Monday, January 2, 2012
The Princess'Man episode 23
Seung Yoo menarik Se Ryung sehingga keduanya duduk berhadapan. Ia mengeluarkan garakji yang terakhir dibelinya di pasar.
Seung Yoo : Apa kau bersedia menjadi istriku?
Se Ryung menjawab dengan pertanyaan : Apa kau bersedia menjadi suamiku?
Seung Yoo tersenyum dan menyelipkan garakji di jari manis Se Ryung.
Seung yoo : Mulai sekarang, kita adalah suami dan istri. Tidak peduli sejauh apa kita terpisah, kita akan jadi bayangan satu sama lain.
Se Ryung mengambil satu dari sepasang cincin itu dan menyelipkannya ke jari Seung Yoo. Dalam kehidupan ini, kita adalah satu.
Keduanya berpelukan dan menghabiskan malam sebagai suami-istri.
Paginya, Se Ryung bangun dan kaget karena tidak menemukan Seung Yoo. Ia langsung keluar mencari Seung Yoo. Mirip waktu Seung Yoo pertama kali menculik Se Ryung dan panik mencarinya :)
Seung yoo ada di luar, dengan tenang membereskan kuda.
Se Ryung tersenyum manis pada Seung Yoo.
Seung Yoo juga membalas senyum Se Ryung.
Seung Yoo mengantar Se Ryung kembali ke kediaman lamanya untuk menjaga PM Sung.
Keduanya sama sekali tidak ingin berpisah. Seung Yoo memegangi tangan Se Ryung untuk waktu yang lama.
Perlahan Se Ryung melepaskan tangan Seung Yoo dan jalan ke rumah. Penjaga langsung memberi hormat dan menyambutnya.
Se Ryung berhenti di tangga dan memandang Seung Yoo dari kejauhan, Se Ryung tersenyum sambil menahan air matanya. Yeo Ri lari menyambut Se Ryung.
Se Ryung masuk kamar Sung dan membelai kepala adiknya. Sung sakit parah tapi ia terbangun dan memanggil Se Ryung dengan lemah, Noonim..
Se Ryung : Kenapa kau berbaring di tempat tidur seperti ini? Kau harus cepat sembuh.
PM Sung : Aku baik-baik saja. Kenapa kau kembali? Apa kau sudah memutuskan hubungan dengan Kim Seung Yoo?
Se Ryung menggeleng, meskipun aku tidak melihatnya, dia selalu ada di sampingku.
Sung mengeluarkan tangan dari selimut dan menggenggam tangan kakaknya, jadi kau kembali sendirian, pasti berat untuk kalian berdua mengambil keputusan ini.
Seung Yoo kembali ke persembunyian dan Seok Ju memujinya, yang kau lakukan benar. Seung yoo menunduk, ia bicara hampir seperti meyakinkan diri sendiri. Ini cuma sementara..hanya untuk sementara saja.
Seok Ju mendesak untuk segera pergi dari tempat ini karena sudah tidak aman disini.
Ja Beon lapor pada Shin Myun kalau Tuan Putri sudah kembali ke kediaman pribadinya. Shin Myun terkejut dan segera pergi.
Se Ryung sedang memasak ramuan obat untuk Sung ketika Shin Myun dan pasukannya datang.
Shin Myun minta semua pergi meninggalkan mereka. Ia langsung tanya, Pemberontak itu, Kim Seung Yoo, dimana ia bersembunyi?
Se Ryung : Orang itu adalah suamiku. Tolong sebut dia dengan sopan.
Shin Myun : Suami?
Se Ryung berkata kalau Seung Yoo sudah pergi dan meskipun Shin Myun ingin memanfaatkan Se Ryung, ia tidak akan kerjasama.
Shin Myun melihat cincin di jari Se Ryung dan merasa panas. Ia menarik tangan Se Ryung : Hanya karena cincin murahan itu, kau sudah membuat janji pernikahan? Orang yang seharusnya menjadi suami dalam hidupmu bukan orang itu, melainkan aku.
Se Ryung : Kau bisa mengambil cincin ini, tapi kau tidak akan pernah bisa mengambil hatiku.
Shin Myun marah, apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian berdua?
Kalian berdua...apa yang sudah kalian lakukan?
Se Ryung tersenyum sinis, Apapun yang kami lakukan, kau tidak perlu tahu.
Shin Myun : Kami..? Aku tidak lagi menginginkan hati Tuan Putri. Tapi tubuhmu...adalah milikku.
Se Ryung tidak percaya mendengar perkataan Shin Myun.
Tiba-tiba terdengar suara Sung, jangan menyakiti kakakku.
Shin Myun dan Se Ryung terkejut melihat Sung yang memaksa keluar dengan dipapah para kasim. Shin Myun tidak ingin cari perkara, ia membungkuk pada Sung dan jalan pergi.
Se Ryung merasa cemas, kenapa kau keluar?
Sung : Aku merasa bosan di dalam, meskipun aku sakit, aku masih adik yang berguna, ya kan?
Se Ryung tersenyum haru. Sung masih berpesan, kalau Petugas Shin tidak menghormatimu lagi, kapanpun itu, ingat katakan itu padaku. Se Ryung mengangguk.
Suyang mendengar kalau Se Ryung sudah kembali. Ia ingin menyeret Se Ryung dan memaksanya mengatakan keberadaan Seung Yoo.
Tapi Ratu Jeonghui melarangnya, Se Ryung akan bunuh diri jika dipaksa dan kesehatan Sung semakin membaik saat Se Ryung ada di dekatnya. Ratu ingin Suyang memikirkan kesehatan PM lebih dulu.
Ratu : Selama PM hidup, saya tidak akan mempedulikan Kim Seung Yoo lagi.
Suyang marah lagi, omong kosong! Hanya dengan membunuh Kim Seung Yoo, maka masa depan PM akan bebas dari masalah.
Suyang ingin pergi ke rumah lama.
Semua juga pindah ke Hamgil-do. Cho Hi, So Aeng, dan Muyeong juga ikut. Ah Kang dan ibunya tidak boleh ikut karena terlalu bahaya.
Ah Kang protes pada Seung Yoo, paman, ajak aku juga.
Seung Yoo : Tempat itu terlalu jauh untukmu.
Ah Kang : Kapan kau akan kembali?
Seung Yoo : Ah Kang, Paman akan kembali saat kau sudah mengingat Chon Jya Mun.
(Chon Jya Mun, 1000 Karakter Hanja, 1000 karakter tulisan mandarin yang harus diingat anak2, pelajaran dasar mandarin untuk anak)
Ah Kang langsung minta ibunya mengajar 100 karakter sehari. (Gubrag, pinter amat hehe)
Lady Ryu hanya tersenyum mengiyakan. Seung Yoo juga pamit pada kakak iparnya. Kalian akan aman disini.
Seung Yoo minta semua berangkat duluan, ia harus pergi ke satu tempat. Seung Yoo mengunjungi P. Kyung Hye.
P. Kyung Hye ada di dekat makam Jong dan perutnya juga semakin membesar. Seung Yoo memberi hormat, apa tidak apa-apa diluar seperti ini?
P. Kyung Hye : Setelah dijadikan budak pemerintah, tapi masih bisa hidup untuk diriku sendiri, apa itu maksudmu?
Karena dulu aku seorang Putri, mereka sering mengijinkanku istirahat.
Seung Yoo : Saya ingin mengajak anda ke Hamgil-do. Akan lebih baik daripada menjadi budak pemerintah.
P. Kyung Hye menghargai tawaran Seung Yoo. Tapi ia tidak ingin pergi. Aku ingin sering membawa anak ini menemui ayahnya. Jika aku tidak sering mengunjunginya, kasihan suamiku akan kesepian.
Seung Yoo : Yang Mulia.
P. Kyung Hye : Pemberontakan ini harus berhasil. Hanya dengan begitu, aku dan anakku akan merasa tenang. Jika kau pergi ke Hamgil-do, Se Ryung..apa yang akan terjadi padanya?
Seung Yoo menghela nafas.
Suyang dan rombongan tiba di kediaman lamanya. Ia ingin tahu kondisi PM Sung. Rombongan Suyang disambut oleh Se Ryung dll. Ini pertama kalinya ayah-anak itu bertemu.
Ratu langsung masuk ke kamar PM. Sementara Suyang bicara dulu dengan Se Ryung.
Suyang kesal sekali melihat Se Ryung, sebenarnya sebaik apa dia? Sampai kau meninggalkan ayah dan adikmu sendiri...apa sebaik itu ada di sisinya?
Se Ryung diam saja. Suyang bicara lagi, kemana lidah tajammu pergi? Kenapa kau tidak bicara? Melihat ayah yang ingin kau bunuh, apa kau tiba-tiba merasa menyesal?
Se Ryung : Saya sudah berkata kalau saya tidak pernah punya pikiran mencelakai Ayah.
Suyang : Kau, lagi...
Se Ryung : Saya benar2 berharap sebelum terlalu terlambat, Ayah bisa sekali lagi menjadi orang yang pernah saya kenal.
Ayah yang paling penyayang di dunia, saya benar2 berharap kalau Ayah bisa kembali seperti dulu.
Suyang : Dulu atau sekarang, semuanya adalah aku.
Tiba-tiba terdengar teriakan Ratu. Putra Mahkota! Putra Mahkota!
PM Sung kritis! Suyang dan Se Ryung bergegas masuk. Sung memanggil ayahnya, Abamama.
Suyang : Ya, bicaralah.
Sung : Saya baru saja mendapatkan mimpi.
Suyang : Apa mimpi buruk?
Sung : Yang Mulia mantan Raja dan Raja Munjong, melambai dan tersenyum pada saya, meminta saya pergi.
Suyang syok, itu hanya mimpi.
Sung menunjuk ke satu arah, disana...mereka ada disana (hii..)
Suyang sepertinya mulai ketakutan, ia menyuruh Sung sadar, tidak ada siapa-siapa disana.
Sung masih menunjuk, disana, disana..Lalu tangannya terjatuh. PM Sung meninggal dunia.
Suyang dan Ratu syok, mereka menangis. Sung, ada apa denganmu? Cepat..cepat bangun!
Suyang : Sung. Sung! Anakku..Sung!
(Yi Jang, PM Uigyeong, 1438 - 2 September 1457)
Suyang, Ratu, dan Shin Myun duduk di depan altar Sung. Se Jeong masuk bersama Se Ryung.
Suyang marah, Apa kau tidak malu datang kesini?
Se Jeong berusaha membela kakaknya, dia datang untuk mendoakan Putra Mahkota.
Suyang tidak mau tahu, bersama Kim Seung Yoo, pada akhirnya kau menyebabkan kematian adikmu. Apa kau bahagia sekarang?
(Ehm..Om, gak salah? kutuk Kakak tidak akan turun ke adik. Tapi kutuk Bapak jelas akan turun ke keturunannya Om. Jadi ini salahmu sendiri Pak. Darah yang sudah menodai tangan Suyang akan turun ke keturunannya. Cepat atau lambat.)
Suyang memanggil Sekretaris Kerajaan. Hapus semua catatan sejarah yang berhubungan dengan Se Ryung.
Sekretaris Kerajaan bingung.
Suyang : Aku memintamu menghapus semua kenyataan kalau Se Ryung adalah seorang Putri.
Ratu terkejut dan minta Suyang tidak melakukannya, anda ingin kehilangan anak perempuan?
Suyang berkata hanya punya seorang anak perempuan. Jangan pernah..jangan pernah membuatku melihatmu lagi.
Lalu waktu berlalu beberapa bulan kemudian.
Yeo Ri menunggu dengan gelisah di depan kamar. P. Kyung Hye sedang berjuang untuk melahirkan bayinya.
Akhirnya terdengar tangisan bayi. Eun Geum keluar dan memegang tangan Yeo Ri dengan wajah bahagia.
Kedua dayang itu masuk dan menemani P. Kyung Hye. Yang Mulia, apa anda baik2 saja? Dia seorang bayi lelaki.
Eun Geum mengeluarkan catatan nama dari mendiang Jung Jong. Ia mengambil nama anak laki.
Eun Geum membukanya, Jung Mi Soo.
P. Kyung Hye tersenyum : Jung Mi Soo. Ini adalah nama yang diberikan ayahmu padamu. Di penjara, ia memikirkan namamu.
Dia pasti sedih sekali saat itu. Kau harus menjadi seperti harapan ayahmu, untuk menjadi pria yang kuat dan hebat. Mi Soo.
Yeo Ri menemui Se Ryung. Ia lapor kalau P. Kyung Hye sudah melahirkan bayi lelaki dengan selamat. Se Ryung senang sekali, ini benar2 hebat!
Yeo Ri berkata kalau P. Kyung Hye mencemaskan Se Ryung. Se Ryung berkata ia lebih mencemaskan Kyung Hye karena harus membesarkan anak.
Se Ryung minta Yeo Ri kembali ke istana. Yeo Ri menolak, Ratu sudah mengirim saya untuk tinggal di sisi Yang Mulia.
Se Ryung ragu, lalu menanyakan Suyang. Ayahku..bagaimana dia?
Yeo Ri menghela nafas, karena kematian Putra Mahkota, sampai sekarang...
Seorang pelayan datang dan memanggil Se Ryung, Petugas Shin telah kembali. Sebelum ia memerintah seseorang untuk memaksa anda keluar, anda sebaiknya segera keluar.
Ternyata Se Ryung benar2 jadi budak Shin Myun. Shin Myun masuk ke rumah dan melihat Se Ryung bersama Yeo Ri. Apa dia pergi keluar?
Pelayan : Tidak, dia hanya tinggal di rumah saja sepanjang hari.
Lalu kita dibawa ke sebuah ladang pembantaian. Banyak tentara terbunuh.
Ternyata Seung Yoo, Park, Seok Ju dll yang membantai mereka. Hua..Seung Yoo sudah berkumis :)
Seung Yoo masuk ke dalam tenda Komandan. Seung Yoo menantang Komandan keluar. Semua anak buahmu sudah pergi ke dunia lain, keluarlah dan hadapi ajalmu dengan gagah.
Seung Yoo jalan keluar. Komandan itu marah dan langsung menyerang Seung Yoo.
Seung Yoo hanya membutuhkan dua jurus saja untuk menghabisi Komandan itu.
Seung Yoo lalu jalan keluar tenda dan menancapkan pedang ke tanah, tanda kalau mereka sudah menguasai tempat itu. Semua prajurit pemberontak bersorak-sorai. Seok Ju, No Geol, dan Park kelihatan puas.
Bangsawan Lee Si Ae datang bersama pasukannya, ini benar2 luar biasa. Karena Komandan Divisi sudah mati, Hamgil-do sekarang menjadi tanah yang bebas tanpa pengendalian Suyang.
Seung Yoo masih belum puas, Selatan, kita harus pergi ke Selatan.
Lee Si Ae mengiyakan, baiklah. Dengan peristiwa ini, invasi ibukota hanya membutuhkan waktu beberapa hari. Tinggal Hamheung saja, dan kalau kita bisa menguasainya, seluruh Hamgil-do akan ada di bawah kendali kita.
Lee juga mengingatkan kalau akan ada Komandan baru di Hamheung dan mereka harus membuat rencana melenyapkan petugas itu.
Rombongan Seung Yoo kembali dan disambut oleh para wanita. Cho Hi masih bersikap dingin pada Seok Ju, aku hanya perlu tahu kau mati atau hidup, agar aku bisa menyiapkan nasi.
No Geol langsung menemui So aeng, aku merindukanmu. So Aeng masih berharap mendapatkan perhatian Seung Yoo. Tapi Seung Yoo hanya jalan masuk ke kamarnya.
No Geol bahkan memberikan botol kecil isi air embun yang ia kumpulkan tiap pagi, agar wajah So Aeng halus dan jadi secantik Putri Se Ryung. So Aeng langsung cemberut.
Seung Yoo duduk sendiri di kamarnya, ia mengeluarkan cincin yang dijadikan liontin kalung. Ia mengingat janjinya dengan Se Ryung, dalam kehidupan ini, kita akan jadi satu.
Se Ryung juga duduk sendiri di kamar dan mengingat janji Seung Yoo, mulai sekarang kita adalah suami istri. Sejauh apapun kita terpisah, kita adalah bayangan satu sama lain.
Suyang mendapat laporan, ini pemberontakan Yang Mulia. Komandan Hamgil-do, Gang Hyo Mun telah terbunuh. Bahkan semua wilayah Hamgil-do telah jatuh ke tangan pemberontak. Kecuali wilayah Hamheung.
Suyang marah dan ingin tahu siapa pemberontak kali ini.
Kwon Ram : Mantan Komandan Hamgil-do, Lee Si Ae dan...
Ia ragu. Suyang teriak, siapa katakan!
Kwon Ram : Kim Seung Yoo.
Suyang bludreg, Kim Seung Yoo? Sampai kapan aku harus mendengar nama pria itu? Apa sebenarnya yang kalian lakukan? Apa aku bertahta hanya untuk mengerahkan kekuatan melawan Kim Seung Yoo dan pemberontak itu?
Suyang menyalahkan Shin myun, ini terjadi karena kau tidak bisa menyingkirkan Kim Seung Yoo dari dulu.
Shin Myun minta maaf. Suyang tidak ingin mendengarnya, dan akan memberi kesempatan terakhir.
Suyang : Sekarang aku memilihmu menjadi Komandan Hamgil-do. Kau harus memenggal kepala Kim Seung Yoo. Jangan kecewakan aku lagi.
Suyang minta semua keluar kecuali Han Myung Hoe. Kwon Ram dan Shin Suk Joo keluar. Shin myun juga.
Kwon Ram heran, Yang Mulia telah menjadi sangat sensitif.
Shin Suk Joo : Dia pasti sangat cemas.
Kwon Ram ingin tahu apa alasan Raja memanggil Han Myung Hoe.
Suyang ingin Han Myung Hoe memimpin pasukan dan mengikuti Shin Myun.
Han Myung Hoe heran, kenapa Yang Mulia?
Suyang tidak bisa mempercayai Shin myun lagi, dulu, ia tidak bisa membunuh temannya sendiri. Kali ini, dia juga mungkin tidak sampai hati.
Suyang minta Han Myung Hoe memenggal kepala Kim Seung Yoo, jika perlu tidak masalah untuk mengorbankan petugas Shin.
Han Myung Hoe : Jika anjing pemburu tidak bisa berburu lagi, tidak ada gunanya.
(Makanya Shin Myun, hati2 memilih atasan)
Se Ryung sibuk menyulam. Yeo Ri masuk, apa anda membuat ini untuk putra P. Kyung Hye?
Se Ryung tersenyum mengangguk. Yeo Ri dengan berat hati mengingatkan Se Ryung, Yang Mulia sudah waktunya.
Se Ryung menghela nafas dan meletakkan sulamannya. Yeo Ri ngomel, benar2 Tuan yang aneh. Kenapa harus anda yang menyiapkan tempat tidurnya?
Se Ryung berdiri, aku akan segera kembali.
Yeo Ri : Ludahi dulu selimutnya dan kembali.
Se Ryung senyum tipis.
Shin Myun pulang, Shin Suk Joo menunggunya.
Ayahnya memperingatkan kalau Suyang sudah memerintah Han Myung Hoe untuk memimpin pasukan dibelakang Shin Myun. Sepertinya Yang Mulia tidak mempercayaimu.
Shin Myun : Ya, saya kira seperti itu.
Shin Suk Joo : Yang Mulia bukan orang yang akan tetap mempercayai seseorang jika orang itu gagal membuatnya percaya.
Jika kau masih gagal membawa kembali kepala Kim Seung Yoo, maka nyawamu yang jadi taruhannya. Bagaimanapun, kau harus mencabut nyawa Kim Seung Yoo.
Shin Myun menyadari Se Ryung ada di dekat mereka, kau mau kemana? (Shin myun tidak menggunakan bahasa resmi lagi saat bicara dengan Se Ryung sekarang)
Se Ryung berkata harus menyiapkan tempat tidur Shin Myun. Lalu jalan ke dalam.
Ayahnya tanya, apa yang akan dilakukan Shin Myun pada Se Ryung.
Shin Myun : Karena ia adalah budak saya, terserah saya.
Shin Suk Joo : Kau mau membawanya ke Hamgil-do?
Se Ryung menyiapkan tempat tidur Shin Myun sambil memikirkan percakapan ayah-anak tadi.
Shin Myun datang, ia tanya apa Se Ryung mau ke Hamgil-do? Se Ryung diam saja. Shin Myun heran, kenapa kau tidak menjawab.
Shin Myun : Jika kau kesana, maka kau akan bisa bersama kekasihmu.
Se Ryung : Meskipun dia tidak ada di sisiku, tidak berarti kalau kami tidak bersama.
Shin Myun marah, ia membungkuk dan mencengkeram tangan Se Ryung, aku akan membawamu kesana. Aku akan mencincangnya di depanmu. Sehingga kau tidak akan lupa.
Se Ryung menatap tajam Shin Myun : Suamiku tidak akan tertangkap semudah itu.
Shin myun : Ya ayo pergi dan lihat siapa yang benar? Kau atau aku?
Se Ryung melepaskan tangannya dan pergi meninggalkan Shin Myun.
Yeo Ri cemas kenapa Se Ryung lama sekali. Se Ryung menahan tangisnya, dia (Seung Yoo) pasti selamat sekarang. Dia membuat semua orang itu cemas seperti ini.
Suyang minum2 sendiri. Ratu masuk dan mencemaskan Suyang, Yang Mulia! Kenapa anda ada di istana Putra Mahkota.
Ratu : Anda bahkan minum2 di kamar anak yang sudah meninggal.
Suyang : Kamar kosong ini benar2 membuatku merasa sedih.
Ratu mendengar Shin Myun telah menjadi Komandan di Hamgil-do, jika ia membawa Se Ryung apa yang harus kita lakukan?
Suyang tidak peduli, aku sudah memberikannya untuk Shin Myun, maka itu terserah dia.
Ratu tidak terima. Saya tidak bisa kehilangan anak lagi, setelah kehilangan Sung, saya sudah kehilangan setengah dari nyawa saya. Anda tidak bisa membiarkan Se Ryung...dan juga, bukankah Kim Seung Yoo ada disana?
Suyang marah, berisik, keluar!
Ratu menangis : Jika terjadi sesuatu pada Se Ryung, saya tidak akan memaafkan Yang Mulia. Selama saya bisa melindungi anak saya, saya bisa melakukan apa saja. Apapun itu.
Ratu langsung jalan pergi tanpa repot menghormat. Yeah !! great Mom!
Suyang ingat saat-saat terakhir Sung dan marah, ia menjungkir-balikkan meja minuman di depannya.
P. Kyung Hye dan Eun Geum berusaha menenangkan Mi Soo yang rewel. Maafkan ibu sayang, karena ini pertama kalinya aku menjadi Ibu, aku selalu terlambat memberimu makan. Jangan menangis lagi, Mi Soo.
Seorang pelayan datang, ia lapor ada tamu.
Ternyata Ratu! hua..P. Kyung Hye terkejut.
Ratu menggendong Mi Soo, ia minta maaf karena P. Kyung Hye harus melahirkan dalam lingkungan seperti ini.
P. Kyung Hye tanya apa yang diinginkan Ratu. Ratu ingin Kyung Hye kembali ke istana bersamanya.
Ratu : Demi anak ini, kau tidak bisa terus hidup sebagai budak pemerintah. Aku akan bicara pada Yang Mulia untuk membebaskanmu.
P. Kyung Hye menolaknya. Ratu mengerti, tidak mungkin kau bisa membuka hatimu dengan mudah, tapi kau sekarang seorang ibu. Kau tidak bisa hanya memikirkan dirimu sendiri. Jika kau tidak suka istana, kau bisa tinggal di kuil.
P. Kyung Hye heran, apa alasan Ratu bersikap seperti ini sekarang.
Ratu melakukan ini demi Se Ryung yang akan ke Hamgil-do. Ratu berharap bisa kembali dengan selamat, aku datang untuk menebus kebencian dari masa lalu demi anak-anakku, aku kesini sebagai seorang ibu.
Paginya, Shin Myun mulai bersiap pergi ke Hamgil-do. P. Kyung Hye datang mencari Se Ryung.
Shin Myun menemuinya, apa anda ingin bertemu Nona Se Ryung? Ia melihat bayi di pelukan Kyung Hye, apa anak itu..adalah anak Jong? Siapa namanya?
P. Kyung Hye tidak sudi menjawab, Aku tidak akan membiarkan mulut kotormu menyebut nama putraku.
Shin Myun tersenyum dan memandang bayi Jong dengan lembut, ia tidak mempedulikan perkataan pedas P. Kyung Hye. Silahkan masuk.
P. Kyung Hye menemui Se Ryung. Se Ryung menggendong Mi Soo, dan P. Kyung Hye senang sekali dengan baju-baju bayi dari Se Ryung, ini lucu sekali. Kapan kau menyiapkan semua ini? Terima kasih.
Se Ryung : Meskipun ini tidak banyak, tapi ini dari hatiku.
P. Kyung Hye : Aku harus memakaikan ini untuknya.
P. Kyung Hye memandang Se Ryung dan berkata kalau caranya menggendong anaknya mirip seperti cara Ratu.
Se Ryung heran, P. Kyung Hye menjelaskan kalau Ratu menemuinya dan ingin membebaskannya. Demi Mi Soo, aku menerimanya. Aku akan pindah ke Kuil Seung Bup.
Se Ryung setuju dengan keputusan Kyung Hye.
P. Kyung Hye : Kudengar kau akan ke Hamgildo, apa kau akan bertemu Kim Seung Yoo? Jangan bilang kau sudah melupakannya.
Se Ryung menggeleng, bagaimana aku bisa lupa, meskipun ia ada di tempat jauh, sepertinya dia selalu ada disisiku. Ekspresi matanya yang penuh arti, kehangatan tangannya, suaranya yang penuh cinta, tidak peduli berapa lama waktu berlalu..semuanya justru semakin jelas.
P. Kyung Hye : Aku juga sama sepertimu. Hanya dengan pergi ke kuburannya, aku bisa merasakan dia menyambutku dengan bahagia.
Seung Yoo sibuk melatih pasukan pemberontak. Seok Ju dan Park sibuk memberi petunjuk. Lee Si Ae datang melihat mereka.
Lee Si Ae berkata kalau akan ada Komandan baru, dan ia sudah menyelidikinya. Kita akan segera mengetahui siapa orang itu.
Rombongan Shin Myun masuk Hamgil-do, ada Se Ryung dan Yeo Ri di dalam rombongan. Penduduk tidak terlalu suka dengan Komandan baru itu.
Shin Myun ingin tahu berapa jumlah tentara pemberontak. Ja Beon tidak tahu tapi ia dengar penduduk melindungi tentara pemberontak itu.
Lee Si Ae dan Seung Yoo mengadakan pertemuan lagi, ia sudah tahu Komandan baru itu. Putra Shin Suk Joo, Shin myun.
Seung Yoo terkejut, tapi ia hanya berkata kalau Shin myun adalah orang lingkar dalam Suyang.
Lee Si Ae : Sepertinya Suyang benar2 gelisah.
Seung Yoo ingin tahu jumlah pasukan Shin Myun. Lee Si Ae berkata tidak banyak, tapi sepertinya itu cuma sebagian saja. Seung Yoo minta semua menghindari konflik langsung, karena jika berlangsung lama, mereka juga akan menderita.
Shin Myun memberi perintah ke pasukannya, ini adalah tanah dari Kim Jong Seo yang sudah mati. Kita harus membuatnya menjadi tanah Yang Mulia.
Pilih prajurit yang bagus dan tempatkan mereka di garis depan lalu menyelidiki geografis Hye Ning. Fokus menemukan lokasi persembunyian pemberontak. Setelah kita membunuh Lee Si Ae dan Kim Seung Yoo, sisanya tidak berarti apa-apa.
Se Ryung kebetulan jalan ke arah mereka dan Shin Myun membentaknya, berjalan seperti kucing, apa kau mencuri dengar? Apa kau ingin mengatakannya ke suamimu itu? Pergi dan katakan padanya, kalau ia akan segera bertemu ayahnya di akhirat.
Seok Ju menemui Seung Yoo. Shin Myun itu mengejarmu sampai kesini, benar2 takdir. Dia bahkan tidak melepaskan tempat kecil ini.
Seung Yoo masih memikirkan Se Ryung. Ia tanya apa Seok Ju tidak menyesal pergi mengikutinya sampai ke Hamgil-do.
Seok Ju : Apa yang harus disesali? Aku tidak melakukan apa-apa selain pulang ke rumah.
Seung Yoo terkejut, Rumah? Ini kampung halamanmu?
Seok Ju tersenyum, ceritanya panjang. Jend Kim Jong Seo telah membangun Enam Perkampungan di tanah terlantar ini, tapi tidak ada orang disini. Jadi, ayah dan ibuku yang awalnya terlahir sebagai budak, dibebaskan oleh beliau dan diijinkan untuk menetap disini sebagai orang bebas.
Di mata ayahku, Ayahmu lebih terhormat daripada Raja. Ayahku berterima kasih dalam hatinya sampai ia menutup matanya. Rasa terima kasih ini, akan kukembalikan pada anaknya.
No Geol melihat beberapa prajurit, ia langsung menembakkan panah sebagai tanda untuk Seok Ju dan Seung Yoo.
Seung Yoo dan Seok Ju menghadang prajurit itu. Lalu membunuh mereka hanya dengan beberapa jurus.
Ja Beon ada di depan markas, ia terkejut saat melihat mayat anak buahnya dikembalikan di atas kuda.
Se Ryung mencemaskan Seung Yoo, apa dia bisa menghindari pedang dari orang yang begitu ingin membunuhnya?
Yeo Ri menghibur, bukankah dia pria yang bisa memegang janji.
Se Ryung menekan dadanya, seperti kurang sehat. Yeo Ri cemas, karena sejak pagi, Se Ryung belum makan apapun. Apa perut anda masih tidak enak? Saya akan pergi mengambil obat.
(Se Ryung hamil hehe)
Shin Myun terkejut, semua orang yang kukirim mati? Ja Beon minta maaf. Prediksi anda benar, Tuan. Sepertinya markas pemberontak ada di hutan Hoe Ryeong.
Shin Myun : Jika mereka sembunyi di hutan, bagi kita yang tidak mengenal tanah ini, tidak ada yang bisa kita lakukan. Kita harus memancing mereka keluar hutan.
Han Myung Hoe muncul.
Shin myun dan Ja Beon memberi hormat. Han Myung Hoe duduk dan menghela nafas, karena sebenarnya umpan terbaik ada di tangan Shin myun. Yaitu Se Ryung.
Shin Myun terkejut, maksud anda..
Han : Apa yang lebih baik daripada memancing pria dengan wanita?
Benar, Nona Se Ryung. Manfaatkan cinta mereka. Lalu bagaimana ia akan bereaksi? Besok, kirim pesan ke markas pemberontak, kalau Nona Se Ryung ada di tangan kita. Kim Seung Yoo harus datang sendiri dan tidak boleh membawa tentara, ia harus datang sendiri.
Shin Myun : Apa anda harus menggunakan cara ini?
Han Myung Hoe terdiam sejenak, lalu berkata kalau akhirnya ia mengerti kenapa Yang Mulia mengirimnya ke sini.
Han : Jika kau masih gagal menangkap Kim Seung Yoo kali ini, Yang Mulia akan benar2 sangat murka.
Yeo Ri ternyata mendengar rencana mereka dan segera lari menemui Se Ryung. Ja Beon melihat Yeo Ri.
Se Ryung terkejut saat tahu mereka akan memancing Seung Yoo dengan dirinya. Yeo Ri minta Se Ryung sembunyi dulu.
Tapi Se Ryung tahu, meskipun ia tidak disini, mereka tetap akan mengirim pesan palsu ke Seung Yoo. Ia harus bertemu Seung Yoo. Yeo Ri panik, anda tidak tahu apapun kecuali lokasinya sekitar hutan Hoe Ryeong.
Se Ryung tidak peduli, dimana kudanya?
Ja Beon melihat Se Ryung akan kabur dengan kuda. Ia mencoba menghadang, tapi Se Ryung tidak mundur dan menerjang Ja Beon sampai jatuh.
Ja Beon kaget, cepat kejar dia!
Han Myung Hoe dan Shin Myun terkejut, Tuan Putri, telah menghilang? Ja Beon membenarkan, ia melarikan diri dengan kuda.
Shin Myun : Apa dia akan bertemu Kim Seung Yoo?
Han kagum juga, benar2 Putri pemberani. Putri yang tidak bisa ditahan.
Shin Myun dan Ja Beon segera ke kamar Se Ryung mencari Yeo Ri. Dimana majikanmu? Yeo Ri berkata tidak tahu dan tidak mengaku telah mencuri dengar. Ia pergi mencari obat karena Yang Mulia tidak enak badan. Yeo Ri menunjuk obat sebagai bukti. Saat saya kembali, kamar ini sudah kosong.
Shin Myun kesal, aku tahu kau bohong. Tunggu sampai Putri tertangkap, belum terlambat untuk menghukummu saat itu.
Shin Myun akan ikut Ja Beon menyisir hutan.
Se Ryung sudah sampai ke hutan, ia berkuda sendiri tanpa tahu tujuan.
Tiba-tiba dua prajurit pemberontak menghadangnya, siapa kau? Dari mana wanita ini? Kau dari mana?
Se Ryung benar2 tidak kenal takut. Ia turun dari kuda dan langsung tanya, apa kalian pasukan pemberontak? Aku kesini untuk mengatakan sesuatu. Tolong, biarkan aku bertemu Kim Seung Yoo.
Salah seorang prajurit ingat wajah Se Ryung, ia pernah melihatnya sebagai budak dalam rombongan komandan baru. Mereka mengira Se Ryung mata2 yang dikirim Shin Myun. Karena semua mata2 pria tewas, maka sekarang mereka mengirim mata2 wanita. Keduanya langsung mengikat Se Ryung.
Seung Yoo dan Lee Si Ae sedang diskusi apa yang harus mereka lakukan untuk menghadapi pasukan Han Myung Hoe. Sebelum lokasi persembunyian ini diketahui, kita harus melancarkan perlawanan untuk menghancurkan kaki dan tangan musuh.
Lee Se Ae mengerti, mereka akan membahas detilnya besok. Seung Yoo, Seok Ju dan No geol keluar. Mereka berpapasan dengan dua prajurit tadi.
Dua orang itu lapor pada Lee Si Ae, kalau mereka sudah menangkap mata2 wanita yang menunggangi kuda di hutan.
Lee Si Ae heran juga. Anak buahnya berkata kalau wanita itu adalah budak Komandan baru, tapi ia terus menanyakan Tuan Kim Seung Yoo. Bagaimana ini Tuan? Apa kami harus membunuhnya dan mengirim mayatnya kembali seperti sebelumnya?
Lee Si Ae mengangguk, lakukan saja.
Park Heung Su masih di dalam, ia tampak terkejut saat mendengar tentang budak Komandan baru, tapi ia diam saja. Karena kalau benar wanita itu Se Ryung, Park sepertinya tidak masalah ia dibunuh. Karena dia putri Suyang.
Seung Yoo dll masih berdiri di luar melihat langit. Dua tentara itu jalan pergi dan Lee Si Ae keluar, ia memuji cuaca malam yang cerah.
Lee menyinggung tentang budak wanita yang ditangkap anak buahnya, ia adalah budak wanita dari komandan baru.
Seung Yoo : Budak wanita?
Lee : Kami kira dia adalah mata-mata, aku sudah minta mereka membunuhnya dan mengirim mayatnya kembali. Wanita biasa dengan keberanian luar biasa. Dia datang dengan kuda dan menyebut namamu. Dia bilang ada yang harus ia katakan padamu.
Seung Yoo terkejut, budak wanita Shin Myun, datang dengan menunggang kuda?
Lee membenarkan.
Seung Yoo langsung lari secepat kilat. Lee Si Ae heran, kenapa dia? Seok Ju yang tahu kalau wanita itu kemungkinan besar Se Ryung, berkata bukan apa-apa, silahkan kembali ke dalam.
Se Ryung dibawa ke dekat sungai. Matanya ditutup kain. Se Ryung terus memohon, kumohon, dengarkan aku. Tolong ijinkan aku menemui Kim Seung Yoo. Berikan cincin ini, dia akan tahu siapa aku.
Kau bisa menyampaikan saja pesanku padanya. Katakan padanya untuk tidak tertipu pesan yang dikirim oleh Komandan baru.
Prajurit mengiyakan. Dua prajurit yang tadi kembali dan menyuruh rekannya membunuh Se Ryung. Kau tidak akan menderita. Kami akan membuatmu mati dengan mudah.
Prajurit itu mengayunkan pedang siap membunuh Se Ryung. Tiba-tiba..trang! pedangnya ditangkis.
Seung Yoo tiba tepat waktu. Prajurit itu heran, Tuan! kenapa anda kesini? Tapi Seung Yoo memberi kode agar mereka semua pergi.
Seung Yoo berdiri dan menatap Se Ryung dengan bingung.
Se Ryung masih ditutup matanya, apa aku boleh tahu siapa kau? Karena menyelamatkan nyawaku, aku sangat berterima kasih. Aku punya satu permintaan padamu. Tolong bawa aku pada Tuan Kim Seung Yoo. Aku harus mengatakan sesuatu padanya. Ini menyangkut hidup dan matinya. Tolong bantu aku.
Seung Yoo berlutut dan mengulurkan tangan, menyentuh wajah Se Ryung. Se Ryung reflek berusaha menghindar, tapi seperti mengenali sentuhan Seung Yoo.
Se Ryung : Apa mungkin kau...
Seung Yoo membuka tutup mata Se Ryung dan keduanya berpandangan dengan perasaan kacau.
PM [1], [History], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16], [17], [18], [19], [20], [21], [22]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.