera hentikan eksekusi.
Petugas membacakan keputusan Raja, Melucuti status bangsawan penjahat dan membuang mereka ke pulau Gang Hwa.
Seung Yoo melihat ke langit, dan sinar mentari mulai menerobos awan gelap. Kontras dengan apa yang dilihat Ja Beon tadi.
Se Ryung masih dengan keras kepala menahan pedang di lehernya. Tangannya sudah pegal dan gemetaran, beberapa kali pedang hampir lepas. Tapi Se Ryung terus menahannya.
Se Ryung ini tidak minum, makan, dan tidak tidur selama kira2 dua hari sejak tragedi keluarga Kim. Benar2 keras kepala.
Lady Yoon mendekati putrinya, ia marah, lebih baik kau gunakan pedang itu untuk membunuh ibumu.
Se Ryung tidak bereaksi. Tetap menahan pedang.
P. Suyang pulang, ia jalan mendekati Se Ryung. Nak, aku sudah tahu kalau kau mewarisi karakter keras kepala dariku. Tapi aku tidak akan pernah membayangkan kalau kau benar2 bisa menghentikanku.
P. Suyang : Kim Seung Yoo diampuni dari hukuman mati. Tapi dia akan diasingkan segera setelah fajar menyingsing.
Se Ryung : Benarkah itu?
P. Suyang : Keinginanmu terkabul hari ini. Tapi jika sesuatu seperti ini terjadi lagi, aku tidak akan mengampunimu.
P. Suyang jalan masuk dengan kesal. Se Ryung menurunkan pedangnya.
Sung segera mengambil pedang di tangan kakaknya. Lalu membantu Yeo Ri mengantar Se Ryung ke dalam.
Danjong menerima pujian dari P. Kyung Hye, Jung Jong dan P. Geum Sung.
P. Kyung Hye tampak bangga, Anda bagus sekali. Ini adalah pemilik sebenarnya negara ini, yang berada diatas orang lain.
P. Geum Sung : Apapun yang anda hadapi, jangan kehilangan kewibawaan anda.
Danjong tersenyum : Aku mengerti.
P. Geum Sung berkata akan segera mengambil P. Anpyeong kembali sebelum ia diasingkan. Agar Suyang tidak bisa lagi mengendalikan Yang Mulia.
Jung Jong juga menghibur Danjong, kami akan selalu mendukung Yang Mulia.
Suyang berkumpul bersama sekutunya. Mereka menyesal sudah meremehkan Raja karena ia masih muda.
P. Onyeong tanya apa rencana Suyang dengan P. Anpyeong. Pihak Suyang cemas, karena dibelakang P. Geum Sung ada Chong Tong Wi, pasukan artileri. Juga Lee Gae (Prof) yang memiliki reputasi diantara Sarjana Sungkyunkwan.
P. Suyang : Dan kukira selama Kim Jong Seo mati, semua akan beres. Membiarkan putra Kim Jong Seo, Kim Seung Yoo hidup, membuatku kesal.
Han Myung Hoe berkata tidak berniat membiarkan Seung Yoo hidup. Semua heran. Shin Myun heran dan P. Suyang tersenyum.
Han : Gelombang ke arah pulau Gang Hwa benar-benar tinggi.
Semua ketawa. Shin Myun tertegun.
Han Myung Hoe menemui anak buahnya, kalian semua harus merasakan hembusan angin laut.
Yeo Ri memijat lengan Se Ryung, anda sudah merasa baikan sekarang?
Se Ryung diam saja, lalu tiba-tiba duduk, dan ingat kalau Seung Yoo akan segera dibuang saat fajar besok.
Se Ryung langsung pergi. Yeo Ri berusaha mencegahnya, Jangan pergi Nona, Tuan Muda Kim tidak ingin melihat anda. Tapi Se Ryung tidak mendengarnya.
Se Ryung sampai ke kantor Hanseong. Penjaga melarangnya masuk, tapi Yeo Ri berkata kalau Se Ryung adalah Putri P. Suyang. Penjaga langsung mengijinkan mereka masuk.
Se Ryung dan Yeo Ri menuju tahanan. Shin Myun dan Ja Beon melihat mereka.
Ja Beon : Sepertinya dia akan menemui Kim Seung Yoo. Apa yang akan kita lakukan?
Shin Myun : Biarkan saja. Karena hari ini adalah saat terakhir mereka.
Se Ryung minta Yeo Ri menunggu diluar saja. Ia masuk sendiri. Yeo Ri mengerti.
Se Ryung masuk dan mencari Seung Yoo. Se Ryung berjalan dari satu sel ke sel lain.
Se Ryung melihat Seung Yoo duduk di salah satu sel. Se Ryung tampak sedih dan merindukan Seung Yoo.
Seung Yoo sadar ada seseorang dan ia melihat ke atas. Seung Yoo tertegun.
Se Ryung mendekat ke arah sel. Seung Yoo bergegas berdiri, semua kemarahan dan kebencian-nya muncul lagi.
Se Ryung menutup matanya, seperti ngeri dan takut melihat Seung Yoo.
Seung Yoo murka, ia mengulurkan tangan mencekik leher Se Ryung! Seung Yoo menahan tangisnya.
Se Ryung sama sekali tidak melawan, seperti berniat menyerahkan nyawanya. Ia juga menangis.
It's love and hate in a same time.
PM [1], [History], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9]
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.