Se Na memancing Yi Gak ke arah Tae Mu. Se Na sembunyi. Yi Gak merasa gurauan 'Park Ha' sudah keterlaluan.
Park Ha muncul dan memanggil Yi Gak. Ia melihat mobil Tae Mu, Park Ha bergegas lari ke arah Yi Gak. Tae Mu menekan gas dan akan menabrak Yi Gak.
Yi Gak menoleh ke arah mobil Tae Mu, tapi terlambat. Park Ha tanpa pikir panjang, mendorong Yi Gak dari jalan.
Mobil Tae Mu menabrak Park Ha dengan keras..oh No! sampai tubuh Park Ha terlempar ke arah danau.
Yi Gak syok. Se Na juga terkejut. Ia tidak mengira Park Ha yang akan menjadi korban. Tae Mu tampak ketakutan, ia segera memundurkan mobil dan pergi dari situ. Tae Mu menjemput Se Na lalu cepat2 berlalu.
Yi Gak segera bangkit dari tempatnya jatuh dan melihat tubuh Park Ha yang mengapung dipermukaan danau. Park Ha..Park Ha! tidak! tidak!
Yi Gak teringat saat ia menangisi 'Putri Mahkota' di Joseon. Yi Gak segera lari ke arah danau, Park Ha! Park Ha! Park Ha!
Yi Gak membalikkan tubuh Park Ha, kepala Park Ha berlumuran darah.
Yi Gak menangis sambil memeluk Park Ha erat2, Park Ha! tidak..Park Ha! Park Ha!
Yi Gak segera membawa Park Ha ke RS. Tangan Park Ha terkulai.
Yi Gak duduk di bangku, Park Ha berbaring di pangkuannya. Ini mungkin yang ada di pikiran Yi gak dan Park Ha.
Yi Gak menggenggam tangan Park Ha : Aku benar2 berharap aku bisa mengingat wajah tersenyum-mu dibawah sinar mentari selamanya.
Park Ha tersenyum memandang Yi Gak : Aku berharap waktu akan berhenti disini.
Lalu Park Ha menutup matanya.
Se Na mondar-mandir di depan rumah, mungkin rumah Tae Mu yang lain. Se na gelisah, apa yang harus kulakukan? Ia ketakutan dan merasa bersalah.
Tae Mu keluar dan menyuruh Se Na masuk untuk istirahat. Se Na mencemaskan Park Ha, Park ha tidak meninggal, ya kan?
Tae Mu membuang muka, yang terjadi, terjadilah. Tidak ada gunanya memikirkan banyak hal. Masuk saja dan istirahatlah.
Tae Mu punya rencana untuk pergi meninggalkan Korea. Ia akan mencari kapal, kita akan ke luar negeri. Tidak masalah kemana kita pergi, asalkan kita berdua bisa hidup bahagia.
Se Na terkejut, kau bilang akan ke Luar Negeri?
Tae Mu : Kita akan pergi segera setelah aku mendapatkan kapal. Aku akan pergi membeli makanan. Kau masuk saja.
Setelah Tae Mu pergi, Se Na dapat telp. Ternyata dari Yi Gak. Se Na langsung menanyakan Park Ha.
Yi Gak (keren pakai blazer hitam hehe..) ingin bertemu Se Na untuk bicara.
Se Na : Kau dimana sekarang.
Yi Gak membawa Se Na melihat Park Ha di ruang ICU. Park Ha belum sadar, kondisinya tampak memprihatinkan.
Se Na gemetaran melihatnya. Ia berpaling dan menangis. Yi Gak mengamati reaksi Se Na. Se Na melarikan diri.
Yi Gak mengejar Se Na. Se Na dengarkan aku dulu. Jika Park Ha terus seperti ini, dia akan segera meninggal. Saat dia tertabrak mobil, hatinya luka parah. Mereka bilang dia hanya bisa bertahan kalau ia mendapatkan transplantasi hati secepat mungkin.
Alasan aku memanggilmu bukan bertanya siapa yang menabrak Park Ha, tapi memohon agar kau menyelamatkan Park Ha. Bukankah kau kakak Park Ha?
Se Na berbalik, kami tidak punya hubungan seperti itu.
Yi Gak menahan tangannya, Hong Se Na-ssi, ada sesuatu yang harus kuberikan padamu.
Yi Gak mengajak Se Na ke atap untuk bicara. Aku pernah menanyakan padamu apa kau percaya pada reinkarnasi. Apa kau ingat itu? Se Na, kau dan Park Ha juga saudara kandung di kehidupan yang lalu.
Se Na : Apa yang kau bicarakan? Jika kau hanya ingin mengatakan hal yang aneh, aku akan pergi.
Se Na hampir jalan pergi dan Yi Gak ingin menahan tangan Se Na lagi, tapi kali ini tangan Yi Gak mulai transparan lagi.
Se Na terkejut melihatnya, ia bingung..bagaimana itu bisa..
Yi Gak menghela nafas, sekarang kau sudah melihat ini, apa kau bisa mempercayai kata-kataku? Di kehidupan yang lalu, Park Ha memberikan hidupnya untuk menyelamatkan hidupmu.
Kemarin, Park Ha juga tahu kalau kau berniat jahat, dia tidak memanggil polisi tapi lari kesana sendiri. Ini bukan hanya untuk menyelamatkanku, tapi juga untuk menyelamatkan dirimu. Karena Se Na adalah kakak Park Ha.
Aku sering berpikir, betapa kejam dan gigihnya takdir itu, sehingga kalian be-reinkarnasi sebagai saudara perempuan lagi. Sekarang, satu-satunya orang yang mampu menyelamatkan Park Ha hanya dirimu.
Sekarang, kau harus memutuskan rantai dari takdir yang gigih dan tidak adil ini. Dan, semuanya tergantung pada dirimu.
Yi Gak meletakkan kamera mobil dan kunci apartemen Tae Mu di meja. Ia memberikan semua bukti yang memberatkan Se Na dan Tae mu. Yi Gak tidak membutuhkannya, baginya..kalau Park Ha selamat itu sudah cukup. Selamatkan saja Park Ha.
Yi Gak pergi. Se Na masih berdiri termangu di atas gedung.
Se Na jalan pulang dengan linglung. Se Na ingat semua perlakuan kejamnya pada Park Ha.
Saat ia sengaja berpaling dan meninggalkan Park Ha diatas truk.
Saat Se Na berkata kalau mereka bukan saudara kandung dan menyakiti hati Park Ha. Saat ia menyiram wajah Park Ha, menamparnya, lalu saat sengaja mengaku sebagai In Joo, putri Jang.
Jang berkata kalau ia punya dua putri, Se Na kau adalah kakak In Joo.
Apalagi saat Yi Gak menyadarkannya, kalau Park Ha sengaja tidak lapor polisi demi menolong Se Na.
Seorang pejalan kaki menyenggol Se Na. Se Na tidak peduli, ia terjatuh dan menangis di trotoar. Menyesali semua kejahatannya selama ini.
Se Na kembali ke villa Tae Mu dan Tae Mu langsung teriak, kau kemana saja? tanpa mengatakannya padaku? Kau kemana saja? Tae Mu mengingatkan Se Na untuk segera berangkat dengan kapal malam ini. Ia ingin Se Na bersiap.
Se Na : Aku tidak bisa pergi.
Tae Mu tidak percaya, apa? Se Na mencemaskan Park Ha. Park Ha, karena kecelakaan kemarin ia membutuhkan operasi transplantasi hati. Orang yang bisa menyelamatkan Park Ha sekarang adalah aku.
Yi Gak dan Joseon 3 lari ke RS. Mereka dipanggil dokter. Dokter berkata kalau kondisi pasien semakin memburuk dan perlu segera dioperasi.
Chi San seperti hampir menangis mendengar ini, Park Ha nuna..
Yi Gak dapat telp, ternyata Tae Mu. Tae Mu tanya, jadi Park Ha perlu operasi? Tapi apa boleh buat? Waktunya bersamaan dengan jadwal kami ke luar negeri.
Yi Gak : Apa yang kau inginkan?
Tae Mu : Semua aset dan saham yang diwarisi Yong Tae Yong. Serahkan semuanya padaku. Setelah itu, kau harus menghilang dengan diam-diam dari pandanganku.
Yi Gak pergi menemui Tae Mu. Keduanya berhadapan. Tae Mu tanya apa Yi Gak sudah membawa semua yang ia minta?
Yi Gak mengulurkan amplop, periksalah.
Tae Mu merampasnya. Tapi ia tidak memeriksanya, kita harus saling percaya satu sama lain, ya kan?
Yi Gak berkata ia tidak akan mengungkit masalah lagi diantara mereka.
Tae Mu menyuruh Yi Gak kembali ke RS dan menunggu mereka. Kami pasti akan tiba disana saat waktu operasi.
Tae Mu bergegas pulang dan menarik Se Na. Se Na melepaskan tangan Tae Mu, kenapa kau buru2 sekali?
Tae Mu : Kau tidak boleh terlambat untuk operasi. Masuklah.
Tapi saat dijalan, Tae Mu tidak mengemudi ke arah RS. Se Na bingung, kita mau kemana? RS-nya ke arah sana.
Tae Mu : Kalau ide kita ke luar negeri membuatmu gugup, maka kau tidak perlu seperti itu. Si pemalsu itu sudah memberikan kepadaku semua saham dan aset milik Nenek.
Tae Mu menunjukkan mapnya ke arah Se Na.
Se Na terkejut, apa? Kau benar2 menggunakan Park Ha untuk mendapatkan uang darinya? Lalu bagaimana dengan Park Ha? Kita seharusnya paling tidak menyelamatkan nyawanya dulu.
Tae Mu marah, Hong Se Na! Kuasailah dirimu! Ini adalah uang yang bisa membuatmu bahagia. Bukankah ini adalah uang yang selalu kau inginkan? Ada banyak orang di RS yang bisa menyelamatkan Park Ha selain dirimu.
Yi Gak telp Se Na. Tae Mu melarang Se Na menjawabnya.
Yi Gak tampak resah. Yong Seol dan Chi San datang. Yi Gak tanya apa mereka menemukan Tae Mu dan Se Na.
Keduanya menggeleng. Yi Gak merasa ada yang aneh. Apa ada tempat lain yang bisa kita cari?
Man Bo lari2 dan berkata ia menemukan dari file kantor, sebuah villa yang dimiliki Yong Dong Man, lokasinya di luar kota.
Mereka bergegas kesana. Yong Seol membuka pintu dan tidak ada siapapun di dalam. Chi San berkata kamar mandinya masih beruap, jadi kemungkinan mereka belum lama pergi.
Se Na melirik Tae Mu, lalu diam-diam menyalakan ponselnya. Ia menghubungi Yi Gak.
Yi Gak mendengarkan percakapan mereka.
Se Na sengaja memancing Tae Mu, kita mau kemana?
Tae Mu : Kita akan naik kapal ke Cina. Dari sana, kita akan naik pesawat.
Se Na : Kita akan naik kapal? sekarang ini?
Tae Mu sudah memesan kapal yang akan berangkat dari pelabuhan terdekat. Se Na tanya apa mereka punya waktu untuk membeli sepatu dan barang keperluan lain?
Tae Mu berkata mereka akan berangkat jam 7 malam.
Tae Mu sampai di pelabuhan. Ia menarik Se Na keluar dan menunjukkan kapalnya, itu kapalnya. Ada orang yang melambai ke arah mereka.
Se Na : Aku tidak akan pergi bersamamu.
Tae Mu : Se Na, kita hanya perlu naik ke kapal itu dan pergi.
Yi Gak tiba. Tae Mu tidak percaya, Se Na, apa kau menelepon si brengsek itu? Kenapa kau melakukan-nya?
Se Na menampar Tae Mu, sadarlah! Sudah waktunya menghentikan semua ini!
Tae Mu menyeret Se Na. Yi Gak mengejarnya, lepaskan tangannya!
Yi Gak berusaha menahan Tae Mu agar tidak mengejar Se Na. Se Na berhasil masuk ke mobil Yi Gak. Tae Mu marah dan minta Se Na keluar dari situ. Yi Gak justru minta Se Na segera pergi.
Tae Mu berusaha melepaskan diri dari Yi Gak. Lepaskan aku! Lepaskan.
Joseon 3 tiba juga dan Yi Gak menyuruh mereka mengantar Se Na ke RS.
Tae Mu sadar kapalnya pergi, ia mengejar kapal itu. Yi Gak mengejar Tae Mu dan keduanya berkelahi. Tae Mu melarikan diri.
Tae Mu berhasil memukul Yi Gak dengan papan. Ia ingin menghabisi Yi Gak. Tiba2 Tae Mu berhenti dan tanya, kau..apa kau punya perkataan terakhir?
Yi Gak tanya kenapa Tae Mu membunuh Yong Tae Yong.
Tae Mu : Kalau kau tahu kebenarannya, kau benar2 harus mati disini. Apa kau ingin tahu?
Aku pergi naik kapal dengan Tae Yong di New York. Tapi si brengsek itu benar2 membuatku kesal. Lalu aku memukulnya sekali dan ia jatuh ke dalam air. Tapi aku tidak ingin menyelamatkannya. Dalam hatiku, aku selalu berharap kalau ia akan menghilang.
Tapi, soal aku bertemu Tae Yong di New York, adalah hal yang tidak diketahui siapapun. Itulah mengapa kau juga harus lenyap.
Tae Mu akan memukul Yi Gak, tapi bisa dihindari dan keduanya berkelahi lagi.
Polisi datang, Yong Tae Mu! Kau ditangkap karena penipuan dan percobaan pembunuhan! Polisi menahan Tae Mu.
Tae Mu teriak2 : Ditangkap? ditangkap? Apa kalian punya buktinya? Apa kalian punya buktinya?!
Yi Gak mengeluarkan rekaman, ini rekamannya saat mengaku telah melakukan percobaan pembunuhan pada Yong Tae Yong.
Tae Mu : Lepaskan!!
Se Na siap dioperasi. Ia melihat Park Ha yang tidur di sampingnya.
Se Na mengulurkan tangan menggenggam tangan Park Ha. Lalu menangis.
Yi Gak berdiri di samping Park Ha. Operasi selesai. Park Ha sadar. Yi Gak tanya apa Park Ha sudah sadar, apa Park ha mengenalinya?
Park Ha : Yang Mulia..apa kau baik-baik saja?
Yi Gak : Dasar bodoh, kondisimu seperti ini dan kau masih mencemaskan diriku?
Saat kau tertidur, aku juga tidak bisa hidup. Jangan melakukan hal seperti ini lagi, mulai sekarang jika ini demi kau, aku akan melakukan segalanya.
Park Ha mengulurkan jari kelingkingnya. Yi Gak heran, apa ini?
Park Ha : Kalau kau tidak memegang janjimu, kau mati.
Yi Gak mengulurkan jari kelingking, aku janji.
Park Ha : Cap-nya.
Keduanya mengatupkan jempol mereka.
Yi Gak menemui Presiden (cie...) Pyo Taek Soo. Sekarang dasinya ganti, tidak pakai kupu2 lagi haha.
Yi Gak minta Pyo menjaga perusahaan sampai Yong Tae yong bangun.
Pyo : Karena menjadi cucu yang baik untuk mendiang Presdir kami, aku sangat berterima kasih padamu. Bagi kami, kau adalah Yong Tae Yong asli.
Keduanya tersenyum dan berjabat tangan.
Se Na menemui Park Ha, aku lega kau bisa pulih dengan cepat. Aku minta maaf.
Park Ha : Eonni, aku hidup karena dirimu. Terima kasih.
Se Na : Aku akan pergi ke kantor polisi.
Se Na menggenggam tangan Park Ha, tetaplah sehat.
Se Na berbalik dan jalan pergi. Park Ha berseru, eonni, aku akan menunggumu. Se Na tersenyum pada Park Ha.
Se Na sampai lobi RS dan ternyata dua ibunya menunggu Se Na disana. Se Na tampak malu, aku akan pergi sendiri saja.
Jang : Se Na, apapun kesalahan yang sudah kau lakukan, sebagai ibumu, kami bisa mengerti itu dan kami bisa menerimanya. Kami akan selalu berdiri di pihakmu.
Man ok : Karena kau menyelamatkan nyawa Park Ha, hutangnya sudah terbayar. Polisi juga akan mempertimbangkan itu. (Untuk pengurangan hukuman)
Kau memiliki dua orang ibu paling kuat di Korea, apa yang kau cemaskan? Jangan khawatir.
Se Na tidak tahan lagi, ia menangis tersedu-sedu. Kedua ibunya memeluk Se Na erat-erat.
Yi Gak bertemu Joseon 3. Mereka sadar kalau waktu untuk pulang ke Joseon akan semakin dekat. Chi San ingin membayar kebaikan Park Ha selama ini pada mereka. Yong Seol setuju.
Yi Gak : Tagihan RS-nya besar, apa ada yang bisa kita lakukan untuk membantunya?
Joseon 3 ingin mulai kerja paruh waktu. Park Ha nuna selalu terluka dan menderita karena kita.
Man Bo : Bagaimana kalau kita membuka toko untuknya?
Yong Seol : Aku juga punya pikiran sama.
Yi Gak : Toko...
Joseon 3 ikut syuting film drama sageuk. Adegan laganya kurang bagus, Yong Seol maju dan menawarkan diri mencoba. Ia tentu saja bisa melakukan adegan dengan bagus. Semua tepuk tangan.
Chi San memainkan gayageum di jalan dan semua mengaguminya. Mereka memberikan bunga dan uang.
Man Bo menulis skenario untuk film Yong Seol. Yong Seol jadi terkenal dan fotonya mulai tersebar.
Mereka akhirnya bisa membuka toko untuk Park Ha. Ceritanya salah satu cabang Hollys Coffee haha..
Park Ha akhirnya keluar dari RS. Di mobil, Joseon 3 memberi selamat pada Park Ha. Park Ha senang dan berterima kasih pada mereka.
Chi San : Aku sibuk sekali hari ini, jadi aku bahkan tidak punya kesempatan untuk makan. Aku harus makan ini.
Chi San makan burger. Man Bo heran, apa kau memang harus makan sekarang di tempat sempit ini? Yong Seol juga berkata tidak bisa menekuk lengannya.
Park Ha tanya apa Chi San mau tukar tempat duduk dengannya, tapi Man Bo berkata tidak apa, aku akan bergeser sedikit lagi.
Suasana dalam mobil benar2 ceria. Lalu mereka masuk ke terowongan dan Man Bo teriak, Yang Mulia! Pejabat Do telah menghilang! Dia baru saja menghilang!
Yi Gak menghentikan mobil, ia dan Park Ha menoleh dan tampak pucat. Semuanya syok.
Yi Gak : Chi San!
Mereka pulang dan Man Bo mencemaskan Chi San, aigoo ini tidak bagus, saat ia pulang, ia hanya mengenakan celana pendek dan sendal.
Man Bo dan Yong Seol sepakat untuk menyiapkan baju mereka yang pantas untuk pulang. Mereka mengingatkan Yi Gak untuk menyiapkan bajunya juga.
Yi Gak minta semuanya tenang. Jangan terlalu panik.
Lalu Yong Seol menyadari kalau Chi San menghilang dari foto mereka bersama.
Aneh juga, datang sama-sama kenapa pulang sendiri-sendiri haha..
Park Ha duduk di luar dan mengirim sms serta video mail ke Yi Gak.
Yi Gak membukanya : Yang Mulia, saya mengundang anda datang dan melihat pemandangan malam. (gaya Joseon banget haha)
Lalu videonya : Idiot, aku menunggumu. Cepat datang. (haha..masa kini banget.)
Yi Gak tersenyum geli.
Park Ha menunggu Yi gak dan memanggilnya, Yi Gak-ssi. Yi Gak ssi, kau hanya perlu mengatakan mmm saja. Apa kau mengerti?
Yi Gak heran kenapa Park Ha memanggilnya Yi Gak-ssi, itu kesannya aneh.
Park Ha mengingatkan Yi Gak : mmm.
Park Ha : Yi Gak ssi, kau menyukaiku, ya kan?
Yi Gak : mmm
Park Ha : Aku juga, aku juga menyukai Yi Gak.
Park Ha menutup matanya, Menikahlah denganku. Woa..Park Ha melamar Yi Gak.
Yi gak terkejut, seumur hidup mana mungkin ada cewek Joseon yang berani mengatakan ini padanya haha..Park ha membuka matanya dan berkata, menikahlah denganku. Aku melamar dirimu, apa kau tidak tahu apa artinya lamaran? Untuk meminta seseorang menikah. Apa tidak ada di Joseon? Kau hanya perlu berkata ..mmm.
Yi gak diam saja, lalu minta Park Ha mengikutinya.
Yi Gak mengajak Park Ha ke toko barunya. Ia masuk dan menyalakan lampu. Ini jawabanku.
Park ha bingung, apa ini? Yi Gak menjelaskan, kau adalah orang yang akan terus hidup di sini sementara aku harus pergi. Mulai sekarang kau harus hidup untuk dirimu sendiri.
Park Ha, demi dirimu aku sudah menyiapkan toko ini untukmu.
Park Ha menangis, siapa yang meminta kau melakukannya.
Yi Gak : Chi San sudah pergi, aku tidak tahu kapan aku akan pergi..
Park Ha memotongnya, itulah mengapa kukira kita harus melakukannya. Ayo kita lakukan seperti orang lain. Apa kau pikir, kalau orang menikah, mereka berharap akan hidup bersama selama 100 atau 200 tahun? Bagiku, bahkan sehari saja sudah cukup.
Yi Gak : Kenapa kau sangat keras kepala?
Park Ha : Yang Mulia, jika setiap pernikahan punya akhir sedih, hanya masalah waktu kapan kita berpisah. Kita tidak bisa apa-apa, selain mencemaskannya. Aku tidak ingin kita menjadi pengecut yang mencemaskan hal2 tidak berguna. Aku benar2 ingin melakukan semua yang dilakukan orang lain.
Jika ini memang takdir kita kalau cinta kita harus berhenti di tengah jalan, maka tidak ada yang bisa kita lakukan.
Yi Gak : Kenapa kau ingin memiliki kenangan yang begitu menyakitkan?
Park Ha : Kenapa itu menyakitkan? Aku ingin memiliki kenangan kalau aku menikah denganmu. Jika aku akan menikah, aku ingin menikah denganmu.
Yi Gak : Aku ingin melihatmu hidup dengan baik disini. Aku tidak ingin mencemaskan bagaimana kau akan menghidupi dirimu.
Park Ha : Jika hatiku kosong, apa gunanya menggunakan tubuhku untuk hidup dengan baik?
Aku bisa hidup dengan baik bahkan tanpa bantuanmu. Aku sudah hidup seperti itu sejak lama. Kita menikah saja.
Yi Gak : Jangan keras kepala.
Park Ha menangis dan pergi. Yi Gak memanggilnya, Park Ha!
Park Ha melampiaskan kekesalannya dengan mencuci. Yong Seol dan Man Bo mengintipnya. Keduanya membawa ransel besar.
\
Mereka menghadap Yi Gak dan berkata sangat mencemaskan Park Ha. Karena dia bekerja terus sepanjang waktu. Padahal dia belum pulih benar.
Yong Seol tanya apa terjadi sesuatu antara Yang Mulia dengan Park Ha.
Yi Gak tidak menjawab, hanya tanya apa yang mereka bawa. Man Bo dan Yong Seol sengaja membawa barang2 untuk berjaga-jaga, siapa tahu mereka tiba2 pulang ke Joseon.
Man Bo tiba2 berlutut : Pelayan anda ingin bertanya sesuatu. Apa mungkin karena Yang Mulia menyiapkan diri kembali ke Joseon sehingga anda menjauhi Park Ha?
Yong Seol juga berlutut : Sebagai seorang pria, anda tidak boleh melakukan ini.
Yi Gak duduk dan memikirkan lagi lamaran Park Ha.
Yi Gak mendekati Park Ha, ia membuang cucian Park Ha. Sampai kapan kau akan melakukan ini padaku sebelum kau merasa lebih baik?
Yi Gak teriak : Baik! Lakukan saja apapun yang kau inginkan! Apapun yang kau inginkan! Jika itu memang yang kau inginkan, aku akan melakukan sesuai keinginanmu!
Park Ha : Melakukan apa yang kuinginkan? Kau bahkan tidak mengerti apa yang ada dalam hatiku.
Yi Gak : Idiot. Aku berkata, ayo kita menikah. Kalau itu memang maumu.
Park ha senang sekali. Ia melompat ke pelukan Yi Gak. Yi Gak akhirnya tersenyum, ia mengangkat Park Ha dan mengayun-nya berputar-putar.
Yi Gak mengajak Park Ha ke istana lagi. Ia jalan di atas kolam Bu yong. Kolam lotus ini adalah tempat favoritku di Joseon. Tanah yang kita injak sekarang adalah tanah yang sama yang biasa aku jalani.
Dulu maupun sekarang, hanya ini satu2nya yang belum berubah dari tempat ini.
Park Ha tampak kurang sabar, kau tahu kalau kita sibuk menyiapkan pernikahan kan?
Yi Gak : Ada satu hal disini yang berbeda, yaitu kau. Saat di Joseon, kau tidak seberisik ini.
Park Ha cemberut, benarkah?
Yi Gak ketawa, tapi dulu dan sekarang, kau tetaplah cantik. Yi Gak menarik Park Ha dan menciumnya. Ia mengajak Park Ha ke satu tempat.
Yi Gak menunjukkan paviliun lotus yang juga tidak berubah. Park Ha tahu itu, ini istana, pasti tidak ada yang diubah. Kita benar2 tidak punya waktu, apa kita bisa datang lain waktu?
Yi Gak melihat sekeliling, lalu mengambil sesuatu dari bawah batu. Park ha terkejut, kau sedang apa? Cepat keluar.
Yi Gak menunjukkan sesuatu, seperti bulatan kecil, ini okwanja (Okwanja = kancing yang ada di ikat kepala pria)
Park Ha : Okwanja?
Yi Gak : Kancing dari batu giok yang dijahit ke ikat kepala pria.
Park Ha : Oh yang kau letakkan di dahimu?
Yi Gak : Aku menyembunyikan ini disini 300 th lalu saat aku main disini waktu masih anak2. Aku menyembunyikan okwanja dibawah batu. Ini adalah hadiah pernikahan. Artinya 300 th lalu, aku menyiapkan hadiah ini untukmu.
Park Ha : Artinya, ini hadiah yang harus kutunggu selama 300 th sebelum mendapatkannya?
Park Ha melepas kalungnya dan menjadikan okwanja itu sebagai liontin-nya. Ia minta Yi Gak membantunya mengenakan kalung.
Yi Gak mengajak Park Ha melihat aula untuk pernikahan mereka. Park Ha memujinya, kau berhasil mendapatkannya. Yi Gak berkata Man Bo dan yong Seol yang memesankan aula ini.
Mereka masuk dan mencoba jalan di gang bersama Yong Seol dan Man bo.
Yi Gak heran melihat mereka, apa tas kalian tidak berat? Keduanya harus membawanya, meskipun berat untuk jaga-jaga.
Yong Seol tanya apa Park Ha suka dengan gedungnya. Park Ha mengaguminya, bagaimana kau bisa mendapatkan gedung sebagus ini?
Yong Seol : Kami tidak menemukannya, kau hanya beruntung.
Park Ha : Tapi, ada satu tempat lain dimana aku benar2 ingin menikah.
Mereka masuk lift, lalu lampunya mati dan hidup. Yong Seol dan Man bo menghilang.
Park Ha dan Yi Gak terkejut, mereka langsung bergandengan tangan.
Park Ha menggenggam tangan Yi Gak erat2, bahkan saat mereka makan. Park Ha senang makan di resto ini, kita harus sering datang kesini dulu.
Yi Gak : Apa tidak sebaiknya kita melepaskan tangan?
Park Ha : Apa sakit? Tapi bagaimana kalau kau tiba2 menghilang? Tapi jika kau merasa tidak nyaman, tidak apa kalau mau dilepaskan.
Yi Gak : Tidak, tidak apa-apa.
Keduanya tetap bergandengan tangan. Park Ha bahkan menyuapi Yi Gak.
Malamnya, mereka tetap tidur sekamar sambil bergandengan tangan.
Park Ha ingin tahu apa Chi San, Man Bo, dan Yong Seol telah kembali dengan selamat di Joseon?
Yi Gak : Aku yakin mereka selamat.
Park Ha : Kalau saja mereka bisa telp.
Yi Gak : Idiot.
Park Ha : Idiot adalah kata2ku. Itu caraku memanggilmu.
Yi Gak : Terima kasih.
Park Ha : Jangan mengatakan itu.
Yi Gak : Aku minta maaf.
Park Ha : Jangan mengatakan itu.
Yi Gak : Aku mencintaimu.
Park Ha : Lagi...katakan lagi.
Yi Gak : Aku mencintaimu.
Park Ha menangis : Lagi, katakan lagi.
Yi Gak : Aku mencintaimu.
Park Ha memeluk Yi Gak erat-erat.
Paginya, mereka sudah siap untuk upacara pernikahan. Park Ha mengenakan gaun pengantin yang sederhana dan cute. Yi Gak dengan setelan tanpa dasi. Oh dear..keduanya benar2 serasi.
Park Ha memberikan kalung untuk Yi Gak sebagai hadiah pernikahan. Yi Gak berkata tidak membutuhkan hadiah.
Tapi Park Ha berkata ia tidak ingin menjadi satu2nya yang menerima hadiah.
Park Ha minta agar Yi Gak terus mengenakannya dekat dengan hatinya. Yi Gak janji.
Halaman Rooftop apartment mereka sudah dihiasi bunga2 dan siap untuk upacara pernikahan. Tidak ada tamu, tidak ada musik, hanya mereka berdua.
Yi Gak dan Park Ha jalan menuju altar. Park Ha berjanji, aku menerima Yi Gak sebagai suamiku.
Yi Gak : Aku menerima Park Ha sebagai istriku.
Bersama-sama : Kami akan selalu mencintai dan menghormati satu sama lain. Sampai kami mati, kami akan bersama selamanya.
Kami berjanji.
Bukan upacara pernikahan resmi tentu saja, tapi janji ini adalah janji yang akan terikat selama ratusan tahun. Sekarang, kelak, atau 300 tahun yang lalu mereka akan tetap bersama.
Yi Gak mendekat dan mencium Park Ha. Tiba2 tubuh Yi Gak mulai memudar.
Yi Gak tersenyum dan mengangguk pada Park Ha.
Park Ha juga mengangguk, lalu menangis.
Yi Gak mengulurkan tangan, ia ingin menghapus air mata Park Ha, tapi tidak bisa. Yi Gak juga menangis.
Lalu menghilang. Just like that.
Park Ha tertegun, sunyi..tidak ada siapapun. Apa kau sudah pergi? Kata-kataku...apa kau bisa mendengarnya?
Park ha menangis, buket bunganya jatuh. Aku seharusnya mengatakan selamat tinggal. Seperti orang bodoh, aku tidak bisa mengatakan apapun. Aku seharusnya mengatakan selamat tinggal dan jaga dirimu.
Park Ha melihat ke segala arah sambil menangis. Sekarang Park Ha benar2 sendiri.
RP [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16], [17], [18]
Bonus :
Sisters
© Angelica Machado
© Angelica Machado
God sent us to be sisters
So we can be best of friends
To be there for one another
Even when there is pain
I thank the Lord for sending my sisters to me
For whom I truly love and care
We shared so many things together
Like laughter and some scares
It’s funny how we sometimes argue
I guess its normal, in this world
But, having you as my sister
Means more to me, more than you'll ever know
I wouldn’t trade you for anything
I will never let go
As our friendship continues to grow
So will my love for you
Just always remember you can talk to me
I'll be the best friend you ever knew
(sisters poem)
So we can be best of friends
To be there for one another
Even when there is pain
I thank the Lord for sending my sisters to me
For whom I truly love and care
We shared so many things together
Like laughter and some scares
It’s funny how we sometimes argue
I guess its normal, in this world
But, having you as my sister
Means more to me, more than you'll ever know
I wouldn’t trade you for anything
I will never let go
As our friendship continues to grow
So will my love for you
Just always remember you can talk to me
I'll be the best friend you ever knew
(sisters poem)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.